32. Aneh

282 40 11
                                    

"Baik kamu sadari atau tidak, baik sesuai kehendakmu atau tidak. Perlahan, semua akan berubah."

****

Regan mengendarai motornya memasuki pekarangan rumah Yara. Dan memarkirkan motornya tepat di samping mobil itu lagi, mobil milik Langga. Ia menghela napas, tiba-tiba hatinya terasa berat.

Regan turun dari motornya dan menghampiri Abrisam yang tengah duduk di kursi teras sedang membaca koran di temani secangkir kopi hitam dan pisang goreng panasnya yang masih mengebul.

"Assalamualaikum Om, sendiri aja nih," ledek Regan mencium tangan Abrisam.

"Ah, kamu! Ya abis gimana lagi, Yaranya lagi sibuk," jawab Abrisam.

"Sibuk?" Tanya Regan.

"Iya, sibuk belajar sama pacarnya," jawab Abrisam membuat Regan terkejut.

"Kok kamu kaya kaget gitu? Yara gak cerita ya sama kamu?" Tanya Abrisam melihat wajah terkejut Regan.

"Memang ya tuh anak! Jangankan sama kamu. Sama Om aja Ayahnya sendiri, dia gak cerita. Kebangetan emang Yara."

"Kamu mau ketemu Yara kan? Masuk aja. Ikut belajar sekalian biar pinter," ledek Abrisam.

"Saya mah sebenernya pinter Om, cuma gak mau di umbar aja hahaha," ujar Regan bercanda membalas ejekan Abrisam.

"Ya udah, kalau gitu saya masuk dulu Om," ujar Regan dan segera berlalu dari hadapan Abrisam.

Tapi bukannya masuk dan menghampiri Yara. Regan malah hanya berdiri di ambang ruangan menuju tempat di mana Yara berada. Melihat Yara dari sana, Regan tahu jelas bahwa laki-laki yang bersama Yara itu adalah Langga meski posisinya membelakangi Regan. Regan tak jadi menghampiri Yara dan malah berbalik keluar rumah.

"Loh! Kok udah keluar?" Tanya Abrisam bingung melihat Regan yang sudah berdiri di hadapannya lagi, padahal baru saja ia masuk.

"Iya nih Om, barusan temen saya nelpon katanya butuh bantuan, motornya mogok di tengah jalan," jawab Regan.

"Oh gitu."

"Kalau gitu saya pamit Om. Assalamualaikum," Regan kembali mencium tangan Abrisam dan segera pergi meninggalkan rumah Yara menggunakan motornya.

****

"Barusan Regan ke sini," ucap Abrisam saat ia berjalan melewati Yara yang tengah mengerjakan soal dari Langga di ruang tengah.

"Mana?" Tanya Yara mencari keberadaan Regan di belakang Ayahnya namun tidak ada.

"Udah pulang," jawab Abrisam.

"Gak masuk?"

"Tadi udah masuk, cuma gak lama keluar lagi. Katanya temennya nelpon," jawab Abrisam. Yara hanya mengangguk menanggapi.

"Kamu berantem sama dia?" Tanya Abrisam yang sudah berada di ujung tangga menoleh pada Yara.

"Enggak, kita baik-baik aja. Di sekolah tadi juga masih ngobrol kok."

"Baguslah," kata Abrisam dan kembali melanjutkan langkahnya menaiki tangga.

"Kerjain!" Suruh Langga pada Yara yang terlihat seperti melamun.

"Ish! Sabar kali!" Ujar Yara kesal dan kembali mengerjakan soal di bukunya.

"Mungkin mulai besok dan dua hari ke depan. Kita gak bisa ketemu dulu," ujar Langga tiba-tiba membuat tangan Yara yang sedang menulis berhenti dan menoleh padanya yang duduk di atas sofa di samping Yara.

YARAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang