Training Camp (part 2)

1.2K 138 3
                                    

Karasuno, Fukurodani dan Nekoma menjalani training camp dengan 2 sistem. Sistem pertama kolaborasi, dimana setiap tim yang terbentuk merupakan gabungan dari ke 3 tim itu, bisa saja yang tadinya merupakan rekan setim akan menjadi lawan saat dilapangan dan sistem ke 2 yaitu disebut boot camp. Boot camp biasanya hanya dilakukan pada pelatihan militer namun saat ini sudah banyak yang mulai menerapkannya bagi non militer seperti atlet, club olahraga sekolah maupun hanya sekedar olahraga yang dilakukan masyarakat umum tentunya dengan kadar yang seperlunya.

Pada tingkatan non militer latihan fisik yang dilakukan berupa lari, loncat, naik turun tangga, push up, sit up, naik turun bukit, beberapa boot camp bahkan menyertakan yoga dan pilates. Di boot camp sendiri olahraga ini dikemas lebih variatif, menarik dan berkelompok. Karena itulah boot camp tidak saja melatih kebugaran, tapi juga menawarkan sesuatu yang menyenangkan dan menciptakan rasa persahabatan di antara para peserta boot camp. Beberapa boot camp juga memberikan informasi tentang nutrisi makanan dan menantang peserta olahraga boot camp untuk mengatur makanannya selama menjalankan program ini terutama jika tujuannya memang mengurangi berat badan. Sistem ke 2 ini merupakan neraka bagi mereka yang terbiasa makan daging, karena disini mereka ditekankan untuk mengkonsumsi makanan vegetarian. Tentu saja hal ini juga terjadi pada hampir keseluruhan para peserta.

“Aku lapar...”

“Terlalu lelah....”

“Mataku berkunang-kunang...”

“Areee? Akaashi-san apa kau menjadi 2?”

“Aku mau muntah”

“Coachhh~ Aku ingin pulang saja”

“Ini neraka..”

“Ah...aku seperti melihat wajah cantiknya Hinata-san~”

“Hei! Hei! Hinata Shoyo! Katakan pada kakakmu aku adalah pria sejati! Ini bukan apa-apa hooeeekkkkk.............”

“Bakuto-san!! Jangan muntah disini! Tidaakkkk.....” teriak Konoha panik

“.........”

“........."

“.........”

“Ini baru satu hari dan mereka sudah seperti ini?”

“Bangun! Dasar lemah!” hardik Yamiji Coach

Para mbak-mbak manager........

“Hei bagaimana jika buat puding saja untuk malam ini?”

“Kurasa itu ide bagus”

“Hei Shimizu-san, gadis yang tadi mengantar kalian itu siapa?”

“Yang mana?”

“Gadis cantik dan tinggi itu lohh”

“Oh, itu kakaknya Hinata-kun, anak laki-laki yang berambut jingga itu” jawab Yachi

“Ohhh...yang lompatnya tinggi itu ya”

“Ya”

“Apa dia sudah punya pacar ya?? Tapi siapa pun pasangannya aku rasa bukanlah orang sembarangan benar? terlalu sia-sia jika begitu dia terlihat hampir sempurna aaahhh aku ingin jadi penggemarnya~”

Kiyoko dan Yachi yang mendengarnya hanya tersenyum, baru melihat saja mereka seperti itu bagaimana jika mereka berada diposisi tim Karasuno? Kakak pemuda jingga itu sudah menjadi idola mereka terutama Kurokawa Rei, para pria benar-benar menjadikannya panutan.

“Hinata..”panggil Takeda-sensei

“Haahh~...ya sensei?”

“Apakah selama 3 hari kedepan, Kurokawa-san sibuk?”

“Aku tidak tahu, tapi kenapa?”

“Aku sudah berdiskusi dengan Yamiji Coach serta Nekomata Coach, mereka penasaran dengan Kurokawa-san”

”Hmm...mungkin nanti malam akan aku tanyakan sensei, sulit menghubunginya saat siang hari,dia pasti sibuk”

“Baiklah, ini sudah sore sebaiknya kalian berkemas dan mandi kita akan mempersiapkan makan malam”

“Ya!”

Setelah beristirahat semua orang mulai mengemasi peralatan yang digunakan untuk latihan, saat selesai beberapa orang sudah pergi mandi dan beberapa lagi membantu para gadis untuk makan malam. Pelatihan hari pertama yang cukup berat tapi menyenangkan hal itu terlihat diwajah mereka semua walau sangat lelah namun mereka tetap ceria. Menyelesaikan makan malam dengan cemilan puding coklat buatan para mbak manager.

Skip~

“Ahhhh~ kimochi na~ segerrrr...” ujar seorang pemuda berambut jingga di depan sebuah mesin penjual otomatis sambil menegak habis minumannya. Tiba-tiba saja dia merasa seperti ada yang mengawasinya, menolehkan kepala pada jendela yang berada dibelakangnya, sekelebat bayangan hitam terlihat melintas. Keringat dingin mengucur deras dipunggungnya kala itu.

