Angkasa - Part 3 : Cowok Menyebalkan

3K 136 1
                                    

Ini sudah saatnya memasuki jam makan siang. Para siswa dengan teratur mulai memasuki ruang makan, ini adalah waktu yang aku tunggu daritadi, sudah lama perutku merasa keroncongan.

"Sya, lo makan sendiri aja ya, gue mau cari cogan dulu"

Shania menyengir sementara aku hanya menatapnya datar, padahal tanpa dicaripun, banyak para kaum Adam yang mengantri untuk makan bersamanya, apalagi jika makan malam romantis.

"Terserah kamu"

Shania mengangguk dengan semangat kemudian berlari meninggalkanku.

Aku melenggang pergi mengambil makanan, dan sudah pasti harus mengantri. Saat mengantripun rasanya sungguh tidak tenang karena siswi-siswi dibelakang mulai menggibahiku. Ya gapapa sih, lumayan juga nambah pahala.

Setelah selesai mengambil makanan, aku dengan nampan yang berada ditanganku segera menuju ke meja yang berada disebelah jendela. Makan sembari melihat pemandangan dari luar adalah momen terbaik dalam hidupku, aku suka itu.

(( PRANGG!!' ))

Suara gelas yang jatuh membuatku hampir tersedak segumpalan nasi. Suara itu benar-benar merusak ketenanganku dalam menikmati makan siang.

Aku melihat pusat kericuhan itu, seorang siswi yang tidak menabrak kak Angkasa dan membuat seragam putihnya kotor akibat ketumpahan jus jeruk.

Gadis itu kalang kabut mengambil sapu tangan dari saku roknya, dan membersihkan noda jus itu meski sepertinya akan sia-sia.

"Kak maafin aku, maaf banget, aku ga liat ada kakak lewat, aduh"

Angkasa tersenyum kepadanya. Eh? Tunggu dulu! Angkasa tersenyum pada orang lain? Ternyata dia bisa melakukan itu? Bahkan orang-orang disekeliling yang ikut menyaksikanpun turut kaget melihat momen yang langka itu.

Entah kenapa saat aku melihatnya dengan ikhlas membantu gadis itu membersihkan serpihan-serpihan kaca membuatku sedikit kagum padanya. Sosok yang katanya menyandang sebutan most wanted, sosok berwajah lempeng dan bersifat dingin, sosok yang paling terkenal disekolah karena katanya tampan, ternyata dia juga rendah hati.

Entah siapa yang sudah mendorongku berdiri dari kursi dan melangkah kearahnya, aku kaget, tapi aku sudah terlanjur berada dihadapannya dan menjadi pusat perhatian banyak orang, akhirnya aku juga ikutan berjongkok dan membantunya memungut serpihan kaca. Meski tanganku masih terus bergerak memungut kaca, tapi pikiranku masih terus memikirkan sisi lain dari kak Angkasa. Kak Angkasa benar-benar meracuni pikiranku.

"Awh!"

Darah segar mengalir begitu saja dari jari telunjuk kananku, luka kecil ini menghasilkan rasa sakit, tapi masih kalah dengan sakitnya patah hati.

Angkasa berdiri, meraih tanganku dan membawaku pergi dari daerah ruang makan, meninggalkan gadis itu dengan nampan ditangannya, untungnya hanya tinggal serpihan-serpihan kecil saja.

Aku melepaskan genggaman tangan kak Angkasa pada pergelanganku,


"Aku bisa sendiri!"

"Gue juga ogah megang tangan lo" Sinisnya membuatku ingin sekali memukulnya.

"Ah sial! Seragam gue!" Umpatnya dengan kesal seraya mengibas-kibaskan seragamnya yang basah dan kotor.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang