May 18th, 2018

4.5K 479 147
                                    

Pagi-pagi Mia bangun. Mandi, lalu memasak seadanya untuk sarapan bersama Jungkook. Senyumnya riang karena mengingat hari ini adalah ulang tahun pertama pernikahannya dengan Jungkook. Sungguh tidak terasa waktu berjalan sedemikian cepat.

"Morning, My Wife. Happy anniversary."

Mia tertawa kecil ketika merasa pelukan Jungkook di belakangnya. Pria itu masih mengantuk, terbukti dari embusan napasnya yang teratur ketika baru saja menyandarkan dagu ke bahu sang istri. Tapi, dia bahkan tidak lupa dengan anniversary mereka.

"Mandilah dulu," tegur Mia sambil mengacak rambut suaminya. Lantas, dia kembali mengaduk kopi yang diseduhnya spesial untuk Jungkook.

"Kau sudah mandi?" Jungkook mengecup bahu Mia.

"Iya, sudah."

"Eungh... baiklah. Aku mandi dulu."

Mia tersenyum simpul ketika Jungkook berjalan malas ke kamar mandi. Kopi dan sarapan sederhananya sudah siap, tinggal menunggu Jungkook selesai mandi. Untuk menghilangkan bosan, Mia pun memilih untuk memainkan ponsel Jungkook yang tergeletak di meja.

Di saat asyik membaca catatan-catatan kecil suaminya tentang bagaimana mengurus anak itulah Mia merasa sakit di bagian perut. Awalnya biasa, tapi kemudian menguat hingga dia harus memegang tepian meja.

"Jungkook...!! Tolong!" Mia hampir menangis karena merasakan sakit.

Beruntung, Jungkook sudah selesai mandi. Di saat Mia berteriak, pria Jeon itu langsung menghambur ke istrinya di kursi makan.

"Mia, kenapa?"

"Perutku...."

Mendengar satu kata itu, Jungkook langsung merasa ada bahagia yang menyeruak di relung hati. Secepat mungkin dia menghubungi orang-orang yang memang sudah dipersiapkannya untuk mengurusi persalinan. Mia masih kepayahan dengan kondisinya, sedang Jungkook sibuk memakai jaket, masker dan topi sebagai samaran. Pria itu ingin membawa sendiri istrinya ke rumah sakit dan menemani persalinan.

Tanpa aba-aba, dia mengangkat Mia yang reflek mengalungkan tangan dan membenamkan wajah ke dadanya. Ringisan wanita itu masih terdengar jelas, memacu adrenalin Jungkook yang mempercepat langkah menuju ke area parkir. Tidak masalah jika ada media yang mungkin menangkap momen ini, karena Jungkook bisa saja berkilah bahwa itu kondisi darurat dan dia berkewajiban untuk menolong. Yang pasti, Jungkook sudah merencanakan semua ini dengan matang.

Sesampainya di mobil, sudah ada beberapa staff wanita yang menunggu. Mereka cekatan membantu Mia yang kesakitan di pelukan Jungkook.

Mobil melintas cepat di jalanan yang belum terlalu padat. Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Jungkook memanjatkan doa terbaik untuk istri dan calon anaknya pada Yang Kuasa.

Hingga mereka sampai ke rumah sakit dan disambut suster serta dokter yang siap menangani Mia, itulah kali pertama bagi Jungkook merasakan cemas dan kebahagian yang begitu besar secara bersamaan.

Di ruang persalinan, Jungkook berulang kali menatap cemas pada Mia yang berusaha keras menahan sakitnya. Namun gagal.

"Jeon... sakit...." Mia menangis ketika menggenggam jemari Jungkook yang memucat. Seumur hidup, baru kali ini dia merasakan sakit seperti ini.

"Iya, aku tahu. Tapi bertahanlah, demi Minikuki, anak kita. Berjuanglah, Sayang." Jungkook berbisik di telinga Mia, lalu mencium kening wanita tercintanya. Sebagai suami, dia tak sampai hati melihat Mia kesakitan seperti ini.

Mia mengaduh, mencengkeram seprai dan lengan suaminya lebih erat. Keningnya basah oleh keringat, sedangkan dokter yang menangani sibuk memberi arahan dibantu oleh asistennya.

[Jungkook x Mia]Där berättelser lever. Upptäck nu