14

2.2K 76 8
                                    

Trimakasih untuk 1rb readers, walaupun masih sedikit kalau di bandingkan dengan penulis lainnya. Tapi saya jadi semakin semangat untuk belajar menulis.


Dira merasa kakak nya tak perlu melakukan hal itu sejauh ini, karena apa yang ia lakukan sungguh ke kanak-kanakan.

"Kak! Kakak mau tau kan pacar aku yang asli yang mana?" tanya Dira

Ley hanya mengangguk sambil cengir kuda.

"Kakak pernah lihat dira pegang tangan cewe?" tanya Dira.

"Enggak" jawab Ley, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kakak lihat ini!" tangan dira di satukan dengan tangan Irene.

"Ya... cuman pegangan doang kan? Kamu sama kakak juga suka pegangan, mungkin aja kamu nganggap Irene hanya sebatas kakak?" jawab Ley semakin membuat Dira mendidih.

Dira menarik irene ke pelukannya, yang sangat membuat Irene terkejut, hingga matanya tak berkedip sedikitpun.

"Kamu sama kakak juga sering pelukan, lalu apa bedanya?" Tanya Ley yang sangat menikmati pertunjukan Ini.

"Oke pembuktian yang terakhir, gak akan bisa membuat kakak mengelak lagi" ucap Dira.

Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Irene, semakin dekat dan semakin dekat, hingga hembusan nafas dira kini terasa oleh Irene, sungguh adegan yang romantis.

BRAK

Oh iya, Author lupa. Si luci dari tadi diem aja ngeliatin, kasian kan luci udah sama si dira di abaikan. Masa iya, sama author juga.

Luci menggebrak Meja makan, membuat semua orang kaget, termasuk Dira, yang langsung berbalik dan menghentikan Aksinya.

Reader: gak jadi cium Irennya?
Author : enggak!
Reader : kenapa?
Author : keseringan, tar bibirnya jontor.

Luci datang menghampiri Irene, lalu menamparnya dengan sangat Keras.

Dira mencoba menghentikan Aksi Luci, tapi pertikaian keduanya tak bisa di lerai.  Luci dan Irene memasang jurus wanita ketika bertarung, yaitu jurus utama, saling jambak satu sama lain.

"Diam!" Bentak Adibrata, dan langsung menampar Luci.

Luci tersungkur lalu menangis, mau tak mau Dira segera menghampiri Luci, lalu dengan segera Luci memeluk dira. Menciptakan suasana yang sangat serba salah untuk Dira.

Ingin rasanya ia melepaskan pelukan itu, namun Sorot tajam mata Adibrata, masih saja menatap tajam ke arah Luci. Dira tahu jika Luci tidak bisa di bentak apalagi di kasari seperti itu. Dira tak bisa melawan Adibrata, apa yang akan terjadi dengan kakaknya, jika ia berani membantah Adibrata.

Adibrata melihat sekujur tubuh Irene dengan seksama, ia takut terjadi apa-apa dengan Irene sang putri Tsukma, lalu ia melihat ke sudut pelipis Irene yang terlihat bekas cakaran dan darah yang mengalir.

Irene yang sedari tadi berdiri tak bergeming, melihat Dira dan Luci yang sedang berpelukan.

Cemburu, marah, kesal, semua menjadi satu.

Key merasa bersalah atas apa yang terjadi, ia langsung menarik tangan Irene dan membawa ke kamarnya.

"Maafin kakak ren" ucap Key sambil mengobati luka di pelipis Irene, Irene hanya diam, ingin sekali rasanya dia menangis, tapi rasa gengsi menahannya melakukan itu.

Irene hanya tersenyum, senyum yang sulit di artikan oleh Key, mungkin itu bingung, kecewa, dan terpaksa.

"Gak apa-apa kak" jawab Irene setengah tertunduk.

Kini Irene jadi sangat menyesal telah datang ke Singapur. key yang melihat Kesedihan di wajah Irene langsung memeluknya dengan perlahan.

"Kakak tahu kamu adalah wanita yang Dira cintai, wanita yang Dira sayangi. Kakak cuman lakuin itu untuk kesenangan kakak saja. Maafkan kakak ya Ren" ucap Key sambil mengelus-elus punggung Irene dengan lembut.

Irene hanya mengangguk, ia sangat lelah dengan hatinya.

***

"Luci lo gak apa-apa?" Tanya dira sambil melepaskan pelukan Luci.

"Aku... Aku... Ingin pulang Dira" ucap Luci merintih sambil menangis di pelukan Dira.

Dira lalu membopong luci ke kamar yang di tempatinya, setelah Dira memaringkan Luci di kasur. ia lalu memasukkan baju-baju Luci ke dalam koper.

"Dira, kamu ikut pulang juga kan?" Tanya Luci.

Dira hanya diam, dan memasukkan baju dengan sangat cepat.

Dira menarik lengan Luci untuk berdiri, namun momen itu Luci manfaatkan untuk membuat dira jatuh dan menciumnya.

*-*-*

Setelah Irene selesai mengobati lukanya, ia berniat untuk bertemu dengan Luci. Irene tahu, tidak pantas baginya untuk cemburu pada Luci. Ia harus menenggelamkan rasa cemburunya dalam-dalam.

Siapa luci? Dan siapa dirinya Untuk Dira. Dua wanita yang menempati posisi yang berbeda di hati Dira.

Irene melihat ke arah dapur, mencari keberadaan Luci. Namun ia tidak ada.

Lalu Irene berniat akan bertanya pada Maid di rumah itu. Namun ia sudah di dahului oleh Maid itu.

"Non cari mas Dira dan non Luci ya?"

"Iya, mbak" jawab Irene, ternyata para maid disini orang indonesia pikirnya.

"Tadi di bawa Mas Dira masuk ke kamar sebelah tangga" ucap maid itu.

Irene hanya tersenyum, dan segera pergi ke arah yang di tunjukkan oleh Maid itu, iya buka perlahan pintu kamar sebelah tangga.

Alangkah terkejutnya Irene!

Melihat seseorang tengah bermesraan.

"NON!"panggil maid itu.

Lalu Irene berbalik menoleh pada arah suara yang memanggilnya.

"Mereka sedang apa?" Tanya Irene tak percaya?

"Hahaha non kaget ya. Itu pak Dodo namanya, tamu pak adibrata. Dia memang suka berdansa sambil memeluk boneka besarnya" ucap Maid Itu sambil tertawa.

"...kamar yang di tempati mbak Luci yang ini non" maid itu menunjuk ke arah kamar sebelahnya.

Irene cengir Kuda lalu membuka pintu.

Irene lebih suka melihat pemandangan yang abnormal seperti tadi. Dari pada sekarang...

Jantungnya serasa berhenti berdetak...






Author tahu, ceritanya gak jelas, alurnya ngacak. Sebenernya niat awal author cuman mau memperkenalkan para tokoh, tapi jadi panjang begini.

Semoga masih bisa dibaca...

MY COLD BRONDONG (Tamat)Where stories live. Discover now