MENANGISLAH

984 26 0
                                    

Hari ini hari dimana Kak Alfan pergi ke Bandung untuk tes kerja. Antara senang dan sedih. Senangnya mungkin nanti tidak akan ada lagi yang menggangguku, dan sedihnya aku pasti rindu dengan bawelnya Kakakku itu.

"hati-hati ya Kak, semoga Kakak keterima kerja di Bandung".

"iya, kamu jangan kangen Kakak dan jangan sedih kalau Kakak di Bandung".

"idiihh kangen, gak ada ya di kamus Cika itu kangen sama Kakak".

"okee, kita buktikan nanti!".

"siapa takut".

"udahh-udah mau berpisah kok pake acara berantem dulu sih". Mama melerai kita berdua sambil menggelengkan kepalanya. Maaf ya Ma.

"Alfan kamu hati-hati dijalan ya, kalau kamu udah sampai kabarin dan  kalau tes kerja kamu keterima jangan lupa Papa dan Mama dikabarin juga".

"iya Ma, yaudah Alfan pergi sekarang ya. Assalamualaikum" pamit Kak Alfan.

Kak Alfan mulai memasuki bis tak lupa mencium tangan Papa dan Mama, begitu juga denganku yang mencium tangan Kak Alfan sebagai tanda perpisahan.

Sampai rumah terlihat beda dari yang kemarin, mungkin ini karena gak ada Kak Alfan yang bawel itu, jadi terlihat sepi.

👠👠👠

"Assalamualaikum" ku kira siapa yang datang, ternyata dia adalah adek sepupu. Dia memang akrab denganku, dan dia juga hampir setiap hari berkunjung kerumahku untuk bermain.

"ngapin lo kesini?" tanyaku.

"Kak, beli makanan yuk. Laper nih".

"traktir ya".

"okelah".

Kita berdua kewarung makan untuk membeli lauk saja, setelah itu pulang dan kita berdua makan sambil menonton televisi.

Selesai makan, Mamaku datang dengan membawa box yang berisi sepatu fantovel.

"Cik tadi Mama beli sepatu buat kamu".

Kulihat sepatu itu, awalnya aku bahagia tetapi setelah kulihat ukurannya ternyata terlalu brsar untuk kakiku yang mungil ini dan otomatis ku tolak sepatu itu. Kecewa sebenarnya.

"kamu gak mau, ya udah Nur itu sepatu buat kamu aja dulu kalau Cika gak mau".

Dalam hati aku bergumam, jika Mama membelikan barang untukku atau apapun itu pasti dia tidak akan memperlihatkan kepada siapapun, tapi mengapa ini diperlihatkan, apa Mamaku sengaja untuk memberikan sepatu itu ke adikku bukan untukku.

Sepatu itu dicoba oleh adikku dan ukurannya pas dengan kakinya, apa maksud dari semua ini. Mengapa Mama mulai berubah. Jujur sebenarnya aku senang jika sepatu itu digunakan oleh adikku tapi mengapa harus dengan cara seperti ini. Mungkin Mamaku terpaksa berbohong supaya aku tidak perlu curiga. Tapi justru itu membuat hatiku sakit karena perbuatan Mama.

Bukan sekali saja aku cemburu dengan adik sepupuku tapi berkali-kali aku mulai cemburu dengannya karena adikku lebih mendapatkan banyak kasih sayang dari orangtua kandungku sendiri dari pada diriku.

Ingin sekali aku beranjak ke kamar dan menangis sekencang-kencangnya. Tapi apa itu akan merubah semuanya yang sudah terjadi??.

"Kak, aku pulang dulu ya" aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum palsu dihadapan adikku. Sampai kapan aku harus berpura-pura senang seperti ini.

CINTA ANAK SMADove le storie prendono vita. Scoprilo ora