Training Camp (part 3)

1.4K 137 41
                                    

Senyumannya adalah sinar mentari hidupku

Tawanya merupakan kicauan indah di telingaku

Sedihnya adalah mimpi buruk yang tak bisa kuhindari

Tangisnya merupakan sebuah siksaan tanpa henti

Amarahnya hukuman mutlak bagi hati

Kecewanya malapetaka bagi diri ini

Kebahagiaannya adalah apa yang ku perjuangkan selama ini

"Rei, hentikan tatapan menusukmu itu. Apa kau punya dendam padaku?"

"Tentu, bahkan jika bisa aku ingin mengikatmu dengan rantai saat ini"

"Kau ingin main SM? Tak kusangka kau punya fetish seperti itu"

"Kau! Ishhhh... Bicara padamu hanya akan menambah beban pikiranku"

"Berani sekali kau bicara seperti itu pada bosmu?"

"🤒"

"Anoo... Ini kita akan ke saitama bukan?"

"Diam dan jalan saja Aki!!" Seru kedua sejoli itu bersamaan.

"Haiiiikkk...." Mak salah anakmu yang ganteng ini apa coba😩

----------------------------------------------------------------

Pelatihan tetap berlanjut hingga hari terakhir, cukup banyak hal yang mereka dapatkan mulai dari memperkuat kekompakan tim, belajar teknik baru, pengalaman baru bahkan Shoyo mendapat ilmu baru dari Bokuto yaitu cara memberikan tipuan yang dimana di rutuki oleh anggota Fukurodani.

Ditengah masa-masa istirahat, Daichi berjalan dengan cara mengendap-endap layaknya pencuri ke arah Shoyo dkk.

"Pssttt..... Hei dengarkan aku, jangan katakan pada tim lainnya, tadi jika aku tidak salah dengar, sensei dan para pelatif akan mengadakan pesta bbq malam ini untuk kita" bisiknya

"Hooo....benarkah?? Hebattt???" Soraknya dengan nada datar terlihat sekali bahwa dia sama sekali tidak tertarik, tidak seperti biasanya.

Begitu pula dengan anggota lainnya, Daichi tidak mendapatkan respon yang dia inginkan. Sepertinya sering hang out bareng kakak Hinata membuat lidah mereka menjadi sedikit sombong. Dia tidak tahu apakah ini baik atau malah sebaliknya?

"Daripada daging panggang entah kenapa aku justru merindukan masakan Miyuki-san" iler Noya sudah kemana-mana dengan semua imajinasinya tentang pulang bekerja dan disambut oleh seorang istri yang cantik, setia serta pandai memasak.
B

ahkan jika tidak kaya juga tidak masalah, harta hanyalah bonus baginya.

Dari jauh Takeda-sensei dan Ukai Coach memandang mereka dengan aneh.

"Apa mereka sudah tahu tentang pesta bbq nya?"

"Entahlah, tapi jika sudah tahu kenapa justru perasaan suram yang timbul? Apa mereka tidak suka?" Tanya Takeda-sensei

Ukai hanya mengangkat kedua bahunya tidak tahu, walaupun dia pelatihnya namun pikiran murid didiknya lebih susah ditebak dibandingkan segerombolan ibu-ibu dasteran pecinta diskonan.

My Sister (Low Update)Where stories live. Discover now