Ha..hantu ka?” pikirnya, karena seingatnya dia tidak pernah melihat sosok itu diantara para anggota tim baik yang dari Karasuno maupun Nekoma dan Fukurodani.

Menenangkan debaran jantungnya yang kian berderap seperti langkah tentara, mengintip disela-sela jendela yang renggang tanpa menyadari seseorang yang datang dari arah belakangnya.

“Hina-“ PLAK!

“GYAAAAAAAA!!!!!” Shoyo yang kaget reflek berteriak dan tanpa sengaja menampar pipi pemuda raven dibelakangnya.

“Apa yang kau lakukan! Boge!” teriak Kageyama kesal, niat menyapa malah disambut tamparan  dia tuh gak bisa diginiin! Kan sakit cuy!! Tersungut-sungut sambil terus mengosok pipi yang baru saja bercumbu mersa dengan telapak tangan sang partner terthinjah...

“Pfffttttt....” terdengar cekikikan orang lain disana yang tak lain adalah Tanaka yang kebetulan datang bersama dengan Kageyama.

“Oi Hinata, kasihan tuh Kageyama pipinya jadi merah gitu” katanya menahan tawa

Hinata yang akhirnya merasa tenang saat tahu itu bukanlah hantu menolehkan kepala kearah Kageyama saat mendengar ucapan Tanaka.

“Maa...maaf  Kags, aku tidak sengaja, apa itu sakit?” ujarnya sambil ikutan ngelus pipinya si raven dengan pandangan khawatir + latar blink-blink

Blushh..

“Hm..Y..Ya sudah tidak apa-apa, lagian kenapa kau terlihat takut begitu?” alihnya sambil menjauhkan tangan Shoyo dari pipinya gak kuat coyyy!

Kaasannnn..Tobio masih lurus!” innernya

“Ah itu tadi..” gugupnya

“Apa?” tanya keduanya bersamaan

“Hantu aku melihatnya” ujarnya pucat

Saling pandang kedua orang itu merasa penasaran.
Setelah Shoyo menjelaskannya, keduanya akhirnya mengerti dan mencoba mengingat apakah ada seseorang dengan ciri-ciri itu disini.

“Apa kau tidak salah lihat?”

“Tidak itu sangat jelas hanya saja aku tidak melihat wajahnya”

“Hm...ini sebuah misteri” kata Tanaka ala detektif

Tiba-tiba saja dari arah lorong yang tidak terkena lampu, muncul sesosok anak laki-laki berjalan perlahan dengan kepala menunduk.

“Aaaa...aaaa..aaa”

“Hinata kau kenapa?” tanya Kageyama heran

“Ha...hantunya”

“Ka..kageyama lihat disana!”ujar Tanaka panik

Setelah dia membalikan punggungnya dia bisa melihat sosok anak laki-laki itu, menarik Shoyo kearahnya aka memeluk untuk melindunginya mulutnya komat kamit entah apa yang dia ucapkankan, hingga akhirnya..

“Ada apa dengan wajah kalian?” tanya sosok “hantu” itu

“Eh?”

“Yuu?”

“Noya-senpai?”
.
.
.
.
“Hahahahahahaha jadi kau pikir aku hantu begitu Shoyo?” tawanya keras sangat keras sambil mengacak-acak rambut Shoyo. Ternyata sosok itu adalah Noya yang baru habis mandi sehingga rambutnya menjadi lurus (rebahan) gak berdiri kayak biasanya, karena disini tidak ada anak laki-laki dengan postur seperti Noya wajar saja akan ada yang beranggapan lain bukan?

Mereka pun tertawa dengan keras terhadap kebodohan yang baru saja terjadi, ternyata toh rekan mereka sendiri.

“Sudah, suara kita terlalu kencang bisa-bisa Daichi-san marah nanti, sebaiknya kita kembali” ujar Tanaka pada mereka bertiga

Belum juga menjawab sosok tinggi besar dengan rambut panjang serta wajah menyeramkan berada dibelakang mereka berempat.

“Jangan berisik, Daichi-san akan ma-“

“ARGGHHHHHHHHH SETANNNNN!!!!!”

“GENDERUWOOOOOOOO!!!”

“HANTUUUUU!!!!! AH!! HINATA BANGUNNN!!!”
Ketiga pemuda itu lari begitu saja serta Kageyama yang mengendong Shoyo dengan mulut berbuih.

Sweatdroopp

“Dimana hantunya?” tanya Asahi entah pada siapa

Tbc~

Sekarang saia akan konsisten pake “Shoyo” dari pada Hinata untuk penjelasan percakapan.

My Sister (Low Update)Where stories live. Discover now