Hancur

88 6 0
                                    

Jadi, mereka?!
- Aqilla -

Aqilla terdiam begitu melihat ada pesan chat masuk berupa beberapa foto. Ini, kan, foto Jie? Dan, Me Yi. Mereka terlihat begitu bahagia. Di bawah menara Eiffel. Memang foto itu tidak terlihat intim, tapi Jie tersenyum begitu bahagia, begitupun Me Yi. Lalu, di foto berikutnya ada foto Leo dan Jie yang melompat gembira, masih di bawah menara Eiffel. Dan foto berikutnya, Jie sedang berdiri di samping Me Yi di depan jalanan.

Aqilla langsung terduduk lemas di pinggir tempat tidurnya. Ia berusaha tenang dan menarik napas dalam-dalam. Ia lalu melihat nomer pengirim yang tak bernama itu. Siapa ini? Kenapa bisa tahu nomer Aqilla?

Tok
Tok
Tok

Aqilla buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam kantung sweater abu yang dikenakannya.

"Iya?"

"Ayo, kita sarapan!" ujar BiBi Jie Yen dari balik pintu.

Aqilla mengangguk ramah sambil berjalan mengikuti bibi Jie Yen. Aqilla melupakan sejenak pikiran yang berseliweran di dalam otaknya. Jangan rusak pagi ini dengan mood yang buruk, ucap Aqilla pada dirinya sendiri.

Sesampainya di lantai satu, Aqilla sudah melihat paman, Jie dan Leo sudah duduk masing-masing di kursi mereka dengan rapi. Aqilla sedikit terkejut begitu melihat Jie menggunakan kaus berwarna abu. Sedangkan Leo mengenakkan kaus lengan panjang berwarna merah.

Aqilla tersenyum ramah pada Jie, Leo dan paman. Ia lalu duduk tepat di samping bibi Jie Yen.

"Zao an (Selamat pagi)," sapa Jie ramah dan menoleh ke arah Aqilla.

"Zao an, Jie," balas Aqilla sambil tersenyum.

Leo yang melihat itu hanya cemberut. Dasar lelaki, padahal Leo dan Jie satu kamar. Tetapi, lelaki itu tidak mengucapkan selamat pagi pada Leo. Leo, kan, sahabat baiknya. Melihat Leo yang tiba-tiba cemberut Jie langsung mengacak-acak rambut Leo lalu tertawa puas.

"Kebiasaan," ceplos Jie pada Leo.

Begitu Aqilla ingin mengambil ikan, tiba-tiba ponselnya bergetar. Aqilla memilih mundur dan membaca pesan chat itu.

Kenapa pesanku tidak dibalas?
Jie? Aku ke China untuk menyusulmu.
Aku ingin kamu kembali.
Kenapa kamu menolakku?
Tolong, Jie.

Aqilla hampir terbatuk begitu membaca pesan ini. Siapa sebenarnya orang yang mengirim pesan begitu banyak ini ke nomernya? Apakah Aqilla perlu memberitahunya bahwa ia salah sambung?

Ni shi wo de weiyi (Kamu adalah satu-satunya bagiku).
Wo xiang ni (Aku rindu kamu).

Aqilla hampir menjatuhkan ponselnya. Pesan ini? Seperti memohon Jie untuk kembali. Sebelum pesan chat ini terkirim. Aqilla dikirimi beberapa foto, kalau Leo tidak mungkin. Yang benar saja, mereka adalah lelaki tulen dan normal. Berarti....

Ini aku, Zhang Me Yi.
Aku akan menemuimu lagi hari ini.

☔☔☔

"Shuo ba (Ayo bicara)," Jie berjalan lebih dulu diikuti Me Yi di belakangnya.

Sesampainya di luar rumah bibi Jie Yen, Jie dan Me Yi berdiri saling berhadapan. Jie menghela napas panjang sambil sesekali memijat tengkuknya. Sedangkan Me Yi menundukkan kepalanya dan beberapa kali berusaha mencuri pandang dengan Jie.

"You shenme jiu shuo shenme (Ada apa katakanlah)," Jie melihat tepat ke kedua mata Me Yi yang sendu.

Me Yi hanya terdiam sambil menatap Jie dengan tatapan nanar. Jie, lagi-lagi dibuat heran dengan tingkah Me Yi. Wanita yang satu ini benar-benar nekat. Jie tak habis pikir, kalau Me Yi akan melakukan tindakan sembrono dan kekanakan seperti itu.

The Smell After Rain | TELAH TERBITDonde viven las historias. Descúbrelo ahora