Angkasa - Part 2 : Acha?

3.7K 140 0
                                    

Suara hentakan kakiku bergema disepanjang koridor, saat ini aku harus cepat kembali ke lapangan untuk berkumpul dengan para peserta MOS lainnya. Ini sudah hari ketiga, itu artinya sudah hari terakhir, hanya tinggal perkenalan kegiatan ekstrakurikuler, ini adalah bagian favoritku tentunya.

Saat tengah sibuk berlari, kusempatkan untuk melihat arloji yang berada dipergelangan tangan kiriku, namun saat aku kembali melihat kedepan, ada petugas kebersihan yang sedang mengepel lantai. Tunggu dulu, lantai ini terlalu licin untukku segera berhenti, tidak, sepertinya tapak sepatuku yang licin.

Aku berusaha untuk berhenti, namun aku malah terjungkal.

"Aahh!" Aku memejamkan mataku, tak sanggup untuk melihat jarak wajahku akan mendekati lantai putih ini. Mungkin setelah ini, kepalaku akan terbentur kuat dan akhirnya mengeluarkan darah, aku pingsan dan dilarikan kerumah sakit, kepalaku diperban seperti layaknya di sinetron yang sering bunda tonton, dan mungkin saja aku akan mengalami amnesia? Tidak! Aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau ingatanku direstart.

Tetapi, dari tadi aku merasa kalau aku tidak kunjung sampai ke permukaan lantai. Aku membuka mataku perlahan saat tangan seseorang menahan pinggangku, kau menoleh dan melihat pria menyebalkan itu yang sudah menyelamatkan lututku dari memar jika aku benar-benar akan terjatuh tadi.

Aku sadar karena posisi wajah kami yang terlalu dekat tidak akan baik jika dilihat oleh orang lain, maka aku menegakkan tubuhku, begitu juga dengan cowo asing ini  menjauhkan tubuhnya.

"Makas--"

"Bodoh"

Bibirku menganga, padahal aku ingin mengucapkan terima kasih padanya karena sudah membantuku, tapi dia malah mengatakan aku bodoh? Gila, dia benar-benar sudah membuatku sangat kesal.

"Heh! Aku juga ga butuh bantuan kamu ya!"

Cowo itu hanya acuh dan terus melangkah tanpa berniat menoleh kebelakang sedikitpun. Aku kesal tentu saja, ingin sekali rasanya aku melemparkan sepatuku tepat dikepalanya.

"Dasar manusia gatau diri!"

Setelah aku mengucapkan kalimat itu, dia menghentikan langkahnya dan menoleh. Menatapku dengan tatapan datar namun terlihat mengerikan.

"Gue Angkasa, senang bertemu sama lo, sekarang, buru ke lapangan!"

Setelahnya ia melanjutkan langkahnya, sementara aku disini hanya terdiam memperhatikan punggungnya yang menjauh hingga akhirnya hilang dibelokkan koridor.

Aku masih belum bisa mengerti keadaan sekarang ini, mengapa dia malah memperkenalkan dirinya disaat aku mengatakan bahwa dia manusia yang tidak tau diri? Tadi pagi dia salah makan? Atau mungkin dia sedang mabuk? Ngefly? Ngigau? Atau jangan-jangan, dia memang benar-benar udah ga waras? Iya, pasti dia punya kelainan diotaknya saat ini. Aku hanya bisa berdoa semoga dia cepat waras.

Aku menggidikkan bahu acuh, dan segera kembali ke lapangan, disana pasti Shania sudah menunggu diriku.

Sesampai dilapangan, aku berusaha untuk mencari-cari dimana Shania berada, banyak para siswa yang sedang duduk dipinggir lapangan untuk menunggu pertunjukkan kakak-kakak kelas dari masing-masing ekskul, ingat, ini adalah acara pengenalan ekskuk untuk para peserta MOS.

Terlihat disana Shania melambaikan tangannya padaku, sesekali melompat agar aku bisa melihat dirinya. Aku segera berlari kecil kearahnya, dan segera duduk tepat disampingnya.

ANGKASA [ #1 PWR Series ]Where stories live. Discover now