Curhat Seorang Gay

812 18 10
                                    

Kita Pasti Bisa

Hal yang tidak pernah saya pikirkan akan benar-benar terjadi dalam hidup saya adalah menikah.

Kenapa?

Karena saya seorang Gay.

Saya menikah dengan pria?

Tidak! Saya menikah dengan seorang wanita.

Sejauh yang saya ingat, saya merasakan tertarik dengan laki-laki sejak saya masih duduk di bangku SD. Saya tidak tahu mengapa saya Gay. Saat saya kecil mungkin saya tampak imut, manis, dan menggemaskan. Saya bisa dibilang berwajah tampan. Kata orang. Karena terlalu cute-nya saya, sampai-sampai saya menjadi korban pelecehan seksual. Entah, apakah dia seorang pedofilia atau hanya orang yang sange yang ingin melampiaskan hasrat seksualnya dengan jalan pintas. Dan kebetulan ada saya di sana pada waktu itu.

Saya cuma digesek-gesek saja sih, tidak sampai ditusuk. Dia menggesek-gesekan alat kelaminnya di perut saya hingga croot. Apakah gara-gara peristiwa itu yang menyebabkan saya menjadi Gay? Entahlah, saya tidak tahu pasti. Yang jelas saya memang menyukai laki-laki. Pecinta sejenis. Jeruk minum jeruk.

Masa SD-SMK sikap saya terlihat feminim. Kecewek-cewekan (alias banci). Teman-teman dekat saya juga kebanyakan berjenis kelamin perempuan. Ada juga sih teman laki-laki, tapi jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Sangat sedikit.

Saat remaja saya selalu berusaha untuk bertingkah layaknya laki-laki pada umumnya. Bersikap macho dan maskulin. Agar aku tidak menjadi bahan ejekan dan hinaan orang-orang di sekitar saya. Akan tetapi sekuat apa pun saya berusaha bertingkah seperti laki-laki, naluri kewanitaan saya masih saja lebih tampak menonjol. Dan itu tanpa saya sadari. Keluar begitu saja. Saya ngondek dengan sendirinya, sehingga banyak orang yang menyebut saya dengan bencong. Sungguh itu sebutan yang sangat menyakitkan hati saya. Hingga akhirnya saya lulus SMK. Predikat sebagai pria kemayu masih saja melekat dalam diriku.

Saat lulus SMK saya ingin sekali bisa berubah seperti pria-pria normal lainnya. Namun, karena memang sudah menjadi dasar orientasi seksual yang berbeda sehingga sangat sulit untuk merubahnya. Bahkan mungkin tidak akan bisa berubah sampai kapanpun.

Sesekali saya menonton video porno. Akan tetapi, tahukah apa yang lebih saya perhatikan? Benar sekali, saya lebih suka melihat keindahan tubuh pria daripada tubuh wanita. Saya lebih tertarik kontol daripada memek. Dan inilah yang menguatkan penilaian pada diri saya, bahwa saya memang seorang yang pure Gay. Bukan biseksual apalagi heteroseksual.

Meskipun saya seorang homoseksual, saya tidak pernah sekalipun pacaran atau mencari kesenangan dengan sesama jenis. Karena saya tahu ini kesalahan dan sebuah aib yang harus ditutupi.

Saya adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Dan bapak saya meninggal dunia ketika si bungsu baru berumur 2 tahun. Kepergian sang Bapak otomatis menjadikan saya sebagai imam dalam keluarga saya. Karena saya anak tertua dan laki-laki pula. Jadi, siap tidak siap. Mau tidak mau, saya harus menggantikan peran Bapak. Dan hal inilah yang menjadi salah satu penguat diri agar saya tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Hal-hal yang bisa merusak dan merugikan saya. Dalam jiwa selalu saya tanamkan pikiran bahwa saya harus menjadi contoh yang baik buat adik-adik saya.

Sudah 10 tahun saya bergulat di dunia kerja. Mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Sekarang usia saya sudah 28 tahun. Saya semakin dewasa.  Semakin tangguh dalam menghadapi dilema dalam kehidupan. Dan jiwa kewanita-wanitaan saya juga mulai berangsur-angsur menghilang. Saya tidak ngondek lagi. Namun, orientasi seksual saya masih sama. Saya masih menyukai laki-laki. Saya tetap gay. Ini yang tak mampu saya lenyapkan dari diriku.

Satu per satu teman-teman saya telah menikah. Dan setiap kali saya mendapatkan undangan pernikahan mereka, hati ini miris dan rasanya saya ingin menangis. Sungguh, betapa beruntungnya mereka. Bisa hidup normal. Bertemu dengan jodohnya. Menikah dan berkeluarga. Kadang saya iri dengan kehidupan mereka. Yang bisa berbahagia beranak pinak. Sementara saya, masih membujang tanpa tahu  sampai kapan akan terus dalam kesendirian.

Usia saya sudah cukup matang. Namun jodohku tak kunjung datang. Setiap selesai shalat wajib saya terus berdoa. Yang dulu selalu meminta rezeki dunia beserta isinya, kini saya fokus memohon kepada Tuhan agar saya dipertemukan dengan jodoh saya.

Karena ketulusan saya dalam berdoa, akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan saya. Saya dipertemukan dengan jodoh saya. Di tempat yang tak disangka-sangka. Pertemuan yang sangat unik. Saya bertemu dengan seorang wanita sederhana. Dan kami saling berkenalan. Saling jatuh cinta. Hingga akhirnya kami menikah.

Awalnya saya ragu untuk menikah dengan dia. Karena saya tidak yakin, apakah saya bisa berhasrat dan bercinta dengan dirinya. Setiap hari saya curhat sama Tuhan dan meminta kepada-Nya, "Ya Allah Yang Maha Pemberi lagi Maha Penyayang, jika dia adalah jodoh saya maka dekatkanlah."

Akhirnya saya menikah dengan dia. Dia sah menjadi istri saya. Dan saya tidak pernah menceritakan pada istri saya bahwa saya memiliki orientasi seksual yang menyimpang. Biarlah saya simpan rahasia ini. Cukup saya dan Tuhan saja yang tahu. Biarlah dia tahu bahwa saya laki-laki normal yang siap memberikan nafkah lahir dan batin.

Tujuan saya menikah dengan wanita bukan karena saya ingin menutupi jati diri saya. Bukan pula saya ingin menipu hati nurani saya sendiri. Akan tetapi, karena saya tulus ingin berubah. Itu saja. Saya ingin menjadi laki-laki sejati. Seutuhnya.

Jika ada yang berpikir saya menikah karena ingin menjadikan kedok atas ke-gay-an saya, tidak ... Itu salah besar. Menjadi gay itu takdir. Bukan kemauan saya. Jika saya bisa memilih, tentu saya tidak ingin dilahirkan dengan orientasi seksual yang melenceng.

Saya tidak bisa menampik bahwa saya ini gay. Penyuka sesama jenis. Namun sebisa mungkin saya meredam hasrat nyeleneh ini. Walaupun jaman sekarang sangat mudah untuk mendapatkan pasangan sesama jenis. Cukup dengan menginstal aplikasi khusus kaum homoseksual yang berjibun di play store. Sebut saja, Hornet, Grindr, Blued dan masih banyak lagi. Dari aplikasi tersebut kita bisa gampang berkenalan dengan mereka yang mempunyai nasib yang sama. Tinggal klik, kenalan, cocok dilanjutkan dengan kopi darat. Dan terjadilah sesuatu yang membakar gelora asmara terlarang.

Catatan Sang PerantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang