19

3.2K 213 1
                                    

Awal tahun adalah awal yang baru bagi setiap orang. Termasuk dirinya. Resolusi sederhana miliknya hanyalah satu, pertemukan segera dirinya dengan seseorang yang selama ini ia cari. Prinsip hidup Regina sangat sederhana, tidak perlu sempurna, tapi akan selalu ada.

Regina menggosok-gosokkan rambutnya yang basah dengan handuk. Setelah menjalani pekerjaan seharian penuh, membasuh tubuhnya dengan air hangat merupakan hal terbaik yang bisa ia lakukan. Kemudian ia membuat lilitan untuk membungkus rambutnya yang masih setengah basah dengan handuk mandinya. Hingga kini ia nampak seperti raja Arab dengan sorban di kepalanya.

Handphone nya berdering di nakas dekat tempat tidurnya. Regina pun segera meraihnya. Siapa pula yang akan menghubunginya larut malam begini? Hal pertama yang ia lakukan setelah mengetahui pengirim pesan tersebut adalah tersenyum lebar, kemudian merasakan ada kupu-kupu di dalam perutnya yang menggelitik hingga Regina harus melompat-lompat dan berguling di kasurnya. Setelah satu bulan lamanya mereka tidak berbagi kabar, ada angin apa Martin menanyakan kabarnya?

Regina G
Baik baik aja. Ada yang bisa dibanting?

Martin yang mendapat balasan secepat kilat pun tersenyum membaca pesan balasan dari Regina. Gadis ini selalu punya caranya sendiri untuk menghadapi dirinya yang dingin dan kaku.

Martin
Nggak apa-apa. Gue udah baca bukunya. Tapi panjang banget.
Mungkin minjemnya masih agak lama.
Gpp ya?

Regina G
Santaiiii sih. Kayak sama siapa aja lo..

Martin menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Ia menutar otaknya. Jawaban apa yang harus ia ketik untuk membalas pesan Regina. Selama ini ia tidak pernah repot-repot mencari topik, wanita yang bertukar pesan dengannya dengan sangat rela mengajak Martin mengobrol dari pagi hingga pagi lagi dengan topik pilihan mereka. Namun kini ia dihadapkan pada gadis yang berbeda. Ini Regina. Gadis tangguh yang sederhana saat ini mencuri seluruh pikirannya namun Martin masih belum berani mengungkapkannya.

"Masa iya gue nanya dia udah makan atau belom?" tanya Martin pada dirinya sendiri. Ia mengetik, menghapus lagi, kemudian mencoba kembali dan menghapusnya lagi. Sudah lima menit semenjak chat terakhir Regina, Martin tidak tau topik apa yang harus ia suguhkan. Ia hanya rindu pada gadis itu.

Martin
Lo suka astronomi?

Bahasan macam apa ini?

Regina G
Eh, tau darimana? Suka bangeeet.
Ngeliatin bintang-bintang kayak waktu di Jogja.

GOTCHA! Hal yang ia sukai ternyata juga disukai oleh Regina. Dengan begini akan lebih mudah berbasa-basi. Maka sepanjang malam Martin menyuguhkan bahasan tentang astronomi, NASA, dan beberapa pengetahuan alam semesta yang disambut baik oleh Regina. Keduanya berbincang sampai larut malam. Ditengah kesibukan Martin membalas pesan Regina, Bunda melihat dari sisi pintu kamar Martin yang terbuka. Ia pun tersenyum melihat Martin yang kelihatan sedang kasmaran. Pasti karena gadis yang waktu itu, pikirnya.

"Gin.. Gina!" panggil Zack. Regina yang sedang berjalan sambil bergandengan tangan menoleh. Mendapati mantan kekasihnya berdiri di hadapannya. Wajah Zack terlihat lesu dan merasa bersalah. Namun Regina hanya terpaku. Ada sebuah tangan yang menahan langkahnya seakan berbicara, "Jangan kesana. Ada gue disini"

GUBRAK!
Regina terjatuh dari kasurnya. Ia kemudian mengaduh sambil memegangi kepalanya yang lebih dulu mendarat. "Aduuuuhhh.." katanya. Regina kemudian merangkak naik ke kasur sambil terus mengusap kepalanya yang sakit. "Mimpi macem apaan, sih? Udah jadi mantan masih aja nyakitin! Heran" omel Regina dengan setengah sadar. Mengapa ia harus mengimpikan Zack setelah bertahun-tahun laki-laki itu hilang dari hidupnya.

Masih ada sisa waktu 18 hari lagi sebelum Regina akan bertemu lagi dengan Zack. Sebenarnya ia biasa saja. Regina hanya perlu datang, menyalami Monika dan Sam kemudian pasti para mantan sahabatnya akan menyapa satu per satu dan yang harus ia lakukan hanyalah memasang senyum palsu. Meskipun ia akan datang sendirian, tapi melakukan hal itu tidak akan memakan waktu sampai berjam-jam.

Semudah itu ia memikirkan semuanya sembari membeli tiket pesawat serta memesan hotel selama di Jakarta. Tidak ada keraguan sedikitpun di benaknya untuk menampakkan diri pada orang-orang yang dulu 'menyakitinya'. Diantara keempat sahabatnya, Monika adalah orang paling baik hati dan kedekatan mereka memang menjadi salah satu pengikat keduanya. Dahulu, Monika dan Regina tinggal di kost yang sama. Kemudian ada Lexy, cewek bertubuh bongsor namun menawan dan sangat pintar ini terlihat keras namun Lexy adalah satu-satunya orang yang masih bertanya hal-hal kecil saat semua orang menjauhi Regina. Meskipun Regina tau itu hanya sekedar basa-basi belaka. Selanjutnya ada Tere, cewek rebel yang dikenal sebagai player. Hampir seluruh cowok tampan di kampus dulu pernah menjadi kekasihnya. Walaupun setengahnya hanya berakhir di one night stand. Dan yang terakhir adalah Becca. Cewek berkacamata ini pernah menjadi favorit Regina karena Becca sangat baik terhadapnya. Namun, entah mengapa Becca menjadi orang paling jahat yang membantu Prita untuk menyebarkan gossip perihal dirinya. Bahkan Becca bisa dibilang salah satu dalang semua kekacauan ini. Regina yakin, ketika Becca melihatnya, maka cewek itu tidak akan segan menghujani Regina dengan tatapan sinis dan tajam. Persis seperti terakhir kali Regina muncul di kampus. Kemudian berakhir dengan Regina menangis sepanjang perjalanannya dari kampus menuju ke rumahnya.

Oh! Prita. Entah apa yang akan dilakukan Prita saat mereka bertemu lagi. Terakhir kali Regina tau bahwa Prita seringkali melihat semua hal yang Regina posting di akun medsos-nya. Yang pasti Regina akan bersikap anggun serta mengangkat dagu setinggi-tingginya sambil membalas tatapan buruk semua orang dahulu. Ia akan berdiri paling tegap dengan baju paling indah dan riasan sempurna. It's time to revenge, baby.

"Tiket pesawat, udah. Hotel juga udah" ujarnya sambil meletakkan handphone di nakas samping tempat tidurnya. Semua akan baik-baik saja, Regina. Sudah saatnya mereka melihat bahwa kamu jauh lebih baik sekarang.

Dan Zack, cowok itu harus tau bahwa berakhirnya hubungan mereka tidak membuat dunia Regina hancur. Bahkan Zack harus melihatnya tampil dengan sesempurna mungkin dan membuat laki-laki itu sadar bahwa meninggalkan Regina adalah suatu kesalahan terbesar di hidupnya. Karena pengkhianat dan perusak hubungan orang adalah pasangan yang serasi. Maka biarkanlah keduanya hancur bersama. Sudah cukup derita batin Regina. Ini harus berakhir.

****

Martin merebahkan dirinya di kasur setelah melalui berjam-jam perjalanan dari kantor ke rumahnya. Tubuhnya lelah sekali hari ini. Rasanya untuk mandi pun ia tak sanggup. Kemudian Bunda muncul di depan pintunya. Melihat anak laki-lakinya terlihat lelah, ia tersenyum. "Nak, sudah makan?" tanyanya. Martin yang sedikit terkejut, menoleh dan mendapati Bunda sedang memandangnya dari depan pintu. "Belum, Bun. Capek banget jalanan super macet" jawab Martin. "Bunda bikinin kamu ayam jamur. Kesukaan kamu kan? Makan dulu, ya nak" kata Bunda. Martin mengangguk.

Ketika Bunda nya hendak melangkah pergi, Martin bangkit. "Bun, mau curhat" katanya. Bunda pun menoleh dan tersenyum, "apa ini tentang cewek yang waktu itu?".

 Bunda pun menoleh dan tersenyum, "apa ini tentang cewek yang waktu itu?"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Visual yang paling mendekati Regina. Rambut hitam yang tidak terlalu panjang dan make-up seadanya.

ReveuseTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon