KEPUTUSAN

846 26 0
                                    

Semenjak masalah di RS kemarin, aku dan Erlangga sudah jarang bertemu disekolahan maupun diluar sekolahan. Aku yakin itu adalah keputusan yang terbaik untukku dan Erlangga.

#SekolahanPov

"lo kenapa sih Cik, gue perhatiin dari kemarin lo tu murung terus".

"gue gak tau Des, kenapa gue jadi kaya gini" air mataku kembali menetes, rasanya ini sangat tidak adil untukku tapi aku harus bagaimana lagi.

"Cika, lo jangan nangis. Gue tau perasaan lo sekarang. Kalau lo sayang sama Erlangga, lo harus bilang jangan terus menghindar begini. Gue yakin kok pasti Erlangga juga gak akan nolak lo". Desta yang tidak tega melihatku menangis pun langsung memelukku dan memberiku kekuatan agar aku bisa melewati masalah ini.

"gue gak akan bisa Des".

"lo belum coba Cik, lo harus bilang ke Erlangga kalau lo jatuh cinta dengannya".

"gak Des gue gak mau. Plis lo bantuin gue untuk melupakan Erlangga. Lo mau kan Des bantuin gue?".

"yaudah kalau itu udah jadi keputusan lo, gue akan selalu dukung lo Cik. Senyum dulu dong".

"makasih Des, lo emang sahabat gue yang terbaik yang pernah gue milikin".

"gue cariin kemana-mana ternyata lo berdua disini. Kenapa lo berdua ke kantin kok gak bilang-bilang ke kita sih".

"sorry Div, tadi perut gue udah gak bisa nahan laper" ucap Desta sambil menunjukkan deretan giginya.

"Ngga, lo mau makan gak?" suara itu, aku yakin itu suara Gilang teman Erlangga. Tuhan aku belum siap jika harus bertemu Erlangga lagi.

Erlangga masuk kedalam mengikuti Gilang. Saat Erlangga masuk kedalam ia seperti terkejut ketika melihatku. Kita berdua saling tatap cukup lama, akhirnya aku sadar dan mulai menundukkan kepalaku kembali.

"Cika, lo habis nangis ya. Kok mata lo merah gitu" pertanyaan Elsa membuatku semakin gugup di depan Erlangga, dan yang benar saja saat aku menoleh ke arah Erlangga lagi, ternyata Erlangga juga sudah memperhatikanku sebelum pertanyaan yang diucapkan oleh Elsa.

"guee..gue cuma kelilipan aja kok tadi. Gue duluan ke kelas dulu ya" pamitku yang melewati pintu belakang kantin.

💘💘💘

Waktu istirahat dan sholat dzuhur telah tiba. Semua siswa dan siswi mulai berhamburan saat bel sudah berbunyi ada yang ke kantin dan juga yang ke masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur

"Cik, Des, Div. Lo bertiga sholat gak?". Tanya Nayla.

"gue dirumah aja ya Nay, baru gak bawa mukena nih gue" jawabku.
kebetulan hari ini adalah hari jum'at jadi pulangnya tidak terlalu sore, hanya menunggu sholat jum'at saja setelah itu pulang. Setelah pulang aku masih mempunyai banyak waktu untuk sholat dzuhur dirumah.

"gue juga dirumah aja deh" jawab Diva ikut-ikutan.

"lo Des sholat disini atau dirumah?".

"dirumah" jawabnya singkat dan diangguki oleh Nayla dan Elsa juga.

"Pril, temenin gue yuk" ajakku dengan nada melas.

"kemana?".

"toilet, pengen pipis nih gue" jawabku yang disetujui langsung oleh April.

April. Dia juga termasuk sahabatku. Sebelum aku berteman dengan Desta, Diva, Elsa, dan juga Nayla. April lah teman pertamaku disekolah ini. Aku juga banyak bercerita tentang Erlangga dengannya. Saat suka maupun duka April juga selalu ada untukku. Dia sekarang juga sudah tau jika aku ingin menjauhi Erlangga dan seperti Desta, April selalu mendukung keputusanku.

CINTA ANAK SMAWhere stories live. Discover now