Masa lalu keluarga Iqbaal

1.6K 156 16
                                    

Suara pecahan dan barang barang yang sepertinya di lempar ke lantai menimbulkan suara keras dari dalam rumah. Iqbaal baru saja memarkirkan motornya. Ia segera masuk ke dalam rumah. Langkah Iqbaal terhenti ketika mendengar pembicaraan kedua orang tuanya. Ternyata Rani pulang ke rumah.

"Kamu tau sendiri kan kita gimana!" ucap Rani setengah berteriak.

"Tapi apa perlu kamu melakukan hal itu! Kamu tau kan sekarang kita sudah suami istri! Kita punya dua anak!" bentak Dimas.

"Dua anak? Jangan berharap! Fildza bukan anak kamu!" Iqbaal tercengang mendengarnya. Jantungnya berhenti berdetak. Ia tidak peduli lagi dengan isi rumahnya bak kapal pecah, sekarang ia hanya mencerna ucapan Rani. Apa ia tidak salah dengar. Ia tidak

"Aku tau dia bukan anakku! Tapi aku sudah anggap dia sebagai anak aku sendiri! Dasar jalang!"

"Ya! Dan aku tidak berharap punya anak darimu!"

"Jaga omongan kamu!" Iqbaal benar benar tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kedua orang tuanya sibuk beradu mulut tanpa menyadari kehadirannya di depan pintu.

"Ayah, bunda" lirih Iqbaal. Rani dan Dimas menoleh. Wajah keduanya menegang seketika. Perlahan Iqbaal berjalan masuk. Tidak sadar mata Iqbaal mulai berkaca-kaca. Rahangnya mengeras.

"Maksudnya apa?"

"Baal.." lirih Dimas.

"Sebenarnya keluarga kita kenapa?" tanya Iqbaal dengan dingin. Ia berusaha menahan agar air matanya tidak keluar. Ia tidak boleh terlihat lemah.

"Kamu puas sekarang?" tanya Dimas dengan lemah pada Rani. Rani hanya memasang wajah panik setengah mati. Ia diam tak berkutik.

"Aku butuh penjelasan yah, bun" keduanya tetap diam. Sesekali saling bertatap.

"Apa maksud bunda gak mengharapkan anak dari ayah?"

"Aku pikir Iqbaal harus tau yang sebenarnya" ucap Dimas pada Rani yang meneguk saliva dengan susah payah.

"Sekarang jelaskan ke Iqbaal" pinta Dimas. Iqbaal menatap bundanya dengan penuh tanda tanya.

"Iqbaal.. Bunda.. Bunda minta maaf.. Bunda sayang sama kamu.."

"Bun, aku gak butuh basa basi, aku cuma minta penjelasan" Terlihat Rani menghela nafas berat. Apa pun yang akan Rani ucapkan nanti Iqbaal harus menerimanya.

Akhirnya, Rani menceritakan dari awal, bahka sebelum mengenal Dimas.

Saat masa muda, masih duduk di bangku SMA, Rani memiliki seorang kekasih. Keduanya menjalin kisah asmara hingga lulus sarjana. Namun sebelum kekasih Rani akan melamarnya, orang tua Rani telah menjodohkannya dengan Dimas. Pria yang tidak ia kenal sama sekali.

