YOU

3.2K 235 4
                                    

⚠️⚠️⚠️
Alert! Part ini mengandung ke-uwu-an. Dimohon untuk tidak membaca sambil maskeran atau pun sambil gigit bantal.

Martin menyodorkan sebuah helm pada Regina yang disambut dengan senyuman gadis itu. Motor yang sudah Martin persiapkan untuk mengajak Regina berkeliling dan menuruti semua permintaan gadis itu. Regina mengenakan helm tersebut kemudian naik keatas motor. Ia berpegangan pada besi yang terletak dibagian belakang. "Sesuai aplikasi, ya?" tanya Martin yang diikutin oleh tawa ringannya. "Iya, sesuai aplikasi ya mas" jawab Regina yang kemudian tertawa.

 "Iya, sesuai aplikasi ya mas" jawab Regina yang kemudian tertawa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pemberhentian pertama, toko bakpia. Seperti yang sudah dijanjikan Martin sejak lama. Sesaat setelah tiba, Regina langsung turun dari motor dan tersenyum kegirangan. "Finally! Bakpiaaa" ujarnya. Gadis itu pun segera masuk ke dalam toko diikuti oleh Martin yang menggelengkan kepalanya berulang kali karena melihat tingkah Regina yang cukup menghibur. Martin bertugas untuk membawa keranjang belanjaan. Tidak, sebenarnya Martin merampasnya dari tangan Regina tiga menit yang lalu. Dengan alasan "biar gue yang bawa. Nanti susah milihnya kalo sambil bawa ginian". Regina pun tentu saja tidak protes. Hanya saja baginya cukup aneh, mengingat ia selalu melakukan semuanya sendiri.

"Ini nggak sekalian?" tanya Martin. "Nggak, lah. Udah kebanyakkan itu. Nanti berat" kata Regina yang langsung menarik Martin ke kasir. Ia pun segera membayar seluruh belanjaannya dan dengan sigap Martin mengambil satu buah box berisi belanjaan Regina. Penjaga kasir pun tersenyum melihat keduanya. Melihat betapa Martin sangat perhatian, ia bisa membayangkan betapa beruntungnya gadis ini memiliki Martin sebagai kekasihnya. "Pacarnya tampan sekali, mbak" kata ibu-ibu paruh baya, sang penjaga kasir sambil tersenyum. Regina pun tersenyum tipis diikuti oleh pandangan aneh Martin padanya. "Bukan pacar saya, bu" jawab Regina tahu diri. Martin pun segera kembali ke motor sudah lengkap dengan helmnya dan box tersebut ia letakkan di sela-sela kedua kakinya.

"Sorry" kata Regina. "Kenapa minta maaf?" tanya Martin. "Semua orang jadi salah paham tentang kita" kata Regina. Martin hanya terdiam dan mengangkat bahunya. Kalau suka sama lo adalah kesalahan, gue rela salah terus, kata Martin dalam hatinya. "Kita titip ini dulu di resepsionis hotel, ya" kata Martin. Regina pun mengangguk sambil naik keatas motor.

Senja di Yogyakarta hari ini adalah senja terbaik yang pernah ada di hidup Regina. Berada disini bersama Martin dan menikmati angin sore berduaan di atas motor. Nikmat mana lagi yang harus didustakan?

 Nikmat mana lagi yang harus didustakan?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
ReveuseDonde viven las historias. Descúbrelo ahora