Bagian 1| Langit pembawa sial

231K 14.5K 1K
                                    

Kalau mereka suka aku dibiarin aja. Toh aku juga nggak pernah minta sama Tuhan untuk terlahir menjadi cowok ganteng.



"GILA lo Lang. Lo mutusin si Tasya di depan banyak orang kayak gitu, sakit hati banget kayaknya," ucap Daffa yang tengah duduk di kursi kantin di hadapan Langit.

Sedangkan cowok yang dipanggil dengan nama Langit hanya tersenyum miring.

"Lo kayak nggak tau Langit aja. Bagi dia mau nembak, putus, selingkuhin cewek adalah hal yang biasa," balas Raka sambil fokus memainkan game online-nya.

"Target lo selanjutnya siapa Lang?" tanya Daffa.

"Liat siapa nanti," ujar Langit sambil tersenyum.

"LANGIITT!!!"

Bintang berteriak memanggil cowok yang sedang asyik mengobrol di kantin bersama kedua temannya. Mendengar teriakan Bintang, sontak mereka mengalihkan pandangan ke arah Bintang yang tengah berjalan menuju mereka. Sedang, Langit cowok itu dengan segera mengambil ancang-ancang untuk lari mengaburkan diri untuk menghindari amukan Bintang.

"Jangan berani coba-coba buat satu langkah aja keluar dari kantin atau gue bakal telen kepala lo mentah-mentah," ujar Bintang dengan tatapan tajam yang ia berikan kepada Langit. Dilihatnya Langit yang kembali mendudukkan bokongnya di bangku yang ia duduki tadi.

"Lo nggak punya perasaan banget sih jadi cowok." Langit meringis sebab gadis itu kini tengah menjewer telinga Langit.

"Aduh duh Bin ... lepasin dong gue kan gak pernah nyakitin lo." Bukannya melepaskan jewerannya, Bintang justru semakin gencar menjewer telinga Langit.

"Lo emang gak nyakitin gue tapi kenapa lo putusin Tasya di depan umum?" sahut Bintang sinis.

Kebiasaan Langit yang suka gonta ganti pasangan sedikit membuat Bintang merasa lelah. Pasalnya setiap cewek yang diputuskan oleh Langit pasti akan mengadu kepada Bintang dan akhirnya Langit mendapat ceramahan panjang lebar dari gadis itu, bukannya Bintang ingin ikut campur urusan Langit.

Waktu dulu memang Bintang tak pernah mau tau urusan sahabatnya dengan pacarnya tapi kali ini para mantan Langit berdemo kepada Bintang agar Langit diberi pelajaran, awalnya Bintang menolak tapi beberapa hari belakangan dia selalu mendapat terror dari para mantan Langit tidak hanya di medsos tapi juga di manapun Bintang berada.

"Lah hubungannya sama lo apa? Dia nyakitin lo? Ngancem lo atau gimana?" tanya Langit cowok itu Nampak khawatir kepada Bintang. Bintang segera menepis tangan Langit.

"Kapan sih lo berenti jadi playboy?" geram Bintang.

"Gue berhenti mainin cewek kalau pacar gue itu lo," ujar Langit.

Langit hanya menampilkan cengiran khasnya dan alhasil dia harus menerima pukulan dari Bintang.

"Aw ... aw Bin sakit tau."

"Sakit tau," lanjutnya.

Langit meringis saat kembali mendapat cubitan dipinggangnya.

"Sakit Bintang," sentak Langit yang benar-benar merasa kesakitan.

"Lo bisa gak sih berenti mainin perasaannya cewek," ucap Bintang.

"Coba deh Lang bayangin giamana kalau gue ngerasain apa yang di rasain sama Tasya sekarang, atau mantan-mantan lo yang dulu deh dimainin kayak gitu, emang lo tega?" Tanya Bintang.

"Hahaha mana ada cowok yang mau nyakitin lo kayak gitu lo aja galaknya ngalahin nenek lampir," ujar Langit santai. Bintang membelalakkan mata mendapat jawaban yang di luar ekspektasinya.

"Denger deh Bin."

"Lo tuh kalo manggil gue yang lengkap dong Bin-Bin apaan coba, Bintang kek gitu."

Langit memegang bahu Bintang dan menarik tubuh gadis itu untuk menghadap padanya.

"Gak akan ada yang boleh mainin perasaan lo apalagi sampe berani buat lo nangis. Sampe ada yang berani buat lo nangis atau buat lo sedih, gue yang maju paling depan buat pukul tuh cowok biar langsung masuk rumah sakit," ucap Langit dengan tatapan yang sangat serius, dan itu sukses membuat Bintang terenyuh.

"Ekhemm." deheman keras dari Daffa membuat mereka menoleh.

"Panas-panas," lanjut Daffa lalu mendapat delikan tajam dari Bintang.

"Ngeliatinnya biasa aja dong Bin, gue tau kok kalau gue ganteng," sungut Daffa.

"Kepedean banget sih lo. Muka kayak bokong panci aja di bangga-banggain." pernyataan Bintang barusan membuat Daffa meneguk ludahnya dengan susah payah sedangkan Raka dan Langit menahan tawanya.

"Nggak usah ketawa gak ada yang lucu," gerutu Bintang.

Langit perlahan mendengus pelan.

"Cabut yuk!" ajak Langit kepada kedua sahabatnya dan di balas anggukan oleh mereka.

"MAU KEMANA LO?" teriak Bintang saat Langit telah pergi menjauh.

"MAU CUCI MATA," teriak Langit tak kalah keras.

"Kemana?" kini suara Bintang di perkecil karena gadis itu berlari menyusul Langit.

"Lapangan ada anak dance yang mau latihan." Bintang mendelik tak suka.

"Ngapain kesana?"

"Kan gue udah bilang mau nonton, lumayan cuci mata," ujar Langit dengan santainya.

"Jangan ngerokok, jangan buat ulah, jangan main cewek!" peringat Bintang.

"Lah gue harus apa dong kalo semuanya lo larang?" gerutu Langit tak terima.

"Main game aja," ujar Bintang dengan memukul pelan kepala Langit.

"Iya deh iya," jawab Bintang mengiyakan saja ketimbang harus menerima amukan buasnya induk macan.

"Udah deh ya. Lo nggak usah ikut sama gue. Di sana banyak cowok gue gak mau lo diganggu sama temen cowok gue, karena gue gak bisa ngejagain lo di sana," ujar Langit lalu berjalan diikuti oleh kedua sahabatnya di belakang.

"Abang pergi dulu ya, jaga baik-baik anak kita jangan nakal selama abang pergi," ucap Daffa lalu mendapat hadiah jitakan dari Bintang.

"Alah upil badak, jangan mau sama Daffa, Bin. Daffa kalo duduk suka kentut," celetuk Raka.

"Anjir lo," umpat Daffa sambil menoyor kepala Raka.

"JIJIK GUE," teriak Bintang.

"LANGIT KALO UDAH WAKTUNYA PULANG LANGSUNG PULANG JANGAN NONGKRONG DULU," teriak Bintang karena tadi ia belum sempat mengucapkan itu.





































Follow instagram wattpadsulha (di sana banyak au yang bikin baper chuakss)

LANGIT (On Going)Where stories live. Discover now