Johnny masih setia duduk diatas meja dengan tangan yang memainkan pisau
Sesekali ia melirik jam tangan dan pintu besar bewarna coklat yang tidak kunjung terbuka
Sudah lebih dari dua jam ia menunggu di ruangan yang terisi oleh lima belas pengawal dan ada Ten disana
Ceklek!
Pintu besar itu terbuka, membuat beberapa orang yang tadinya berdiri dengan santai menjadi bersiap-siap
"Hai, John. Maaf gue telat, biasa cewek gue" ucap seseorang yang baru masuk itu dengan santai sambil membenarkan celananya
Johnny turun dari meja, kemudian mendekat ke arah orang itu
"Lo bawa barangnya?" Tanya Johnny
Orang itu mengangguk, kemudian memberikan koper hitam yang ia bawa ke Johnny
Ten segera maju untuk mengambil koper itu, lalu menepuk pundak orang tadi perlahan
Johnny membalikan badannya, lalu mengecek sendiri barang yang diberikan temannya tadi
Johnny mengangguk, lalu orang tadi berjalan keluar
Johnny meliriknya, "oh, lo terlalu goblok untuk keluarga Kim, Mr. Kim Jungwoo" Johnny tersenyum miring dan melemparkan pisaunya
Pisau yang ia lempar tepat mengenai kaki pemuda tadi
"Akh!" Orang yang disebut Jungwoo itu berlutut memegang kakinya. Johnny mendekat dan berjongkok menyamakan posisinya
"Mau alasan apapun, lo kurang pintar untuk bohongin seorang Johnny"
Johnny mencengkram pipi Jungwoo. Wajah pemuda polos ini tidak lagi mempan bagi Johnny. Baginya, siapa saja jika sudah berbohong, Johnny tidak akan suka
Johnny menatap wajah Jungwoo. Lalu mengambil sebuah pistol di saku jasnya. Johnny menempelkan pistol tadi ke kening Jungwoo
"Beg for it, my brother" Johnny tersenyum miring
"I'm sorry, Master"
"Johnny cukup" suara Ten menginterupsi kegiatan Johnny
"You know me, Ten" Johnny masih setia menempelkan pistolnya di kening Jungwoo
Ten menghela nafasnya kasar. Dia tahu sifat Johnny. Johnny tidak akan berhenti, walaupun hal buruk akan terjadi padanya
Seperti saat ini. Jika ia membunuh anak seorang mafia seperti Jungwoo. Resikonya sangat besar. Ia bisa dihantui oleh beberapa anak buah milik ayah Jungwoo. Tapi Johnny tidak takut. Mana ada yang berani melawan mafia dengan rekor membunuh terbanyak di dunia permafiaan?
"Katakan apa maksud lo dateng ke adek gue malam itu" ucap Johnny
Jungwoo diam, kemudian tersenyum miring. Meremehkan
"Sampai kapan pun, ga akan gue kasih tau alesan gue. Nyatanya, adek l--"
Dorrr!
Belum selesai Jungwoo melanjutkan ucapannya, Johnny sudah terlebih dahulu menarik pelatuk pistolnya
Ten menghela nafas kasar untuk yang kesekian kalinya. Hari ini, lagi-lagi ia harus membersihkan mayat manusia
---
Johnny berjalan dengan santai. Sore ini dia akan bertemu dengan CEO senjata api terbesar di dunia mafia. Kaos hitam, celana jeans dan masker hitam cukup membuat kesan garang terlihat di dirinya
Ten masih setia menemani Johnny. Tangannya mengotak-atik tablet silver milik bosnya
Ten dan Johnny bertemu di sebuah kelab malam. Ten yang terlilit hutang ingin mengakhiri hidupnya dengan meminum banyak alkohol
Ten meracau tak jelas, dan Johnny yang duduk disebelahnya merasa terganggu
"Bisa ga lo diem"
"Kenapa lo peduli, gue ga berguna" racau Ten
Johnny menatap Ten. Dari atas sampai bawah di bisa masuk kriteria seorang pembunuh
Johnny menyuruh anak buahnya untuk membawa Ten ke apartemennya
Esoknya saat sadar, Ten bingung karena ini bukan kamarnya, bukan juga kamar adik laki-lakinya
Johnny masuk ke dalam kamar dimana Ten tidur
"Siapa lo?" Ucap Ten
"I'm your new Master" ucap Johnny sambil memasukkan tangannya ke dalam saku
"Master?" Tanya Ten
Johnny mengangguk. Kemudian memberi Ten perlengkapan mafia. Ten menatap Johnny bingung
"I'll give you everything, anything you want" Ten mengangkat alisnya
"Termasuk kebahagiaan?"
"Yes, anything" ucap Johnny
"Just one thing that I want from you"
"What?" Tanya Ten
"Your loyalty" sejak saat itu, Ten menjadi pembunuh serta teman setia Johnny
~to be continue~
WELL HELLO PEOPLE...
"AKHIRNYA SETELAH SEKIAN TAHUN AUTHORNYA UPDATE" -READERS
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Daddy
Random[ c o m p l e t e d ] [17+] "Johnny?" "No. I'm your Daddy" he said with his fucking smirk © jae-niverse 2018