14. A lesson

24.2K 2.2K 278
                                    

Johnny melangkahkan kakinya dengan santai. Jalanan di Miami membuat ia bernostalgia dengan masa lalu

"Ga pernah berubah" ucap dia sambil memasang kacamata hitamnya

"People change, but memories doesn't" ucap Ten sambil memainkan tablet

Johnny melirik ke arah Ten, kemudian berjalan cepat meninggalkan Ten

"Woy, tungguin gue" ucap Ten

Johnny berhenti, kemudian menatap sebuah bangunan yang cukup tua namun terawat

Cat yang mulai memudar dan jendela dari kayu yang mulai lapuk. Bangunan itu tak berubah, mulai dari taman hingga pagar

Johnny tersenyum miring, kemudian mendekat dan memasang sesuatu di pagar tersebut

Ten hanya menatapnya dari seberang. Mengawasi jika tiba-tiba seseorang keluar dari rumah itu

Tangannya sudah siap melempar pisau yang ada di saku sebelah kiri jasnya. Tablet yang ia pegang pun sudah berubah menjadi koper

Johnny melangkah mundur, kemudian memastikan benda yang ia pasang sudah sempurna dan tidak akan ketahuan

Johnny menatap Ten, kemudian mengacungkan ibu jarinya dan memberi kode Ten untuk memeriksa

Ten membuka koper itu, kemudian mengangguk dan keduanya kembali berjalan

"Status Hani" ucap Johnny sambil menghidupkan rokoknya

"Chilling with your favorite bodyguard, Lucas" ucap Ten. Johnny terkekeh, menyadari bahwa anak sekecil Lucas sudah menjadi anak buah favotitnya

Tiba-tiba, Ten berhenti. Menatap lekat ke arah seseorang yang berdiri lima meter di depan mereka

"What?" Tanya Johnny

"My father's here" ucap Ten

Johnny mengikuti arah pandangan Ten, menatap laki-laki berbadan besar

Ten membalikkan badannya, namun ditahan oleh Johnny

"Lo ga bisa terus-terusan lari" ucap Johnny

"Dan biarin dia bunuh gue, meskipun yang bunuh mamah gue adalah kakak gue?" Ucap Ten

"You're not Chittapon anymore. You're Ten, Johnny's best partner. Force it, there's no hiding anymore!" Ucap Johnny

Ten masih tetap pada langkahnya. Kemudian berbalik dan menatap ayahnya

"Wow, so you're here, little asshole!" Ucap ayah Ten. Ten menelan ludahnya, meskipun ia telah membunuh lebih dari ratusan orang, ayahnya bukan tandingannya

"You killed my wife, and ruined my family. You're not suppose to be here" ayah Ten mendekat

"I told you, dad. I didn't killed mamah" Ten melirik ke arah tangan kanan ayahnya. Ayahnya masih sama, selalu memegang pisau

"So, you got a new wife, Mr. Albert?" Ucap Johnny, ayah Ten melirik Johnny

"How do you know?" Johnny menunjuk seseorang dengan dagunya. Membuat ayah Ten, dan juga Ten menoleh ke arah yang dimaksud

Albert menatap Johnny sinis, kemudian berjalan menjauh dan meninggalkan mereka berdua

"Remember Chittapon, I'll find you. Soon" ucap Albert sebelum benar-benar pergi

"Well, can't wait for that day" ucap Ten

Johnny berjalan masuk ke dalam mobil dan Ten mengikutinya

---

Hani duduk di tepi kolam, menatap Lucas yang asyik berenang sambil memainkan pistolnya

Pistol airnya

"Noona, sini berenang" ucap Lucas antusias

Hani tersenyum dan mengangguk. Hani mengambil jus jeruk yang tersedia dia nakas, kemudian meminumnya

"Raise your hand, honey" ucap seseorang sambil menempelkan sebuah pistol di keningnya

Lucas yang menatap itu terkejut, namun kembali tenang namun terlihat tegang

Hani masih diam, kemudian dengan santai menaruh jus yang ia pegang. Kemudian dengan cepat ia memutar badannya dan mengambil alih pistol tadi. Membuat seseorang tadi mengangkat tangannya

"So, you're home" ucap Hani sambil tersenyum miring

Seseorang tersebut tersenyum dan memeluk Hani, "I miss u, Han" ucap seseorang itu sambil mengelus rambut Hani

Hani membalas pelukan itu, "me too, daddy"

Johnny tersenyum, kemudian melepas pelukan itu dan mencium kening Hani

"Ekhem, uhukk" Lucas yang sedari tadi menonton adegan itu merasa jijik

"Ngapain disitu?" Tanya Johnny

"Saya lagi nyuci mobil, hyung" ucap Lucas sambil meringis

Hani tersenyum geli, kemudian berjalan masuk ke dalam meninggalkan mereka

Sampai di dalam, Hani mematung. Melihat siapa yang dengan berani muncul di depannya

Tangan Hani mengepal, menatap orang yang Hani curigai telah membunuh adeknya

"Noona" ucap orang tersebut dengan terkejut

"Masih bisa tenang? Setelah pacar lo mati dengan mengenaskan?" Ucap Hani dengan nada yang dingin

"Mak.. Maksudnya?" Ucap seseorang itu gugup

"Gue curiga, kenapa lo bisa tenang padahal pacar kesayangan lo baru aja meninggal. Apa itu ga mengganggu lo, Mr. Nakamoto?"

Yuta menegang. Berjalan mundur. Hani masih setia memegang pistolnya yang ia ambil alih dari Johnny

"Noona"

Dor!

Hani melepaskan pelurunya. Yuta menunduk, menghindar dari peluru

"Hani" ucapan lembut Johnny membuat Hani berhenti

Hani menatap Johnny, "it's not the time"

"But he killed my sister!" Ucap Hani

"Kamu punya buktinya?" Tanya Johnny

Hani diam, kemudian menggeleng

Johnny berjalan mendekat, menggandeng tangan Hani lembut

"I'll teach you. How to kill your enemy without touch them"

Johnny tersenyum miring

~to be continue~


Halu guys._.

[1] DaddyWhere stories live. Discover now