35

1.3K 77 1
                                    

Ify melarikan matanya menatap kesegala arah kamarnya, mencari sesuatu yang seharusnya terlihat oleh pandangannya.

Awalnya ia sedikit panik saat sesuatu itu sama sekali tidak ia temukan. Tapi, itu tidaklah berlangsung lama karena sesuatu yang dicari ternyata tertutupi kain putih diatas kasurnya.

Ia mengerjap dan tersenyum, saat menyibak kain putih itu sedikit. Sesuatu tengah ia cari  menatapnya dengan tatapan polos dan senyum yang mengembang. Seolah tau, memang harus seperti itu yang Ify lakukan.

"Bayi pintar, bikin kak Fy pikir kamu kemana," ujarnya menyibak semua kain yang menutupi seluruh tubuh bayi itu.

Bayi itu tersenyum lebar mendengar ucapan Ify, seolah paham apa yang diucapin Ify.

"Hei, mau kemana?" tanyanya saat bayi itu menjauh ia dekati.

Lagi, Ify tersenyum melihat si bayi menggapai kain putih yang disamping kirinya dan menutupi badannya lagi dengan kain itu.

"Oh, kamu ngajakin petak umpet ya?"

"Hemp, dimana Ray ya? Ray dimana?" ujarnya menanggapi kelakuan bayi yang ia panggil Ray itu.

Menurut pengamatannya padahal bayi itu kira-kira berusia    empat bulanan, tapi entah kenapa kelakuannya udah kayak bayi udah diusia tujuh bulan keatas. Pintar pake banget.

"Eh, ini dia si Ray!" serunya pura-pura terkejut saat membuka sedikit kain putihnya.

Ray sendiri tertawa lucu saat Ify berhasil menemukannya. Posisinya ia sedang tengkurap, dengan kain putih menutupi kepala dan badannya yang belum memakai baju.

Ceritanya Ray itu habis mandi, tapi Ify lupa belum nyiapin bedak sama minyak telon untuk dipake Ray. Jadinya Ify melengos mencari keberadaan bedak dan minyak telon. Dan begitu dia kembali, itu bayi malah ngumpet minta dicariin sampai Ify ingin memakaikan baju itu bayi masih minta ngajak main.

Emang ada-ada aja terkadang bayi itu tuh kelakuannya. Bikin Ify ketawa sendiri, kalo mengingatnya.

.

.

.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu?"

Ify tersentak dari ingatan yang membuatnya tersenyum, saat itu ia sedang mengingat kelakuan apa aja yang dilakuin Ray saat dia merawat bocah itu.

Meski tersenyum, tapi Ify juga merasa sedih karena tidak bisa lagi melihat kelakuan bocah yang mungkin semakin kesini semakin ngegemesin.

Tanpa menjawab, Ify menatap langit ditaman kampus tampak menerawang. Ia tengah membayangkan betapa menggemaskannya bayi yang ia rawat dulu.

"Menurut kamu, kira-kira Ray sekarang seperti apa?" tanyanya pada orang yang tadi membuatnya kaget.

"Tentu saja, Ray akan terlihat semakin tampan" jawab orang itu menepuk-nepuk tangan Ify yang tengah ia genggam.

Ify menatap orang itu dengan tatapan menggoda, "semakin tampan? Setampan siapa?"

"Yang jelas gak lebih tampan dari aku," jawabnya percaya diri.

Ify terkikik, "percaya diri sekali,"

Orang itu tersenyum, tangannya bergerak menyandarkan kepala Ify pada dadanya dan mengusap rambutnya lembut.

"Aku senang kamu sudah bisa tersenyum," ucapnya tanpa menghentikan kegiatannya.

Ify menyamankan kepalanya yang bersandar, "terimakasih kamu selalu menemaniku, Rio" gumamnya seraya memejamkan mata.

Baby's Love (End) √Donde viven las historias. Descúbrelo ahora