25. Pregnant?

26.5K 2.1K 250
                                    

Sudah hampir setengah jam tapi Taeyong belum juga datang

Johnny kembali menekan tombol yang ada di nakas

"Kalian tau ak--"

BRAK!

Pintu kamar terbuka dengan keras. Menampilkan laki-laki dengan rambut coklat yang berantakan

"Are you crazy, John!? You just bring me to the jail and then you ask me to be here!?" Taeyong menarik nafasnya dalam-dalam. Memaklumi bahwa Johnny adalah manusia yang tidak suka perintahnya di bantah

"Periksa Hani, dan diamlah atau lo gue masukin lagi ke sana" Johnny beranjak dan duduk di sofa

Taeyong yang masih lengkap dengan pakaian penjaranya kemudian memeriksa Hani. Beruntung sekali pengawal Johnny membawa perlengkapannya

Hani melenguh, "sakit?" tanya Taeyong saat ia memegang perut Hani

Hani mengangguk

"Kapan terakhir kali kau haid?" pertanyaan Taeyong sukses membuat Johnny berdiri dari duduknya

"Emm, mungkin bulan lalu" ucap Hani

"Bulan ini?"

"Belum, dan mungkin telat"

"Kau pernah begini sebelumnya?"

"Aku selalu teratur. Baru kali ini" tutur Hani

Taeyong mengangguk paham, kemudian menekan tombol di nakas

"Bawakan testpack, dari yang paling murah sampai yang mahal" ucap Taeyong

"Ah, dan ini perintah tuanmu" ucap Taeyong kembali

Hani tersentak, "jangan bilang..."

"Ini baru kemungkinan, Hani. Jika iya, maka kau akan menjadi ibu" ucap Taeyong tersenyum

Tapi tidak dengan Hani dan Johnny. Keduanya terdiam. Johnny belum siap menjadi ayah, apalagi dengan keadaannya yang seperti ini

"Kalian, sudah menikahkan?" ucap Taeyong yang merasakan suasana yang aneh

Mereka berdua kompak menggeleng

"Berpacaran?" lagi-lagi mereka menggeleng

"WHAT THE HELL, ARE U GUYS KIDDING ME!?" Keduanya menggeleng

Taeyong memijat pangkal hidungnya

"Kalau begitu, Hani. Isi cup ini dengan urine-mu" Ucap Taeyong memberikan sebuah cup kepada Hani

Hani menerima itu dan berjalan ke dalam kamar mandi

Tak lama kemudian Ten masuk sambil membawa bungkus plastik

Taeyong mengambil plastik itu dan segera mengecek urine Hani

Hani terduduk di ranjang. Tatapannya kosong, ia menatap Johnny yang sama bingungnya

"John"

"Aku belum siap menjadi ayah"

"So am I, John" ucap Hani

"Kalau begitu, jika ini positif maka gugurkan"

"Where's your fckng brain asshole?" ucap Hani

"Aku memang belum siap, tapi mana mungkin aku membunuh bayi ini"

Ten yang masih di dalam mengerjap bingung. Sepertinya dia akan menang taruhan dengan Mark

Mereka bertaruh bahwa Hani akan hamil

"Lalu apa maumu?" ucap Johnny frustasi

"Aku akan tetap mengurus bayi ini" ucap Hani final. Terserah mau Johnny bagaimana, yang penting ia akan mempertahankan bayi ini

"Han" ucap Johnny lirih

"Kehilangan aku atau urus bayi ini bersama" ucap Hani

Johnny menjambak rambutnya. Ia tidak mau kehilangan Hani dengan segala skill yang Hani punya sekarang. Tapi ia juga belum siap menjadi ayah

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka

"It's positive"

~to be continue~

hiya hiya

eh btw, endless love mau pake povnya tiway apa jessica?

[1] DaddyWhere stories live. Discover now