Johnny dan Ten berjalan dengan santai. Sesekali mengobrol masalah bisnis dan bercanda
"Gimana, Jaehyun?" Tanya Johnny
"Kalo dari cctv yang gue hack dia lagi chilling di kamar. Lagi nganggur kayanya dia" ucap Ten sambil memainkan tabletnya
Johnny mengangguk, kemudian menyiapkan pistolnya. Ten juga memberikan tabletnya kepada Jieun--sekretaris perempuan Johnny
Ten mengambil pistolnya lalu menyiapkannya sama seperti Johnny
Johnny memberi isyarat agar anak buahnya membuka pintu apartemen Jaehyun
Johnny berjalan perlahan, kemudian saat sudah dekat dengan Jaehyun, Ten menaruh pistolnya di kepala Jaehyun
Jaehyun tidak kaget, masih santai membaca korannya. Johnny berjalan ke hadapan Jaehyun, lalu duduk di seberangnya
"Selamat pagi, Jonathan" ucap Jaehyun
Johnny menatap Jaehyun tajam, "seberani itu lo sama bos lo"
Jaehyun melirik Johnny, lalu menaruh korannya dan meminum kopinya
"Lo bukan bos gue lagi, gue bukan anak buah lo lagi sekarang. I'm free, like a bird" ucap Jaehyun sambil menyandarkan badannya
"Kasi tau siapa dalang dari semua ini" ucap Johnny langsung pada intinya
Jaehyun mengangkat bahunya. Kemudian berdiri meninggalkan Johnny dan Ten
"Itu bukan salah gue John, lo perlu tau satu hal, kenapa adek lo bisa mati malam itu" Jaehyun memainkan sebuah bolpoin. Johnny tidak bodoh, di bolpoin itu ada racun
"Then why? What's the reason?" Johnny berdiri dan mendekat ke arah balkon, menatap ke bawah dan tersenyum miring
Johnny membalikkan badannya dan menatap Ten, Ten mengangguk paham
"Dia terlalu cinta sama salah satu anak buah kepercayaan lo. Dan anak buah lo, terlalu obsesi buat dapetin apa yang lo punya" Jaehyum melirik ke arah Ten, kemudian tersenyum miring
Ten masih setia mengarahkan pistolnya ke Jaehyun
"Well, thank you for the information Mr. Jung" Johnny membuka pintu balkon Jaehyun dan segera melompat ke bawah di ikuti oleh Ten. Dan beberapa detik kemudian, gedung yang Jaehyun tempati, hancur karena bom yang sudah Johnny pasang
Johnny tersenyum puas di dalam helikopter yang menunggunya. Johnny gila, benar-benar gila. Obsesi untuk mencari pembunuh adiknya sudah menguasai dia
---
Johnny berjalan cepat ke arah kamarnya. Setelah mendapat kabar bahwa Hani tidak di kamarnya, Johnny buru-buru kembali meskipun urusannya belum selesai
Johnny membuka pintu dengan kasar. Kemudian mengamati sekeliling dan tak mendapati Hani di sana
Johnny mendengus kasar, kemudian berjalan ke ruang cctv. Mencari dimana Hani terakhir kali terlihat
"Hentikan disini" Johnny menyuruh petugas menghentikan rekaman itu. Kemudian keluar dan berjalan ke arah dimana Hani berada
Johnny menatap dingin ke arah Hani. Dilihatnya gadis itu sedang duduk di taman dengan pandangan kosong
"Hani" panggil Johnny dingin
Hani menoleh, kemudian tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Johnny
Hani memegang tangan Johnny, dan langsung ditepisnya. Hani terkejut, namun tetap tersenyum
"You know the rules, Hani" ucap Johnny
"I'm bored, John. Ga selamanya aku harus di kamar kamu" kata Hani
"Say it again"
"I'm bored" ucap Hai
Johnny menatap Hani dari atas sampai bawah, "well, let's have some fun"
Johnny menarik tangan Hani dengan kasar. Membuat Hani meringis kesakitan
Hani memukul tangan Johnny, namun tenaganya kalah besar dengan laki-laki ini
Johnny mengunci pintu kamar dan melempar tubuh Hani hingga menabrak ranjang. Segera Johnny mengambil sebuah tali dan mengikat Hani
Tangan Hani terasa perih
"Kamu ga boleh pergi kaya tadi lagi" Hani diam, dia terlalu takut buat sekedar natap Johnny
Plak!
Johnny menampar pipi kiri Hani, "jawab Hani"
Hani masih diam, membuat Johnny menampar pipi Hani sekali lagi
Johnny mendekat, kemudian mengusap pelan darah yang mengalir dari sudut bibir Hani
"Maaf, nanti kita obatin ya" Hani mulai menangis. Johnny menatal Hani dan mencengkram rahangnya
"Punya mulut digunain, jawab aku Hani! Kamu ga bakal ninggalin aku kaya tadi" Johnny menjambak rambut Hani, membuat Hani mendongak menatap Johnny
Hani mengangguk, "say it, Honey"
"Yess, daddy" ucap Hani lirih
Johnny berdiri. Kemudian menatap Hani, "tapi ga segampang itu. Kamu tetep dapet hukuman" Johnny menendang perut Hani, membuat perut Hani nyeri
Johnny menjambak Hani, kemudian menamparnya berkali-kali. Membuat lebam dimana-mana
"Beg for it, Honey"
"Stop it, daddy. Kenapa ga bunuh aku aja sekalian? Aku lebih baik mati daripada harus kaya gini" ucap Hani
Johnny menggeleng, "its more funny when see you die slowly"
~to be continue~
Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Daddy
Random[ c o m p l e t e d ] [17+] "Johnny?" "No. I'm your Daddy" he said with his fucking smirk © jae-niverse 2018