Part 19.

761 74 12
                                    

Suasana kembali hening, tidak ada yang berucap setelah mendengar kalimat dari nyonya im.

"Wae chagi? Apa ada yang salah dengan semua ini?" Tuan im bertanya dengan perlahan, takut membuat istrinya tersinggung.

"Tentu saja ada... bagaimana bisa seorang pelayan menjadi kekasih majikannya? Kyungsoo, apa kau sadar dimana jabatanmu?" Nyonya im menatap kyungsoo dengan tatapan meremehkan. Kyungsoo hanya bisa menunduk setelahnya.

Ya, kyungsoo berpikir demikian. Siapa dia hingga berani menjadikan majikannya sebagai kekasihnya? Apa kyungsoo merasa dirinya begitu pantas untuk nayeon? Kyungsoo menjadi bimbang, dia tidak tau apakah dirinya benar atau tidak.

Di tengah lamunan kyungsoo, nayeon menggenggam tangannya. Kyungsoo menatap tangannya yang digenggam oleh nayeon, rasanya begitu hangat dan menenangkan.

"Apa maksudmu mengatakan itu? Kau yang harusnya sadar apa jabatanmu disini"

"Nayeon--"

"Aku tidak membutuhkan persetujuanmu, aku hanya membutuhkan persetujuan appa... maka tutup saja mulutmu" nayeon memotong perkataan ibunya, berdiri sambil menatap garang ibunya yang duduk di seberang sana.

Nayeon menarik kyungsoo, tujuannya kali ini adalah kamarnya. Baru saja dia ingin melangkah, nayeon kembali berbalik dan menatap ibunya. Namun kali ini ditambahkan dengan smirk.

"Dan... sejak kapan kau peduli dengan hidupku? Aneh sekali" nayeon melanjutkan langkahnya sebelum mendapat teguran dari tuan im.

Suasana kembali hening saat sepasang kekasih itu sudah pergi dari meja makan, mereka kalut dengan pikiran masing masing.

Bagaimana aku bisa melakukannya?~

~Dare~

"Kyungsoo" lamunan kyungsoo buyar kala nayeon menepuk bahunya. "Apa yang kau pikirkan pingu? Apa kau sedang memikirkan perkataan nyonya im?" Kyungsoo tersenyum tipis kemudian menunduk, sejujurnya ia merasa perkataan nyonya im sangatlah benar. "Ck orang tua itu! Sebenarnya apa maunya?"

"Aku pikir dia hanya ingin kau bahagia" nayeon langsung menatap kyungsoo saat mendengar laki laki itu mengucapkan kalimat yang sungguh tidak ia sukai.

"Bahagia apanya kyungsoo? Jelas jelas dia ingin memisahkan kita... aku akan sangat sedih jika berpisah darimu... apa kau pikircitu yang membuatku bahagia?" Nayeon menjadi sangat kesal, kenapa kyungsoo jadi seperti ini?

Hening, tak ada lagi yang memulai percakapan. Kyungsoo kalut dengan pikirannya sendiri, sedangkan nayeon masih kesal dengan apa yang terjadi.

"Apa... aku pantas menjadi kekasihmu, bunny?" Suara kyungsoo sangat pelan dan nyaris tak terdengar, namun karena suasana yang sepi nayeon dapat mendengarnya.

"Apa maksudmu?" Suara nayeon terdengar penuh penekanan, itu menandakan dia sedang marah.

"Ma-maksudku... aku hanyalah pelayanmu... apakah aku--"

Chuuuppp

Nayeon tiba tiba mencium bibir kyungsoo, melepaskannya sambil menatap tajam mata kyungsoo.

"Diam sayang, aku sedang kesal. Jangan bertanya tentang hal itu" kyungsoo hanya mengangguk, matanya masih membulat sempurna karena terkejut dengan perlakuan nayeon padanya.

Hening lagi. Lagi lagi tak ada yang berniat memulai percakapan.

"Kyungsoo" nayeon tiba tiba berdiri di depan kyungsoo, memegang pipi laki laki itu sambil menatapnya teduh. "Kau tidak berniat memutuskanku hanya karena perkataan nyonya im kan?" Kyungsoo tersentak, pertanyaan macam apa itu.

Dare✔Where stories live. Discover now