Selimut

3.1K 392 52
                                    

Mia merenggangkan tubuh saat baru sampai di rumah Shin Ya. Setelah seharian pembekalan praktek lapangan, pulang pun langsung mencari makanan untuk malam dahulu, rasanya badan sangat penat. Namun, semuanya sedikit terobati saat membuka sosial media dan mendapati postingan dari sang suami yang makan sendirian. Oh... ayolah. Dia baru meninggalkannya sehari, tapi kelakuan Jungkook sudah begitu.

Selesai mandi, Mia langsung mengambil ponsel dan menghubungi Jungkook. Bagaimana pun juga, dia ingin tahu keadaan suaminya yang di rumah sendirian—berhubung Miku dititip di rumah orang tua Jungkook.

"Yeoboseo." Mia menyapa saat panggilan tersambung.

"Eum...."

"Baru bangun?"

"Eungh... iya."

Mia tertawa pelan mendengar nada suara Jungkook yang berat, khas bangun tidur.

"Kau sedang apa?" Gantian si tampan yang menanya.

"Baru mandi."

"Humm...."

"Eum... ngomong-ngomong, bagaimana makanannya tadi?" Mia menyinggung tentang video unggahan Jungkook di twitter.

"Yah... seperti katamu. Hambar." Si tampan mengeluh. Makanan di video tadi memang dipesankan oleh Mia—sekaligus dengan makan siang wanita tersebut dengan teman-temannya di rumah Shin Ya.

"Maaf."

"Tidak masalah. Kita makan makanan yang sama," kata Jungkook menenangkan.

"Tapi, apa kau harus mengunggahnya begitu? Seperti orang kelaparan."

"Aku memang lapar."

"Tapi—"

"Istri jahat."

Mata sipit Mia menyipit. "Yak, Jeon Jungkook. Istrimu mengikuti pembekalan dari jam delapan sampai jam lima. Tega sekali menyebut jahat," protesnya tidak terima.

"Iya, iya. Tidak jadi jahat." Jungkook meralat dengan nada lesu.

"Lalu, jadinya apa?"

"Miss you."

Helaan napas terdengar dari Mia. "Kita baru berpisah dua belas jam, Sayang."

"Dua belas jam itu lama...."

"Apakah memang selama itu? Uyuyu, kasihan bayiku." Mia terkekeh geli. Sebab, ayolah... siapa yang tahan mendengar rengekan manja dari si bayi besar seperti Jungkook? Itu... sangat menggemaskan, tahu.

"Mia... aku bukan Miku."

"Tapi menggemaskan lebih dari Miku."

"Ck."

Mia tertawa untuk yang kesekian kali.

"Areum... aku perlu belaian."

"Aigoo...." Wanita Jeon itu menoleh ke kiri dan kanan, memastikan ucapan Jungkook tidak terdengar oleh Shin Ya. Beruntung, kakak angkatnya sedang ada di kamar, berganti baju setelah selesai mandi.

"Sekarang musim hujan," rengek Jungkook lagi dengan gaya manjanya yang tidak bisa ditolak.

"Heum... lalu?"

"Aku perlu sesuatu yang hangat. Tapi, selimutku hilang."

Kening si cantik berlipat. "Selimut yang dijemur tidak diangkat memangnya?"

"Tidak. Aku 'kan baru bangun tidur," kilah Jungkook.

"Kelinci nakal!"

"Biar saja. Lagipula percuma ada selimut, tetap tidak sehangat Jeon Areum."

"Ish!"

"Apa, Sayang?"

"Pakai selimut!"

"Tidak. Aku perlu Jeon Areum, bukan selimut."

"Jungkook...."

"Apa? Selimut? Aku tidak akan pa—"

"Jeon Jungkook!" Tanpa sadar Mia meninggikan suara karena kemanjaan Jungkook yang terlalu menyebalkan. Namun, ketika tersadar dia buru-buru memanggil lagi dengan lebih lembut.

"Aku tetap tidak mau—"

"Ada selimut lain di lemari," putus Mia cepat sebelum Jungkook kembali menolak permintaannya.

Terdengar desah napas dari telepon. "Sayang... kau lupa kalau semua selimut dicuci semua? Gara-gara aku mimpi aneh."

Bolehkah Mia memaki Jungkook?

"Haruskah aku meminjam selimut Miku?" gumam Jungkook di seberang sana, membuat Mia membulatkan mata sipitnya.

"Mana muat, kelinci bodoh!"

"Ya... terus bagaimana? Masa iya aku meminjam selimut tetangga?"

"Yak, Jeon Jungkook! Pakai seprai tempat tidur saja untuk selimutmu malam ini!"

"Masa iya seprai? Ck, sepertinya meminjam milik Sunhee Noona atau Yoongi Hyung lebih baik."

"Itu terlalu jauh!"

"Lalu? Harus beli, begitu?"

"Pakai seprai saja kubilang! Sudah malam kau masih mau keluar rumah!"

Jungkook mengatupkan mulut, tapi hatinya mengomel habis-habisan. Kenapa juga Mia harus segalak itu untuk urusan selimut? Terkadang, istrinya ini tidak tertebak kapan akan marah. Padahal tamu bulannya sudah pulang, 'kan?

"Hh, lanjutkan istirahatmu. Pasti lelah, 'kan?" tanyanya. Sangat jauh berbeda dengan omelan di hati.

"Mm, kau juga istirahat."

"Iya, Sayangku."

"Selamat malam."

"Selamat malam, Love."


--FIN--


**


Gaje yah? :') Gapapa lah ya.

Mohon doanya supaya PPL-ku lancar, dapat sekolah yang enak, guru-guru yang baik, kelompok yang enak diajak kerja sama. Pokoknya yang terbaik lah :')

Makasih sebelumnya 💜 Purple U 💜💜

[Jungkook x Mia]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon