Angkasa - Part 22 : Latihan Bersama

1.3K 78 0
                                    

Author POV

Azka membanting buku catatan Bahasa Jermannya ke meja. Dia sangat kesal, tak ada satupun hari-hari yang berjalan baik sejak terjadinya kejadian itu. Sama sekali tak pernah ia inginkan. Bahkan, ia benci dengan dunia, dia benci jika harus dilahirkan dan menjalani alur semesta yang tak pernah jelas, dia benci dengan semua masalah yang hadir begitu saja tanpa memberikan tanda-tanda jalan keluarnya.

"Agh!" Kaki kanannya menendang meja dengan sangat kuat hingga teman-teman yang berada disampingnya kaget.

"Orang tua ga berguna!"

Gilang yang sedari tadi hanya duduk diam dikursinya, memperhatikan apa yang terjadi dengan temannya kini bangkit dan menepuk pundak sahabatnya itu, tanda bahwa ia sedang ikut prihatin.

"Ayah lo cari masalah lagi?"

"Hm"

"Lo yang sabar"

Azka hanya mengangguk kemudian segera pergi keluar kelas. Pergi ke rooftop guna mencari angin segar agar ia bisa menenangkan pikirannya.

"Gimana caranya gue bisa terima semua ini? Ayah keparat!"

****

Semilir angin pada sore hari ini menyapu kulit wajahku. Anak rambut yang berterbangan kuselipkan ke belakang telingaku. Saat ini, kami memang sedang sibuk karena sekolah ini akan kedatangan tamu dari SMP diberbagai daerah. Mungkin saja untuk sosialisasi.

Aku kini sedang menikmati nikmatnya angin sepoi-sepoi dipinggir lapangan utama bersama Shania tentu saja.

Moodnya terlihat baik sekarang, tidak seperti kemarin. Yah, baguslah, aku tak perlu menjadi korbannya saat dia badmood.

"Gue haus nih, mumpung lagi banyak uang, lo mau ga? Gue bayarin"

Selama itu gratis dan orangnya memang ikhlas ya, apa salahnya, kan?

"Mau dong"

Shania tersenyum lebar sembari mengacungkan kedua jempolnya tanda ia setuju.

Shania bangkit dan segera pergi menuju ke minimarket.

Sepeninggal Shania, aku hanya duduk diam termenung, memandang kosong kedepan.

Sampai pada akhirnya, getaran ponsel dari saku rokku membuyarkan lamunanku.

Kak Angkasa is calling.

Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab panggilannya.

"Halo kak, kenapa?"

"Lagi dimana?"

"Pinggir lapangan"

"Kapan mau latihan buat pensi?"

Oh iya, aku jadi ingat bahwa kami belum ada latihan sedikitpun untuk acara pentas seni bulan depan.

"Sekarang bisa?"

"Bisa, aku tunggu ya"

ANGKASA [ #1 PWR Series ]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें