24. Friends

20.9K 2.1K 347
                                    

Johnny menatap Taeyong

"Gue ga mau lawan lo sekarang. Yang ada gue mau menyerahkan diri ke lo" ucap Taeyong lirih

Johnny hanya diam. Mencerna semua cerita yang ia dengar

Johnny menghembuskan nafasnya berat

"Taeyong, gue tau cara lo salah. Tapi ga semuanya juga salah lo. Walaupun lo gores vena dia, lo tetep bisa tolong dia setelah lo dengar cerita dia"

"Jessica, gue ga pernah dengerin dia. Bahkan saat dia telfon pun gue ga peduli, gue tetep mentingin pekerjaan gue"

"Gue berterima kasih dengan lo, jujur. Dia punya tempat bersandar"

"Thanks bro" ucapnya tersenyum

Johnny menekan tombol yang ada di earphone-nya, "You heard that, Ten?"

Disisi lain, Ten terisak. Mendengar semua penuturan Taeyong

"Come on, dude. Mafia doesn't cry. Wah, lo ngerusak citra mafia" ucap Johnny

"John, gue rela lo bunuh gue kapan pun" ucap Taeyong

"Gue ga bakal bunuh lo, tapi lo udah siap masuk penjara?" Taeyong mengangguk mantap, ia siap apapun hukumannya

"Ten"

"Aku dengar Johns!" teriak Ten membuat Johnny melepas earphone-nya

Taeyong berjalan mendekati Johnny, kemudian memeluknya

"Akh, aku masih normal Tiway-ssi" elak Johnny

There's a friend and there's family. And then there's a friend that become a family

---

Semuanya berjalan dengan lancar beberapa minggu ini. Hani sibuk mengusir serangga di rumah besar Johnny

Johnny kembali dengan dunia mafianya

Lucas masih setia menjaga Hani dan membereskan semua keributannya

Taeyong menyerahkan diri dan kasus pembunuhan Jessica resmi ditutup

"Lucas, emmm" ucap Hani

"Ada apa noona" ucap Lucas sambil membersihkan pecahan kaca

"Bisa kau belikan aku obat mual, aku mual akhir-akhir ini" ucap Hani

"Noona sakit?"

"Emm, aku hanya sedikit mual. Mungkin kelelahan mengusir serangga di rumah tuanmu"

"Baiklah noona, aku akan membelikanmu obat mual" Lucas berdiri dan berjalan keluar

"Tapi Lucas, bisakah kamu disini saja? Maksudku kau bisa menyuruh pengawal yang lainnya" Lucas mengerjap

"Oke noona" Lucas kemudian mengambil ponselnya

"Hi Mark, bisakah kau belikan nona muda obat? Dia sedang tidak enak badan" ucap Lucas

"Thanks mate"

Lucas kemudian duduk di kursi yang berada di sudut ruangan. Memiringkan ponselnya dan memainkan permainan

"Lu" Lucas menegang. 'Lu?' pikir Lucas

"Lu" panggil Hani sekali lagi

"Y-ya noona?" ucap Lucas

"Aku mau coklat"

"Kau mau coklat?" tanya seseorang dari ambang pintu. Hani menoleh, kemudian tersenyum

Hani mengangguk, Johnny menatap Lucas. Lucas tersenyum, kemudian berdiri memberi ruang bagi tuan dan nonanya

"Kau mau coklat yang bagaimana?" tanya Johnny berjalan ke arah Hani. Kemudian duduk disebelahnya

"Aku mau coklat langsung dari Belgia" ucapnya. Johnny tersentak, yang benar saja

"Kau yakin?" Hani mengangguk mantap

"Aku se-- hoek" Hani berlari ke arah wastafel

"Han?"

"Jangan lihat aku, ini menjijikan" ucap Hani

Johnny mengambil rambut Hani, kemudian memijat tengkuknya

"Mau ke dokter?" Hani menggeleng, kemudian membersihkan mulutnya menggunakan tisu

"Kalau begitu istirahatlah" Johnny membawa Hani ke gendongannya, kemudian menaruhnya di kasur

Hani beristirahat, Johnny beranjak. Namun belum sempat ia pergi, tangannya dicekal oleh Hani

"Disini saja, aku suka parfummu hari ini" Johnny mengangkat sebelah alisnya. Parfumnya masih sama, tidak berubah sama sekali

Johnny menuruti perkataan Hani, kemudian berbaring disebelahnya

Ia menekan tombol yang ada di nakas, "panggil dokter Taeyong"

"Tapi dokter Taeyong ada dipenjara tuan"

Ah iya. Lebih baik mengeluarkan Taeyong daripada mencari dokter baru

"Kalau begitu, keluarkan dia dan suruh dia berlari kesini"

~to be continue ~

eh iya, gimana kalo aku buat cerita tiway sama Jessica?

[1] DaddyWhere stories live. Discover now