Rani sangat mencintai kekasihnya, demikian sebaliknya. Namun kisah mereka harus kandas di tengah jalan. Rani telah menolak perjodohan itu namun orang tuanya tidak ingin dibantah. Ia menikah dengan terpaksa. Bahkan sampai sekarang rasa cinta pada Dimas tidak ada. Namun, lain kata dengan Dimas, ia mencintai Rani. Ia berjalan mencintainya namun Rani sama sekali tidak pernah menghargainya. Ia pernikahan tiba, ia pasrah dengan semuanya. Setelah pernikahan, seakan belum menikah. Ia masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya meskipun sudah jarang bertemu. Hingga suatu hari keduanya berniat melepas rindu masing masing namun malah melewati batasnya. Rani mengandung anak dari mantan kekasihnya. Saat Dimas tahu, ia tidak marah. Ia mengerti perasaan Rani. Dimas dengan mudah memaafkan kesalahan fatalnya. Kedua orang tuanya dan Dimas tidak tahu bahwa Rani mengandung anak pria lain. Mereka mengira itu adalah anak Dimas. Dan hingga anak itu lahir secara prematur. Namun Rani dan Dimas merawatnya hingga tumbuh dewasa. Saat itu, Rani pernah merasa bersalah pada Dimas yang sangat baik kepadanya. Ia mengizinkan Dimas menyentuhnya setelah bertahun tahun ia jaga. Rani mengandung Iqbaal saat itu. Dan ia juga tumbuh dewasa. Hingga suatu hari, Rani memutuskan untuk memberitahu pada Fildza bahwa ia bukan anak dari Dimas, melainkan mantan kekasihnya, ia berniat untuk mempertemukan Fildza dengan ayah kandungnya. Mereka memang sempat bertemu. Saat beberapa hari kemudian kondisi Fildza drop. Hari demi hari jantung Fildza melemah, hingga ia menghembuskan nafas terakhir. Saat itu Rani sangat sedih, Dimas juga demikian karena ia juga sudah merawat Fildza dengan baik. Dan saat pemakaman pun mantan kekasih Rani tidak menampakkan batang hidungnya. Dimas marah saat itu. Ia sudah mengenal pria tersebut saat ia menjenguk Fildza di rumah sakit, pertemuan kedua kalinya sekaligus terakhir kalinya.

Setelah Fildza tiada, Rani sadar, ia masih mencintai mantan kekasihnya. Dimas sangat tidak menerimanya mulai saat itu. Karena pernyataan seperti itu menyebabkan ia kehilangan anaknya. Saat itu Dimas mulai melarang Rani untuk bertemu lagi dengan mantan kekasihnya. Dan Rani mulai memberontak dan ia menjadi istri pembangkang hingga sekarang.

Rani menjelaskan dengan begitu detail, Iqbaal sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Bahunya bergetar hebat. Ia tidak menyangka dengan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya.

"Jadi aku ada hanya karena rasa bersalah bunda? Bunda gak mengharapkan kehadiranku?" ujarnya berusaha tegar. Walaupun air matanya telah berhasil lolos.

"Iqbaal, bunda sayang sama kamu, bunda gak bener ngomong kaya tadi, bunda cuma emosi nak.."

"Buktinya bunda besarin kamu sampai sekarang" Rani mengelus sisi wajah Iqbaal. Air mata Rani sudah menetes sedari tadi.

"Apa bunda pernah berpikir untuk cerai dengan ayah?" tanya Iqbaal dengan suara yang bergetar hebat.

Rani menggeleng. "Teteh yang minta sama kita untuk terus jagain kamu baal" ucapnya dengan sesegukkan.

Iqbaal terdiam, fokus dengan sesegukkannya.

"Maafin bunda baal"

"Bunda jangan minta maaf sama aku, harusnya sama ayah, walaupun minta maaf sangat tidak cukup untuk itu" Iqbaal menatap Dimas dengan nanar. Dimas pria yang baik, Rani tega menyakitinya begitu dalam.

Dimas hanya memalingkan wajahnya, menutupi air matanya yang menerobos keluar. Ia hanya diam sedari tadi.

"Aku jujur kecewa sama bunda.. Bunda sejahat itu sama ayah yang udah baik sama bunda.. Bun.. Mana ada suami yang rela gitu aja kalau istrinya selingkuh hingga mengandung.." ucapnya menohok hati Rani.

Iqbaal teringat pria yang bersama bundanya kemarin. Ia ingin bertanya namun ia urungkan, ia tidak mau semakin merumitkan masalah.

Akhirnya Iqbaal memutuskan untuk beranjak. Ia keluar dan menjalankan motornya. Dimas menghela nafas kemudian meninggalkan Rani yang terdiam sendiri.

Bersambung..

Maaf ya segini dulu..
Vote 50+ Comment 10+?
Kalau sampai besok double haha😂
Makasih..

Beneran, mau bikin gc rp:((

Salam,
Penyuka mayo

One Day (COMPLETE)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt