[261219]

2.5K 308 18
                                    

Aroma susu cokelat memenuhi ruang berwarna putih tersebut. Sang wanita yang baru sadarkan diri langsung mendesis, memijat kening dan mulai merasa mual. Bergegas, ia langsung lari ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang sempat masuk ke perutnya semalam.

"Masih mau mabuk?"

Mia berdecak, mengibaskan tangan dan mengabaikan Jungkook yang menatap sinis. Tubuhnya melemas, tapi dipaksa untuk berjalan melewati sang suami yang melipat tangan ke dada sambil bersandar di pintu kamar mandi.

"Aku tidak mau bertengkar," katanya setelah duduk dan menaruh kepala ke headboard ranjang. Tubuhnya benar-benar lemas. Tetapi, itukan salahnya sendiri. Meminum banyak bir sendirian, benar-benar tindakan bodoh.

Jungkook menarik napas, baru mendekat ke Mia yang tak ubahnya seperti vampire cantik; putih dan pucat. "Maaf," ungkapnya sungguh-sungguh.

"Sudah kubilang aku tidak mau bertengkar!" Mia justru berdecak, menimbulkan rasa kesal di hati sang suami. "Lebih baik kau kembali ke dorm," lanjutnya mengusir.

"Areum...."

Yang dipanggil memejamkan mata, juga menulikan telinga dari suara sang suami. Jungkook menghela napas, sadar sepenuhnya kenapa kesayangannya bertingkah seperti sekarang.

"Baby...." Dia duduk di samping sang pujaan, lantas mengusap lembut tangan halus yang suka menyentuh dengan nakal. "Aku minta maaf," ucapnya setulus mungkin.

"Kau tidak salah, buat apa minta maaf?"

"Kalau aku tidak salah, lalu kenapa kau bisa semabuk ini? Bahkan sampai tertidur di lantai dapur." Jungkook mengungkit kejadian semalam, saat dia menemukan Mia tak sadarkan diri di lantai yang dingin.

"Aku hanya ingin menghabiskan malam natalku. Itu saja."

"Dengan cara mabuk, begitu?"

"Memangnya apa lagi yang bisa kulakukan? Semalaman menunggu suami yang bahkan tidak mau pulang, begitu?"

"Mia, bukan aku tidak mau pulang. Aku--"

"Lelah? Iya?"

"Mm." Lelaki Jeon itu mengiyakan. "Aku cuma mau beristirahat," lanjutnya memperjelas.

Mia berdecak. "Dorm memang tempat terbaik untuk beristirahat," sinisnya kesal. Bagaimana tidak? Sudah satu bulan ini Jungkook terus menginap di dorm. Alasannya sama; penat. Dan jikalau pulang ke rumah, lelaki itu lebih banyak diam, bermain bersama Miku, atau kalau tidak ya terfokus pada ponsel. Mereka baru mengobrol atau bermesraan di saat laki-laki itu menginginkannya; seperti saat dia meminta agar Mia tidak terlalu sering pergi.

"Kau marah?" Jungkook bertanya hati-hati sekali.

"Mm, aku marah sekali." Mia menekan setiap kata, "kau seperti lupa ada seseorang yang menunggu di rumah."

"Kenapa tidak langsung katakan bahwa kau tidak suka?"

"Memangnya kau ada waktu mendengar keluhanku?"

Pertanyaan yang telak, membuat Jungkook memutar balik ingatannya selama beberapa waktu. Ya, dia baru sadar sudah terlalu sibuk dan akhirnya mengabaikan Mia. Apalagi sejak wanita itu punya pekerjaan sendiri, dia jadi semakin jarang memerhatikan si cantik. Anggapannya, Mia sudah semakin mandiri dan tidak kesepian jika ditinggal, jadi semuanya akan baik-baik saja. Tetapi, dia lupa bahwa Mia tetaplah Mia, si manja yang akan marah jika diabaikan.

"Maaf." Jungkook tertunduk, tak tahu harus berlaku bagaimana untuk menebus kesalahannya.

"It's okay. Lagipula minum sendirian di malam Natal bukan hal buruk."

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now