Angkasa - Part 5 : Ternyata Berisik

2.3K 114 0
                                    

"Kak, menurut kakak, bagusan yang ini atau ini?"

Kak Angkasa tampak berpikir, memperhatikan masing-masing dari baju yang kusodorkan untuk dipilih yang mana yang paling bagus.

"Hm, sama-sama bagus tuh" Jawabannya tidak sesuai harapan.

"Yah, jangan gitu atuh jawabannya, kan aku jadi bingung kalo dua-duanya bagus" Ucapku dengan melirih.

"Beli aja dua-duanya" Setelah kak Angkasa mengatakan itu dengan gampangnya, dia malah pergi ketempat yang lain, tentu saja itu membuatku menjadi kesal dan mencebik. Dia pikir uangku sebanyak itu ya? Bulan ini saja masih belum ada transfer-an dari ayah. Membeli baju inipun bukan hanya sekedar buat menghamburkan uang, tetapi untuk pensi bulan Oktober nanti.


Aku menaruh kembali dua gaun itu pada tempat asalnya dan berlari kecil menyusul kak Angkasa yang sedang memilih gaun lainnya didepan sana.

"Kakak ih!" Rengekku.

"Diem, gue lagi milihin gaun buat lo" Dia ini jadi cowok terlalu kasar gak sih?

Aku terdiam, menatapnya kesal, dengan seenaknya dia menyuruhku diam. Menyebalkan.

Kak Angkasa menyodorkan gaun brokat berwarna peach dengan kombinasi atasan bermodel blazer dan bagian rok yang berbahan kain tile. Aku sedikit kagum dengan sosok kak Angkasa yang cuek ternyata juga mengetahui fashion untuk perempuan. Curiga kalau sebenarnya dia ini anak dari pemilik butik atau malah designer.

"Ini?"

"Coba difitting room" Dia menunjuk kearah fitting room yang tidak jauh dari sini dengan dagunya.

Aku mengangguk, meraih gaun itu dari tangan kak Angkasa dan membawanya ke fitting room untuk dicoba.

Tak perlu butuh waktu lama untuk memakai gaun ini, pemakaiannya simpel, nyaman, dan terlihat indah jika kupakai, yah, mungkin akan terlihat indah dipakai oleh siapapun asalkan dia perempuan bukan laki-laki, yakali laki-laki pake gaun.

Aku keluar dari ruangan kecil itu untuk diperlihatkan pada kak Angkasa, agar aku bisa mendapatkan tanggapan darinya.

"Kak, gimana?" Tanyaku padanya.

Kak Angkasa terdiam, memperhatikanku dari bawah hingga atas. Sejujurnya aku benar-benar merasa malu jika diperhatikan sedalam itu, apalagi kak Angkasa yang benar-benar tak mengedip sedikitpun. Sontak aku langsung memukulnya menggunakan sling bag ku.

"Heh! Jaga mata kamu ya!"

Kak Angkasa tersentak, menatapku datar sembari mengusap-usap pipinya yang tadi ku gampar.

"Lo tadi minta tanggapan gue, ya wajar kalo gue merhatiin baju lo, goblok banget sih!" Omelnya dengan suara sedikit dipelankan agar orang sekitar tidak mengganggu.

"Otak laki-laki tuh gak bisa dipercaya, termasuk otak kamu! Bisa aja kan kamu cari kesempatan dalam kesempitan, dasar belang!" Baik, meski kak Angkasa berusaha agar tidak mengundang perhatian orang-orang, masih ada aku yang membuat orang-orang disekitar jadi melirik kearah kami.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Where stories live. Discover now