Don't Igrone Me

4.2K 389 36
                                    

Hampir jam sembilan malam.

Jungkook mengembuskan napas panjang. Mia tak ambil peduli, tetap sibuk pada game yang sudah dia mainkan sejak satu setengah jam yang lalu. Bayangkan! Satu setengah jam. Mia bukan maniak game seperti Jungkook, tapi sekali bermain bisa seperti ini dan imbasnya: suami terabaikan. U-uh, semoga Jungkook bisa memaafkan kesalahan istrinya. Padahal ya, Jungkook sudah tersenyum-senyum bahagia saat istrinya itu pulang kuliah sambil menenteng empat Burger sebagai cemilan di sore hari. Awalnya dia mengira mereka akan mengobrol, membahas tentang White Day atau lagu yang baru di-cover. Tapi ternyata, Mia malah tak ingat hal lain ketika sudah bertemu game.

"Mi, makan." Jungkook mengingatkan—untuk yang ketiga kalinya.

"Sebentar."

"Mia ...."

"Sebentar."

Terdengar jelas bahwa Jungkook tengah kesal dari caranya menarik napas. Pria itu menggeser duduk, lebih mendekatkan diri pada istrinya yang terfokus pada ponsel. Disandarkannya kepala ke bahu Mia, ikut memandang game apa yang tengah dimainkan.

"Mendadak aku benci pada game." Jungkook bergumam.

"Kenapa?"

"Karena dia membuatku terabaikan."

"Hum ... kau juga sering mengabaikanku jika sudah berhubungan dengan game atau IU Sunbae-nim." Mia sedikit menyinggung permasalahan kemarin malam; saat Jungkook dan Jimin berdebat di telepon tentang IU dan membuat Mia terang-terangan mengatakan bahwa ia cemburu terhadap penyanyi cantik tersebut. Akibatnya, lagu Roy Kim yang di-cover oleh Jungkook, yang seharusnya di-update tepat pada jam dua belas malam atau bertepatan pada pergantian tanggal, jadi di-update satu jam lebih cepat. Semua demi Mia, agar Mia tidak marah karena kecemburuan yang sepele.

Jungkook meneguk ludah, kemudian lebih merapatkan diri pada Mia. Tak lupa, dikecupnya juga bahu yang tertutup kain baju. "I love you," ucapnya.

Mia menghentikan permainan, lalu memandang pada Jungkook yang menyandarikan diri di sampingnya. "Kenapa tiba-tiba mengatakan itu?" Dia bertanya.

"Memangnya ada larangan mengatakan kalimat I love you pada istri?"

"Tidak, sih."

"Ayo, makan."

"Tapi—"

"Makan, atau aku akan marah."

"Yak ...."

Mia cemberut, memasang wajah menggemaskan pada Jungkook yang kokoh pada pendirian. Pria itu tak tersenyum, wajahnya tegas. Mia mengembuskan napas, mengalah, kemudian berangsur turun dari tempat tidur untuk menuju dapur dan mengambil makanan. Ngomong-ngomong, perutnya juga terasa lapar karena belum diisi apa pun sejak tadi siang.

Ditariknya napas dalam-dalam ketika sampai di dapur. Ingin rasanya protes pada Jungkook, tapi takut jika suaminya benar-benar marah. Lagipula ini demi kebaikannya juga. Dengan kondisi saat ini, dia tidak boleh terlambat makan, 'kan?

"Mia ...."

"Hmm?"

Ditolehkannya kepala ke samping, tepatnya ke arah Jungkook yang mendekat. "Ada apa?" tanyanya kemudian.

"Duduklah. Aku akan ambilkan makanannya," suruh Jungkook sambil mengambil alih piring di tangan Mia.

"Eh? Aku bisa sendiri," tolak Mia, canggung, mengingat bagaimana Jungkook pada saat di kamar tadi.

"Tapi aku mau mengambilkannya untukmu." Jungkook tersenyum simpul, mencubit pelan pipi Mia dan langsung menyibukkan diri untuk mengambil nasi serta lauk-pauknya.

Mia, dia hanya diam, duduk manis di kursi untuk menunggu suaminya selesai mengambilkan makanan. Dalam hati sedikit ada rasa bersalah karena tadi terfokus dengan game dan sengaja membahas masalah semalam—padahal masalah itu sudah selesai. Lihatlah Jungkook sekarang, meski diabaikan, dia tetap secara suka rela memanjakan. Oh, sungguh beruntung nasibnya yang mendapatkan suami sebaik ini.

"Makanlah." Jungkook menaruh piring berisikan nasi dan lauk di hadapan Mia, sedangkan dia sendiri langsung menggeser kursi untuk duduk di samping yang tercinta.

"Kookie ...."

"Ya?"

"Suapi."

Untuk sejenak, Jungkook diam, namun kemudian tertawa pelan. "Keinginan Minikuki, uh?" tanyanya sambil memindahkan piring di hadapan Mia.

Mia menggeleng. "Keinginanku," ucapnya.

"Tidak biasanya."

"Tidak boleh?"

"Boleh, kok. Bahkan aku suka jika kau bermanja seperti ini, daripada hanya fokus bermain game dan malah mengabaikanku."

Sindiran yang sangat keras, hingga rasanya Mia bisa merasakan denyut perih di hati. Digigitnya bibir pelan. "Maaf, ya," gumamnya pelan sambil menunduk.

"Tidak masalah, kok. Ayo, makan."

Jungkook menyodorkan sesendok nasi pada Mia yang baru mengangkat wajah. Dia tersenyum, tulus, tanpa kemarahan. Sungguh nyaman melihatnya. Hingga Mia menerima suapan itu, senyum di bibirnya tak kunjung luntur—bahkan bertambah lebar seolah dia begitu senang karena Mia akhirnya mau makan.

"Ibu dari anakku harus sehat. Jadi, dia harus banyak makan."

Itu kalimat yang Jungkook ucapkan saat Mia masih sibuk mengunyah nasi. Kalimat sederhana yang mengandung banyak arti di dalamnya; termasuk bagaimana perhatiannya pria Jeon tersebut pada calon bayi dan sang istri.

"Mia ...."

"Iya?"

"Jangan abaikan aku lagi, ya. Itu menyakitiku. Aku tidak suka."

Permintaannya dikatakan dengan lemah lembut, tapi entah kenapa justru menohok begitu dalam. Mia tersenyum kaku, mengangguk, lalu kembali menerima suapan dari Jungkook. Baiklah, dia akan mencoba untuk tidak lagi mengabaikan. Karena bagaimana pun juga, dia sendiri tahu bagaimana tidak enaknya diabaikan.

Jeon Jungkook, maafkan istrimu ini, ya.

I love you.

-FIN-

===

**Jangan lupa tinggalkan jejak :*

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now