"Bayung, ke dokter aja, yuk," ajak Marni sembari memegang tangan lembayung yang dingin itu.

Lembayung pun menggeleng. Ia hanya perlu istirahat total. Dirinya hanya capek dengan segala rutinitas kerja yang ia lakukan. Menjadi model tentu sangat banyak resikonya. Dan di cap sebagai wanita yang benar merupakan salah satu yang sering di ucapakan oleh seseorang yang belum mengenal kita lebih dalam. Ia gadis yang baik. Beruntungnya ia mempunyai manager yang selalu mengerti juga sangat menjaga dirinya dari hal atau kemungkinan yang buruk. Radit bekerja dengannya sudah hampir tiga tahun. Dan kinerja Radit selalu bagus.

"Enggak, usah. Gue mau telepon manager gue, aja," balas Lembayung.

Ia bisa leluasa karena Zidan sedang tak ada di rumah, tapi ia pun perlu berhati-hati dengan Cctv yang terdapat di beberapa titik.

"Marni, yang pegang kendali cctv siapa?" tanya Lembayung.

"Pak, Harto. Kenapa?" tanya Marni bingung.

"Bilang ke dia, matikan cctv di gerbang sama ruang yang menuju kamar gue, ya. Setelah manager gue pergi, hidupkan lagi," pinta Lembayung yang di angguki oleh Marni.

Tangannya pun mengambil ponsel yang ada di saku piyama tidurnya. Satu nomor yang ia tuju adalah nomor sang manager Radit. Ia sangat membutuhkan bantuan sang manager terhadap kesehatan tubuhnya. Tak mungkin ia menelpon dan meminta bantuan terhadap sang mama mertua. Karena jika sang mama tau, maka Zidan orang yang akan di salahkan. Ia tak mau menimbulkan banyak masalah.

"Halo." sapa Radit di sebrang sana.

"Dit, gue sakit. Lo bisa ke rumah bawakan gue obat, gak?"

"Kan gue bilang apa. Bisa tunggu lima menit gue sampai ke rumah Lo."

Tut.

Sambungan telepon pun terputus. Ia pun akan menunggu Radit di meja makan saja. Kepalanya terlalu pusing untuk melangkah menaiki tangga. Marni sedang mengerjakan tugasnya. Tak mungkin ia meminta pertolongan darinya. Cukup ia tak mau merepotkan orang lain lagi selain managernya.

Sesuai dengan ucapan sang manager. Radit pun datang di saat yang tepat. Pria itu dengan langkah yang tergopoh-gopoh menghampiri dirinya dan langsung mengecek kondisinya.

"Astaga. Panas banget. Kan udah gue bilang, lo jangan telat makan kalo pemotretan banyak begitu. Udah, tau, punya masalah lambung," omel Radit sembari mengecek suhu badan Lembayung.

Lembayung pun hanya bisa pasrah di marahi oleh sang manager. Ia memang mempunyai masalah lambung yang dikatakan cukup lumayan kalo dirinya telat makan.

"Gue lupa," balas Lembayung lemas.

"Suami lo mana?" tanya Radit tak menemukan sosok siapapun.

"Sekolah, lah. Mana mau dia ngurusin gue," balas Lembayung terkekeh.

"Ck, gak tau diri emang," ucap Radit.

Lembayung yang mendengar itu pun memukul bahu Radit pelan. Membuat sang empu terkejut dengan hal itu.

"Lo kenapa pukul gue?" tanya Radit heran.

Marriage QueitlyWhere stories live. Discover now