11. Queen

31.2K 3.1K 270
                                    

Johnny masih mengelus lembut pipi gue. Meski gue udah bilang ke dia ini geli

"Geli, John. Udahan ngapa" Johnny menggeleng, kemudian mengambil tangan gue dan menciumnya

"Sakit ya?" Tanya dia, gue mengangguk. Luka yang dibuat Johnny bukan sekedar luka kaya kena pisau, lebih dari itu

Gue mengusap perlahan rambut Johnny yang udah mulai gondrong, kumis tipis yang mulai tumbuh juga terlihat

"Kamu sibuk banget ya?" Tanya gue

Johnny menghela nafasnya, kemudian mengangguk

Gue mengusap luka kecil di dahinya, "ini kenapa ga diobatin?" Tanya gue

"Cuma pecahan kaca, ga akan sakit" kata dia

"Nanti infeksi gimana?"

"Engga bakal, Han. Saya udah pernah ngerasain yang lebih parah dari ini"

"Badan saya sudah mati, bareng sama hati saya" lanjut dia

Gue menatapnya, "kasih tau kenapa kamu mau aku bantuin kamu untuk cari pembunuh adik kamu?"

"Karena saya sayang dia, melebihi orang tua saya. Dia hidup saya, dan saya hancur semenjak dia meninggal"

"Dia, meninggal setelah pergi keluar. Dengan luka sayatan di hampir seluruh tubuhnya. Saya yakin, dia bukan bunuh diri" jelas Johnny. Gue memegang tangannya, mencoba menguatkan dia

"Saya sedang ada rapat dengan teman waktu itu. Dan dia berusaha hubungin saya. Tapi HP saya ada di tas waktu itu" Johnny menarik nafas panjangnya

"You look like her, Han. When my boys bring you to my penthouse, i was shock and confused"

"Apa ini bener Jessica, adik saya. Atau kamu ini reinkarnasi dari dia"

"That's why, I want you. You're my queen. My whole life" lanjut dia

Gue mengusap lembut rambutnya. Kemudian menangkup pipinya, "aku bakal bantu kamu. Tapi janji, setelah ini selesai tolong lepasin aku. Aku ga selamanya bisa dan kuat ngadepin Johnny. Dan aku sangat amat bersyukur kamu kembali ke Jonathan"

Johnny menatap gue, kemudian mendekatkan wajahnya ke arah gue. Benda lembab yang gue tau menempel di bibir gue. Gue memejamkan mata gue

Johnny menjauh, tapi masih menempelkan hidungnya di hidung gue, "dan aku nggak bakal mau cium kamu kalo kamu masih bau rokok"

Johnny menjauh, menatap gue sinis

"Kamu bakal tinggal kalo saya kembali ke Jonathan?" Gue mengangguk

Johnny memeluk gue, "I'll try, Han. But, there's one thing that I want from you"

"What?"

"Be a mafia queen" gue terkejut

"Mak-maksudnya?" Tanya gue

"Jadi ratu mafia, raja perlu ratu kan untuk melengkapi kerajaannya?"

Gue tau maksud Johnny, dia mau gue bunuh orang

Gue menggeleng, "tapi John--" belum sempat gue menyelesaikan kata-kata gue. Johnny melemparkan sebuah foto yang membuat gue terkejut

Gue menutup mulut gue tak percaya. Ga mungkin, ini pasti ga mungkin

"I-ini ga mungkin kan John" ucap gue mulai terisak

Johnny menggeleng, "saya juga ga tau Hani. Anak buah saya selalu mengawasi dia, saya tau saya jahat. Tapi saya ga bakal ngehancurin lagi keluarga kamu. Cukup ayah kamu" ucap dia

Gue menangis, adik gue satu-satunya yang gue jaga dari mamah gue meninggal, kini ikut menyusul mamah dan papah gue. Gue sendiri sekarang, ga ada yang butuh gue sekarang. Apa harus gue mati juga

Johnny memeluk gue, mengusap perlahan rambut gue

"Don't cry, find who kill your sister. Kita cari sama-sama, saya cari pembunuh adik saya, dan kamu cari pembunuh adik kamu" ucap dia

Prinsip gue adalah, adik gue kenapa-napa gue harus bertindak. Dia dimarahin mamah aja gue ga terima apalagi gini

"Ayo kita cari, mungkin pembunuhnya bersangkutan. Dia mau hancurin saya lewat kamu dan keluarga kamu" gue mengangguk. Bulat tekad gue untuk mencari siapa pembunuh adik gue

Tanpa gue sadari, Johnny tersenyum miring, merasa rencananya berhasil

~to be continue~

Hay cuma mau ngasih tau. Gue lebih mengapresiasi kalian kalau kalian vote juga. Ngga cuma komen "next kak" tapi tolong vote. Gue bukan ngemis, tapi dari vote gue tau, kalian itu bener² suka sama karya gue

Tq ya buat kleyan terutama nickname-nya jeonza dan kangcoffe (aku lupa nickname kalian😁) kalian mood aku kalo nulis ceritaaaa

Enjoyy

[1] DaddyWhere stories live. Discover now