[210818]

2.9K 375 32
                                    

Malam beranjak semakin larut, namun Jungkook belum juga pulang—kebiasaan menjelang comeback. Daripada bosan, Mia memutuskan untuk menghubungi salah satu kakaknya. Mereka berbincang, sesekali tertawa karena pembahasan yang diambil.
Suara ketukan pintu jadi pengalih perhatian yang sempurna. Dengan ponsel yang masih menempel di telinga, Mia beranjak membukakan pintu kamar yang sengaja ditutup.

"Hai. Night, Baby." Jungkook menyapa dengan senyum menawan.

"Night too." Mia membalas, lantas tersenyum simpul saat keningnya dikecup lembut.

"Miku sudah tidur, hmm?"

Mia mengangguk. Mulutnya terbuka ingin bicara dengan yang dihubungi, tapi ponselnya lebih dulu diambil oleh Jungkook. Kening pria Jeon itu berkerut sejenak saat membaca nama yang tertera di layar, baru dialihkannya posisi ponsel ke telinga.

"Sudah, ya. Mia harus melayani suaminya. Annyeong."

Mia membulatkan mata, setengah tak terima dengan perbuatan Jungkook yang tidak ada sopannya sama sekali. Tapi belum sempat protes, tangan suaminya itu sudah lebih dulu mengangkatnya tanpa aba-aba sedikit pun. Mau tidak mau, dia harus melingkarkan tangan ke leher Jungkook dan menatap mata kelam yang tertuju lurus ke arahnya.

"Kenapa?" Mia bertanya pelan di sela langkah Jungkook yang menuju ke tempat tidur.

Jungkook duduk di tepi tempat tidur dengan Mia di pangkuan. Pertanyaan tadi belum dijawab, namun tangannya sudah mengusap rambut halus sang istri. Lembut, sarat dengan kasih sayang seperti hari-hari biasa mereka sebelum berpisah.

"Kenapa kau semakin cantik, huh?" tanya Jungkook dengan ekspresi serius.

Mia tertawa pelan, bergumam sejenak, lalu menyentuh hidung yang terkasih dengan telunjuk.

"Karena aku sayang Jeon Jungkook."

Jawaban yang tidak menyambung sama sekali dengan pertanyaan, tapi tak dipermasalahkan sama sekali oleh Jungkook yang sekarang tertawa kecil. Ditatapnya wanita yang senantiasa dirindu, dan yang ditatap hanya tersenyum tanpa ada niatan untuk bicara.

"Areum," panggil Jungkook.

"Hm?

"Touch me."

Hening sejenak, namun putus saat Mia menggeleng. Respon yang membuat Jungkook mengerutkan kening heran. Tidak biasanya Mia menolak.

"Kenapa tidak mau?" tanya Jungkook heran.

"Karena aku mau kau yang menyentuhku."

Berdebar jantung si pria Jeon mendengar jawaban berani istrinya. Mia menyampirkan senyum, sementara pandangan matanya tertuju ke rambut Jungkook.

"Aku sudah lama tidak menyentuh rambutmu," gumamnya.

Jungkook mengerjap, lalu menundukkan kepala. "Sentuhlah," pintanya.

Mia tersenyum lebar, senang karena suaminya peka dengan yang dimau. Diacaknya rambut yang terus diberi perawatan tersebut hingga sedikit berantakan. Jungkook diam membiarkan, hanya tersenyum simpul mengingat kebiasaan Mia yang tak pernah berubah sejak dulu.

"Lucunya.... Jeon Jungkook sayangku." Mia tertawa, gemas. Membuat Jungkook ikut tertawa.

"Hei, aku belum melakukan satu hal," kata Jungkook tiba-tiba.

"Apa?"

"Ini."

Satu kecupan mendarat di hidung Mia, membuatnya mengerjap kaget dan merona seketika. Jungkook lagi-lagi tertawa.

"Kau menggemaskan. Serius." Jungkook bicara dengan senyum yang tak luntur. Berbeda dengan Mia yang justru menutup setengah wajahnya untuk menyembunyikan rona merah yang kentara jelas.

"Jungkook bodoh!"

Tawa pria Jeon itu makin keras—namun tak sampai membangunkan Miku yang tertidur pulas. Senang? Tentu saja.

"Kau seperti baru pertama kali kucium di hidung," ucapnya sembari tertawa geli.

"Nakal!"

Satu pukulan mendarat di bahu Jungkook, namun tak mengurangi tawa yang dikeluarkan.

"Jung...!" Mia kesal, tapi tak memiliki kendali agar Jungkook berhenti tertawa.

"I love you." Jungkook tersenyum-senyum, paham istrinya salah tingkah sejak tadi.
Mia diam. Hendak merajuk, tapi Jungkook lebih dulu merangkulkan tangan ke pinggangnya, sedang mata bulat yang menawan menatap lurus ke manik cokelatnya. Mereka beradu pandang, saling menyampaikan rasa di hati masing-masing.

"I miss you." Pelan Jungkook berkata, tapi getarnya luar biasa.

Mia tersenyum. "I miss you too," balasnya.

Di luar, malam semakin larut. Bintang berkerlip indah, berpadu dengan bulan yang bersinar. Semilir angin yang menggoyang gorden mencoba menggoda dua insan yang saling tersenyum dalam tatapan mereka satu sama lain. Manis, sangat.

"Mia, ayo tidur." Jungkook memecah hening yang meraja.

"Ah, ayo. Besok kau berangkat pagi, 'kan?"

Anggukan jadi jawaban. "Tapi aku mau pulang cepat supaya bisa menghabiskan waktu denganmu," koreksi Jungkook cepat.

"Oh, ya?"

"Apa yang tidak untuk kesayanganku, hmm?" Jungkook mengerling. Sengaja menggoda, membuat Mia tertawa.

"Aku tunggu kepulanganmu besok," ucap Mia dengan senyum.

"Oke. Tapi sekarang kita harus tidur. Jadi... selamat malam, Sayang." Sebagai pengakhir, Jungkook mengecup kening Mia.

"Selamat malam juga."

FIN

💜

Hai~ miss you :" Maaf baru update sekarang. Dan maaf juga kalau feel-nya kurang, gak greget atau apalah :" Serius, aku sendiri pengen nangis karena kesusahan buat ngerangkai kata :" Nyesek rasanya karena terlalu lama gak nulis :" Duh... :" Semoga selanjutnya bisa lebih bagus dari ini. Aamiin :"
Etz! Jangan lupa tinggalkan jejak ;)
Love you 💜

[Jungkook x Mia]Where stories live. Discover now