ALTARIKSA - 31

19.2K 1.4K 98
                                    

'Dunia punya banyak cara untuk membuat kita patah hati'

Vanya keluar dari rumahnya dengan seragam putih abu-abunya. Tangannya tengah sibuk mengikat rambutnya yang panjang itu.

Tak sengaja matanya menangkap seseorang yang sedang tak ingin ia temui sekarang. Orang itu bersandar di mobilnya dengan senyum yang mengembang. Seperti tak ada merasa bersalah sedikitpun.

Vanya tak menghiraukan orang itu. Bahkan ia memutuskan kontak mata terlebih dahulu dengannya.

Tak lama Dava keluar dari rumah. Wajahnya langsung memerah saat melihat Altariksa di depan gerbang. Vanya dengan cepat menahan tangan abangnya itu. Dava menatap Vanya. Vanya menggeleng pelan. Dava yang mengerti pun berbalik dan menaiki motornya diikuti oleh Vanya.

Altariksa yang melihat itu pun bingung. Dengan cepat Altariksa berdiri tepat di depan gerbang rumah Vanya, sehingga menghalangi Dava yang ingin lewat.

Dava menatap tajam Altariksa. Beberapa kali Dava menekan klakson motornya. Vanya yang berada di belakang Dava meremas jaket Dava. Ia takut jika abangnya itu akan bertambah marah dan memukul Altariksa.

"Van, kok kamu sama bang Dava?" Tanya Altariksa.

"Vanya lebih aman sama gue daripada sama lo!" Ketus Dava.

Altariksa semakin bingung. Ada apa dengan mereka berdua? Perasaan kemarin ia baik-baik saja dengan mereka. Tidak ada melakukan kesalahan apapun.

"Lo bisa minggir gak?! Gue udah telat!" Kesal Dava sambil menekan klakson.

Terpaksa Altariksa pun menjauh dari sana. Matanya menatap Vanya yang sudah dibawa pergi oleh Dava.

'Gue ada salah apa sama lo, van? Sampai-sampai lo gak mau natap gue.' batin Altariksa.

*

"Hai, van." Sapa Fitri saat melihat Vanya memasuki kelas.

"Hai." Jawab Vanya seadanya.

Kening Fitri dan Sania berkerut melihat Vanya yang terlihat lesu itu. Bahkan tanpa sengaja mereka melihat mata Vanya yang berkaca-kaca.

Fitri dan Sania pun menghampiri Vanya.

"Van, lo kenapa?" Tanya Sania sambil mengusap rambut Vanya.

Vanya yang sedari tadi sudah berusaha menahan air matanya pun akhirnya menangis. Fitri dan Sania dengan sigap langsung memeluk tubuh Vanya.

"Lo kenapa?" Tanya Fitri yang bingung dengan tingkah Vanya.

Bukannya menjawab, Vanya malah semakin menangis. Entah kenapa foto Altariksa tadi malam masih terbayang-bayang di kepalanya.

Dimas dan Rifal yang baru datang pun bingung melihat ketiga sahabat itu berpelukan.

"Vanya kenapa, yang?" Tanya Dimas kepada Fitri. Fitri hanya menjawab dengan menggeleng.

Rifal melihat kearah pintu. Matanya menangkap Altariksa yang baru saja datang.

"Ta! Nih bini lo nangis!" Teriak Rifal.

ALTARIKSA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang