part 24^^

9.7K 401 10
                                    

Saat aku berada di apartemen Dean aku lebih banyak diam,masih sangat terkejut dengan apa yang terjadi dimulai dari pertengkaran kami hingga Emma dan Ge yang akan menikah. Kalau dipikir lebih jauh pertengkaran kami sebagian besar karena salahku karena tidak terbuka dengannya, kebiasaan mengurus semuanya seorang diri menjadikanku sulit untuk terbuka dan wajar saja dia marah dan memata-mataiku seperti itu. Aku kembali,saat aku meresakan saat pinggangku direngkuh dan kepalanya menelusup keleherku.

            " Apa yang kau pikirkan?"

            " Semuanya dimulai dari pertengkaran kita hingga pernikahan Emma."

            " Hmm.."

            " Maafkan aku"

            " Untuk apa kau meminta maaf"

            " Untuk tidak terbuka denganmu dan untuk meninggalkanmu." Dia membalikan badanku dan menatapku dengan pandangan yang mampu membuatku meleleh.

            " Aku tahu kamu terbiasa menghadapi semuanya sendirian tapi saat ini ada aku kamu dapat berbagi apapun padaku." Dia mendekatkan bibirnya menciumku seringan bulu semakin lama berubah semakin liar. Sebelah tangannya berada di punggungku membelaiku naik dan turun sedangkan sebelahnya lagi berada di daguku untuk memperdalam ciumannya. Dia melepaskan ciumannya saat kami mulai terngah-engah kehabisan udara.

            " Aku sangat-sangat merindukanmu."

            " Aku juga."Entah sudah berapa banyak kami mengungkapkan rasa rindu kami tapi tetap saja kami belum merasa puas.

Sejak kami bertemu dan bersama lagi semua terasa sangat tepat dan lubang kehampaan yang semula terbuka lebar kita semakin menyempit. Tidak bosan-bosannya kami saling memandang contohnya seperti hari ini kami telah saling memandang selama kurang lebih lima menit.

            " Kau tahu,aku bisa saja berada disini dan memandangmu sepanjang hari."

            " Tapi kita tidak bisa disini sepanjang hari,kau sedang banyak pekerjaan apa kau ingat?"

            " Yah.. tapi itu tidak sebanding denganmu"

            " Cepatlah bangun aku tidak ingin mempunyai seorang kekasih yang pemalas."

            " Baiklah,apa rencanamu hari ini?"

            " Aku dan emma akan bertemu dengan Patrick untuk membahas mengenai rumah dan mobil milik Cherrys."

            " Aku akan ikut bersamamu,kau harus menghubungiku biar aku menjemputmu."

            " Tapi Dean..."

            " Tidak ada tapi,aku memaksa." Dia memasuki kamar mandi,dan aku mempersiapkan sarapan serta stelan kerjanya.

            Aku hanya membuat roti bakar dengan bacon dan kopi untuk kami berdua. Dia terlihat tampan dengan stelan kerja berwarna biru pucat dengan rambut yang rapi. Saat dia akan berangkat kurapikan dasi miliknya dan memberinya kecupan selamat jalan. Membaca beberapa novel dan buku bisnis di ruang kerja milik Dean adalah salah satu cara untuk menghabiskan waktu sebelum makan siang,berada disini mengingatkanku tentang sketsa gadis kecil,aku belum sempat bertanya padanya mengenai hal ini karena pertengkaran yang kami alami.

            Jam makan siang sudah tiba sebelum aku menelponnya dia sudah menelponku dan menanyakan  rencana makan siang bersama. Dean mengantarku ke restoran tujuan kami saat kami masuk kedalam Ge,Emma, dan Patrick sudah sampai.

            " Hai.." kataku menyapa mereka

            " Kau lama sekali" ucap Emma

            " Maaf aku harus menunggu dia (melirik Dean). Pat.. kenalkan dia kekasihku Dean Finland"

            " Dean"

            " Patrick"

            " Jika aku tahu kalian membawa pasangan kalian,aku juga akan membawa istriku kemari."

            " Kau sudah menikah?" tanya Emma dan aku yang sama-sama terkejut.

            " Yea.. aku sudah menikah. Oke sekarang berhenti membahas tentangku."

            " Aku dan Ge menemukan surat wasiat dari Cherry,disini tertulis kitalah pemilik rumah dan mobil tersebut."

            " Oke..  bukti yang kita miliki sudah kuat jadi kita tidak perlu khawatir lagi. Ooh.. by the way aku dan istriku mengundang kalian untuk dinner bersama di rumah kami."

            " Kami akan datang."

            Malamnya kami dinner di rumah Patrick,rumahnya terlihat indah bergaya Victoria yang sebagian besar didominasi warna putih. Kami juga berkenalan dengan istrinya yang masih terlihat cantik meski tengah hamil besar. Patrick terlihat sangat perhatian dan mencintai Darla dengan sepenuh hati. Aku sempat membayangkan aku berada di posisi Darla dan Dean di posisi Patrick tapi di suatu sisi aku masih takut dengan pernikahan. Tiba-tiba aku merasakan seseorang menggenggaman tanganku,saat aku melihat Dean tersenyum dan tetap menggenggam tanganku. Kami melanjutkan dinner dengan diselingi beberapa obrolan. Sejak itu Ge,Dean dan Patrick berteman baik seperti aku,Emma dan Darla.

***

      Voment ditunggu .. voment banyak updatenya cepet :D

the Cherrys- book of lilianneWhere stories live. Discover now