"Apaan?" tanya Risa.

"Perasaan gue. Seperti halnya perasaan gue yang gak pernah berubah sedikitpun." ucap Alga seraya menumpukan kedua telapak tangannya di dada, sudah pasti dengan mimik wajah yang menurut Risa itu menjijikan.

"Bahasa lu ketinggian." Risa terkekeh pelan, setelahnya ia mempercepat langkah kakinya meninggalkan Alga yang masih dibelakangnya.

Alga tersenyum miring, Risa bersikap seperti itu tentu sudah biasa menurutnya. Alga pun bisa mengerti bahwa arti dari sikap itu Risa melarang keras dirinya untuk mendekat. Tetapi hati ya tetaplah hati, akan selalu bersangkutan dengan ego. Jika hati menginginkan, maka ego akan berusaha mendapatkan.

"Apapun caranya," gumam Alga seraya tersenyum kecut.

----------------

Istirahat sudah tiba. Dan seperti biasanya, kantin selalu penuh dengan pengunjung. Dengan keadaan kantin yang padat seperti ini, sama sekali tidak menyurutkan semangat Risa untuk mencari makan, ia tetap berkunjung ke tempat sesak penuh manusia ini.

Meskipun sempat tidak kebagian meja, untung saja masih ada orang yang mau menampungnya dan kedua teman-temanya.

Mereka duduk di meja yang di tempati Alga dan kedua temannya yang Risa tahu mereka bernama Ziyan dan Gara.

Sebenarnya Risa sempat menolak karena ia tidak mau ada kesalahpahaman karena ini, tetapi ya mau bagaimana lagi? Dari pada dirinya dan kedua temannya harus melewatkan jam istirahatnya tanpa makan, lebih baik menerima tawaran dari Alga saja.

Hari ini Risa tidak melihat Arka di kantin, dan karena itu lah ia berani untuk duduk satu meja dengan Alga. Meskipun masih ada temannya dan kedua teman Alga, tapi kalau yang namanya salah paham bisa datang dari mana saja bukan?

"Eh, Ris? Udah bosen belum sama yang onoh, kalo udah bosen mending jadian aja sama yang ini," ujar Gara seraya melirik Alga ketika mengucapkan kata terakhir dari  perkataanya barusan.

Risa cukup paham dengan maksud perkataan Gara, yang dimaksud dengan kata 'yang onoh' itu sudah pasti Arka. Karena kalau bukan ya siapa lagi?

"Belum, kalo yang ini kayaknya gak bakal bosen deh," balas Risa, gadis itu tengah memakan nasi goreng yang tadi di pesannya.

"Gue gak percaya lo bisa betah pacaran sama dia, secara kan dia cueknya udah level menengah ke atas. Beda dengan yang ini, gue jamin lo bahagia sepenuhnya," ujar Gara lagi, kesempatan seperti ini tidak boleh ia sia-siakan. Kapan lagi bisa satu meja bareng Risa dan kedua temannya?

"Ekhem. Arka sekarang udah berubah kok," sambung Irene. Entah kenapa perasaanya selalu tidak suka ketika melihat Gara yang dari dulu selalu berusaha mendekatkan Risa dengan Alga.

"Tau dari mana lo?" tanya Gara.

"Ya gue liat sendiri lah."

"Bilang aja lo syirik." Tentunya bukan tanpa alasan Gara berkata seperti itu, sudah pasti ia tau sesuatu. Dan entah karena apa, setelah mendengar ucapannya, Irene tampak terdiam.

"Udah-udah, Irene bener kok kalo Arka emang udah berubah. Dan sepertinya gue gak bakalan pisah deh kalo sama yang sekarang. Dan satu lagi, gak usah lo banding-bandingin Arka sama Alga, yang pasti beda manusia beda Rasa," ucap Risa.

Walau terkesan marah, tetapi ia tidak menunjukannya. Menurutnya, akan lebih baik berkata tajam dari pada meluapkan emosinya yang tentunya akan menguras tenaganya.

Mendengar itu, tentunya Gara diam. Semuanya yang ada di meja itu terdiam, meskipun tangan mereka masih menyuapkan makanan ke mulutnya masing-masing.

Sedangkan Alga? Tentu saja hatinya sedikit tergores ketika mendengar perkataan Risa. Sakit memang, tetapi ia harus siap menahannya. Sampai waktunya tiba, waktu dimana ia akan mendapatkan Risa, tentunya dengan cara yang berbeda.

Setelah makanannya habis tak tersisa, Risa tidak langsung pergi ke kelas. Ia masih duduk dimeja yang sama. Semuanya terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Karena merasa bosan, Risa mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia berniat untuk menghubungi Arka sekalian menanyakan kenapa kekasihnya itu tidak ke kantin.

Sebelum menelponnya, Risa berniat untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu. Ia pun mulai mengetikan sesuatu di papan pesan yang ada di ponselnya.

Risa

Kamu dimana?
Kok gak ke kantin?

Arka

Gak. Gue lagi nahan sesuatu.

Risa

Nahan apaan? Nahan boker atau rindu?

Arka

Yang pasti bukan dua-duanya.

Risa

Terus apaan?

Arka

Gue lagi nahan emosi.

Risa

Kamu emosi kenapa? Ada yang bikin kamu marah?

Arka

Ada orang yang bikin gue emosi.

Risa

Siapa? Berani banget orang itu bikin orang tersayang aku emosi. Tenang aja, kalo aku ketemu sama orang nya bakalan aku pukul tanpa ampun.

Arka

Kalo orang yang bikin gue emosi itu adalah orang yang lagi chatan sama gue gimana?

Risa

Maksud kamu orang yang bikin kamu emosi lagi chatan sama kamu? Kok bisa? Emangnya udah baikan?

Arka

Oon dipelihara.

Risa

Kamu apaan si? Kok malah nyambung ke oon?

Arka

Gak tau ya Ris, pokonya gue lagi emosi sekarang.

Risa

Aduh labil banget sih!

Arka

Gak tau.

Risa

Mau aku peluk?

Arka

Jawabannya kata pertama dari pertanyaan lo barusan.

Risa

Aku gak ngerti! Langsung ke intinya aja apa susahnya sih?

Arka

Mau

Risa

Mau apa?

Arka

Mau peluk sayang ....

To be continue...

------

Gimana? Gimana?

Cerita dong pendapat kalian sama part ini😅

Cuek Tapi Romantis [Dreame/Innovel]Место, где живут истории. Откройте их для себя