chapter 29 : carissa's final decision

106 18 11
                                    

-Carissa POV-

"Apa kau meminta Daniel memberitahukan sesuatu padaku?"

Daniel menelepon ibuku?

Aku menggeleng, bingung. "Tidak," aku berhasil mengatakan sesuatu. "Memangnya kapan Daniel menghubungi Mum?"

"Jangan berbohong, Carissa."

"Mum, aku benar-benar tidak tahu," kataku jujur. "Aku tidak mengerti, bisa tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"

Mum hanya menatapku seolah meminta ketegasan atas apa yang kukatakan.

"Aku berkata jujur, Mum," aku memberanikan diri.

"Daniel menelepon dan memintaku jntuk mengizinkanmu pergi ke New Jersey."

Sudah kuduga. Apa saja yang ia katakan?

"Kapan tepatnya ia menghubungi mum?"

"Baru saja," jawab mum membuatku gemetar.

"Apa... mum marah padaku karena hal itu?"

Aku mendengar mum menghela napas. "Tidak, Carissa, mum bukannya marah karena itu," balasnya. "Maksud mum, begini, kau bisa pergi kemanapun kau mau, kau sudah besar. Mum tidak perlu lagi memberitahumu apa yang harus kau lakukan dan apa yang tidak boleh kau lakukan."

Aku hanya mengangguk.

"Dari dulu mum tidak pernah melarangmu melakukan apapun. Mum hanya memintamu untuk selalu jujur."

"T-tapi, Mum—"

"Sekarang katakan apa yang kau sembunyikan dari mum."

"Aku minta maaf, Mum," kataku. "Tapi selama ini, mum selalu melarangku menjadi aktris dan aku hanya ingin membuktikan kalau aku bisa melakukannya."

"Tapi mum tidak suka kalau kau berbohong, Carissa. Kenapa kau melakukan itu?"

Aku kehilangan alasanku. Alih-alih menjawab pertanyaannya, aku beralih memeluk ibuku dan membisikkan permintaan maaf.

Mum mengusap kepalaku. "Mum dan dad hanya tidak ingin kau menjadi seorang public figure, kami tidak pernah melarangmu berakting," ujar mum sambil menenangkanku. "Mum hanya khawatir dengan masa depanmu jika kau memutuskan menjadi seorang public figure. Hidup di tengah-tengah sorotan media tidaklah mudah. Mum pernah menyaksikan hal-hal semacam itu terjadi tepat di depan mata."

Jadi, alih-alih membanggakan mereka, aku malah membuat mereka semakin khawatir?

"Kupikir, aku akan—"

"Ssttt..." mum berusaha menenangkanku. "Mum bisa mengerti maksudmu, lagipula Daniel sudah mengatakan semuanya. Akan lebih baik kalau kau membicarakan ini baik-baik, mum hanya tidak mau kau jadi seorang pembohong."

"Aku minta maaf."

Aku merasakan mun menganggukkan kepalanya kemudian melepaskan pelukan dan memegangi kedua sisi bahuku. "Dengar, Carissa," katanya lembut. "Kalau kau mengatakan satu kebohongan, kau akan terus mengatakan kebohongan-kebohongan lain untuk menutupi satu kebohongan itu dan kau akan terus hidup dalam kebohongan. Itulah alasannya kenapa mum tidak mau kau berbohong."

Lagi-lagi, aku mengangguk paham dan mengatakan permintaan maaf.

"Jangan lakukan itu lagi, oke?"

Meskipun aku merasa seperti seorang anak kecil, aku tetap mengangguk, membuat ibuku tersenyum. Kemudian menepuk bahuku sambil menuju ke arah kulkas di sudut dapur sementara aku membawa tehku dan menuju ke kamar tidurku.

Falling in Your Lies • why don't we [✔]Where stories live. Discover now