20

1.9K 85 5
                                    

Sesuai perjanjian kemaren setelah mendapat pemberitahuan dari ketua osis FS –tentang apa saja yang harus mereka persiapkan untuk kemah nanti—hari ini setelah pulang sekolah Ify cs dan Rio cs akan melakukan pertemuan dibelakang sekolah untuk membicarakan persiapan mereka. Beruntung hari ini Via, Shilla, Agni dan karyawan kafe Harmony diliburkan semua, jadi meski suasana diantara Ify cs lagi aneh. Mereka bertiga tetap harus ikut dalam pertemuan itu, meski tidak resmi. Mereka berdelapan kan kemaren sudah sepakat, jadi salah satu dari mereka tidak boleh yang membatalkan pertemuan itu. karena kesepakatan itu, meski berat mereka tetap ikut.

Jam pertanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu, tapi empat cowok itu belum terlihat batang hidungnya satupun. Padahal empat cewek ini udah diserang sama rasa bosan karena terlalu lama menunggu. Bahkan saking lelahnya menunggu, Via sampai ngedeprok—duduk—dirumput sambil selonjoran, padahal disana ada bangku panjang yang bisa nampung mereka berempat. Tetapi, Via tetap Via cewek chubby yang rada aneh, bangku panjang masih muat diduduki—karena baru diduduki Shilla dan Ify yang sudah sibuk dengan dunia mereka sejak awal, Ify sibuk baca, Shilla sibuk bermain ponsel—tetapi dia milih selonjoran dan bersender ke kaki Ify yang kebetulan ada dibelalangnya. Untung rumputnya tebel dan gak panjang-panjang, jadi dia gak ngerasa sakit atau risih duduk selonjoran begitu.

Beda Via, beda Agni, gadis tomboy itu milih senderan di bawah pohon akasia. Dan guna membuang rasa bosannya cewek tomboy dan manis itu memilih mengeluarkan earphone untuk menyumpal kedua telinganya setelah menyalakan musik di applikasi musik ponselnnya.

"Sebenarnya mereka berempat niat gak sih," gerutu Agni disela-sela mendengar musiknya.

Rasanya, Agni itu udah gak nyaman dalam keadaan canggung dan gak enak gini arena perselisihan diantara mereka berempat. Andai saja, perselisihan itu tidak terjadi atau kalau tidak sudah tidak lagi ada perselihan itu sudah terselesaikan. Mungkin mereka gak akan ngerasa persaan kaya gini, tapi sayang mereka masih dikuasai ego.

"Maaf, kami telat!" seru seseorang dari jauh.

Mendengar seruan dari jauh, Agni langsung mengakkan badannya, Ify menutup novelnya, Shilla menyimpan ponselnya dan Via sendiri langsung berdiri dari acara santai nya tadi.

"Kalian itu kemana aja sih? Kita disuruh nunggu kek gini, dikira nunggu itu enak kali!" cerocos Via begitu keempat cowok yang mereka tunggu itu sudah ada hadapannya.

Keempat cowok itu menggaruk tengkuk mereka yang gak gatal.

"Ya, maaf! Tadi kita keruang kepsek dulu," jelas Iel membuat keempat gadis itu mengerutkan kening mereka.

"Ke ruang kepsek? Kalian gak lagi beralasan, kan?" tanya Agni dengan mata memincing tajam.

Keempat cowok itu dengan kompak menggeleng.

"Selama itu?" keempat cowok itu dengan kompak dan cepat mengangguk menjawab pertanyaan Shilla.

"Cuma seperempat jam doang, seperempatnya nunggu si kibro di toilet," ceplos Rio datar.

Agni mendengus kesal, rasa kesal yang sedari tadi ia rasakan. Makin terasa saat mendengar ceplosan Rio dan melihat wajah Cakka yang tengah cengengesan.

"Gak usah cengengesan bisa?" tanya Agni ketus.

Cakka yang tengah cengengesan langsung menatap Agni heran, begitu pula dengan Iel, Alvin, dan Rio. Dan seperti biasa, Rio dan Alvin tetap terlihat datar meski mereka tengah heran.

"Ya, maaf Ag! Gue kan gak tau bakal selama itu di toilet, mules. Emang lama banget ya?"

Cakka menatap para cewek yang ada dihadapannya dengan tatapan polos. Cowok yang suka merombak rambut gondrongnya jadi kribo selain sering bersikap aneh dan heboh sendiri, terkadang memang suka menampilkan wajah polos seperti Via. Saking polosnya tuh tatapan, orang yang melihatnya bukan gemes kayak Via, tapi bikin kesel. Kayak yang saat ini terjadi, Agni, Via, Shilla, dan Ify, saat melihat itu bukannya mereka gemes, tapi mereka kepingin ngegeplak tuh kepala kribo.

Baby's Love (End) √Where stories live. Discover now