Bagian 11 | Baper jangan?

90.6K 6.8K 145
                                    


CEWEK dengan kuncir kuda itu memakan makanannya sembari memainkan ponsel Nessa. Bintang mendengus pasrah sedari tadi ia menunggu pesan dari seseorang. Entahlah rasanya kesal sekali dengan Langit yang tak kunjung membalas pesannya.

"BINTANG."

Panggilan keras itu membuat Bintang refleks menoleh ke belakang. Gadis itu menatap cowok yang tengah berjalan mendekatinya dengan kening yang berkerut.

"Iya kenapa?" wajahnya menatap bingung pada Arga yang notabe nya adalah sekertaris Magma yang akan lengser tahun ini.

"Nih." Arga mengulurkan sebuah kantong yang berisi coklat.

"Dari cowok lo," lanjutnya.

"Siapa?"

"Emang cowok lo berapa sih. Itu dari Magma." cowok itu berujar lalu segera berlari meninggalkan Bintang.

"Lo jadian sama kak Magma?" Tanya Nessa.

"Njir yang bener Bin?" Tanya Sasa.

Bintang tersenyum penuh arti kepada teman-temannya.

"Menurut kalian?"

"Njir ngapain lo nikung gue?"

"Halu lo." Nessa menoyor kepala Sasa.

"Ceritain selengkap-lengkapnya titik," ujar Sasa.

"Iya bener."

"Ayo Bin ceritain." Nessa mengguncang tangan Bintang.

"Ceritain, cepetan!"

Akhirnya dengan penuh keterpaksaan Bintang menceritakan semuanya dari awal ia di ajak oleh Magma untuk pergi malam mingguan dengan Magma bagaimana dia di tembak. Bintang tak henti-hentinya tertawa, membuat cowok-cowok yang sedang berada di kantin yang tak sengaja lewat menatap Bintang cowok-cowok itu hanya ingin melihat senyum Bintang yang manisnya melebihi gula.

Nessa membuka ponselnya lalu keningnya berkerut saat banyak notifikasi dari instagram. Nessa memuncratkan air jus yang sudah ia masukkan tadi.

"Jorok banget sih lo." Sasa mengusap wajahnya yang terkena.

"Tau lo." Bintang menatap heran kea rah sahabatnya yang tengah melotot melihat sesuatu.

"Kok bisa?" Tanya Nessa.

"Apaan?" Tanya Sasa.

"Woy kenapa?" Tanya Bintang.

Karena tak kunjung mendapat jawaban akhirnya Sasa merampas ponsel Nessa dan matanya langsung melotot seketika.

"Apaan sih?" Tanya Bintang yang juga penasaran. Ia merebut ponsel milik Nessa.

Sama seperti Nessa dan Sasa. Bintang juga kaget setengah mati melihat berita menganai hubungannya dan Magma yang kini berstatus sebagai seorang kekasih dan mereka ramai di perbincangkan di Gc sekolah.

"Bintang." Bintang menengok ke arah samping mendapati Magma yang sudah tepat berada di sampingnya.

"Kak Magma" lirih Bintang.

"Iya."

Magam duduk di dekat Bintang membuat semua siswa menjerit melihat Magma tersenyum. Termasuk kedua sahabatnya Bintang yang terlihat menggigit jari melihat mereka berdua.

"Gue ikut gabung ya," ucap Magma duduk di antara cewek-cewek tersebut.

"Coklat udah dikasih?"

Bintang mengangguk.

Kening Bintang berkerut, mungkin Magma tidak tahu jika Bintang alergi coklat. Cewek itu hanya tersenyum lalu mengambilnya.

"Tau nggak kenapa gue kasih lo coklat?" tanya Magma, Bintang menggeleng.

"Karena coklat itu manis dan kalau misalnya gue kasih coklat, wajah manis lo bakalan bertambah makin manis," sambung Magma sambil terkekeh.

"Ketawa, boleh nggak?"

"Ketawa aja, lo tambah cantik kalo ketawa." Bintang tertawa pelan.

"Baper jangan?"

"Baper aja gue orangnya bertanggung jawab kok."

"Iya deh iya ketua osisnya SMA Pelita." Dan setelah itu mereka berdua tertawa bersama.

...

Bintang berjalan keluar kelas setelah merasa bahwa sekolah sudah tidak seramai tadi.

"Hay," sapa Magma dan Bintang menjawabnya dengan senyuman lebar.

"Pulang bareng?" Bintang mengangguk.

Bintang kembali merasakan detak jantungnya berdetak kencang saat Magma menggenggam tangannya.

Mereka masuk ke dalam mobil Magma lalu mobil Magma berjalan meninggalkan pekarangan sekolah.

"Mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?"

"Katanya tadi mau langsung pulang," cibir Bintang.

Magma terkekeh.

"Jadi jalan-jalan gak?" Tanya Magma.

"Jadi dong." Bintang berteriak semangat.

"Langitnya bagus ya. Nggak rugi dong gue ngajak lo kesini?" Tanya Magma sembari melihat langit. Mereka berdua tengah berada di taman sambil menikmati senja yang akan berpulang ke tempat peristirahatnnya dengan permen lollipop yang mereka makan.

"Iya." Bintang menoleh ke arah Magma.

"Makasih." Satu kata yang keluar dari bibir Magma.

"Hah? Makasih buat apa?" Bintang jadi gugup.

"Udah jadi pacar gue." Bintang merasa ada sesuatu yang melingkar di pinggangnya ternyata Magma tengah memeluknya dengan erat.

LANGIT (On Going)Where stories live. Discover now