33. Nginep

241 28 7
                                    

"Gue sadar selama ini gue udah banyak ngerepotin lo, nyusahin Lo. Tapi lo sama sekali gak pernah berpaling dari gue. Makasih udah mau jadi sahabat gue."

****

Bola basket memasuki ring dengan sempurna. Regan langsung duduk di tengah lapangan indoor dan mengelap keringatnya yang sedari tadi mengalir karena sudah bermain basket cukup lama. Hanya ia seorang diri di sini, jadi ia bebas menggunakan lapangan sesukanya. Sebenarnya tadi juga ada anak kelas sebelah seangkatannya yang bermain. Namun mereka semua sudah pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka. Dan tinggallak Regan sendiri.

Duk

"Aduh!" Regan meringis saat tiba-tiba bola basket mengenai bagian belakang kepalanya.

"Kepala gue masih di pake kali!" ujar Regan sambil mengelus kepalanya saat berbalik dan melihat Yara sedang berjalan ke arahnya. Sudah pasti ia pelakunya. Gadis itu tersenyum menyebalkan.

"Tumben lo di sini?" Yara kembali mengambil bola basket yang ia lempar tadi dan memainkannya di depan Regan yang duduk lesehan di tengah lapangan.

"Pengen olahraga aja sih. Biar badan gue bagus. Sixpack" ujar Regan sambil mengelus perutnya.

"Gaya lo! Badan kerempeng aja!"

"Enak aja! Badan gue bagus nih!" ujar Regan tak terima. Pasalnya meskipun Regan tak begitu rajin berolahraga. Namun badannya cukup bagus untuk remaja seusianya. Tinggi, tidak terlalu kurus ataupun gemuk. Sangat pas.

"Lo juga, ngapain di sini? Gak ke kantin?" Tanya Regan balik.

"Males, ATM gue lagi gak ke kantin soalnya," jawab Yara seenaknya masih asik memainkan bola basketnya.

"Enak aja! Lo pikir gue ATM berjalan lo apa?" Ucap Regan tak terima.

"Pulang sekolah nanti lo ke mana?" Tanya Regan.

"Ya pulang ke rumahlah!"

"Di jemput?"

"Enggak."

"Jalan yuk," ajak Regan

"Traktir."

"Aman."

****

Hingga sampai malam harinya pun Langga masih belum ada kabar. Bahkan chat yang ia kirimkan tadi pagi pun belum terkirim. Karena sepertinya ponsel laki-laki itu tidak aktif.

Yara yang tengah bersantai di atas kasurnya sambil bermain ponsel di kejutkan dengan pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka dari luar. Menampilkan Abrisam yang hanya menyembulkan kepalanya ke dalam kamar Yara.

"Ada Regan tuh di luar," kata Abrisam memberitahu.

"Ngapain?" Tanya Yara heran.

"Ya nyari kamulah, masa nyari Ayah."

"Iya tahu, maksudnya mau ngapain?" Tanya Yara. Pasalnya sepulang sekolah tadi mereka tidak langsung pulang. Seperti janjinya tadi, Regan mengajak Yara jalan-jalan terlebih dahulu menghabiskan waktu bersama. Mulai dari nonton, bermain di timezone dan  sekedar duduk-duduk di taman. Jadi untuk apa lagi Regan datang? Belum puaskah ia bertemu dengannya dari pagi hingga sore hari?.

"Ya kamu tanyalah, kenapa tanya Ayah? Ayah mana tahu," jawab Abrisam menyebalkan dan langsung menutup pintu kamar Yara dari luar.

Yara cengo di tempatnya melihat sikap Ayahnya yang tiba-tiba menjadi sangat menyebalkan. Pasti karena Ayahnya terlalu banyak bergaul dengan Langga, sehingga virus menyebalkan laki-laki itu tertular ke Ayahnya. Sepertinya Yara harus menjauhkan Abrisam dari laki-laki itu mulai sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YARAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang