"Kalau heat-nya datang, aku mampus, Yukhei. Bakal mampus kalau tidak sampai menyetubuhinya, karena dia akan sangat kesakitan dan ayah akan meragukanku apabila aku tidak menyetubuhi Donghyuck ketika masa heat-nya."

"Maka setubuhilah, apa yang menahanmu?"

Tidak ada, sebenarnya. Namun Mark tahu bahwa itu akan jadi kali pertama bagi Donghyuckㅡsebuah rahasia yang mungkin telah lelaki itu beberkan tanpa sengaja di saat kali terakhir mereka bicara, di taman. Tetapi bagaimanapun, itu adalah rahasia yang juga Donghyuck percayakan padanyaㅡdan Mark punya firasat bahwa Donghyuck ingin ia mengingat itu. Malam pernikahan mereka pun menjadi masuk akal dan jelas, terang-benderang di tengah cahaya ilham. Apabila itu memang kali pertama, Donghyuck jelas ingin melakukannya ketika sadar, saat di mana otak membodohi diri untuk patuh, melakukan hal itu di bawah persetujuannya, daripada di tengah masa heat, di mana ia sepenuhnya berada di bawah kendali Mark. Mark bertanya-tanya apa Donghyuck pernah merasakan heat sebelum dikirimkan ke Lembah untuk menikah. Ia penasaran seberapa menyiksa, sakit dan memusingkannya rasa itu. Ia penasaran apa Donghyuck bisa mengendalikan diri untuk terus sadar ketika waktu itu berlangsung, dan apabila tidak, seberapa besar pengalaman itu membuatnya ketakutan.

Donghyuck terlalu sulit dibaca, cukup membingungkan di hari yang indah dan bagai labirin di hari yang lebih buruk, dan Mark begitu payah dalam menebak teka-teki, tetapi beberapa hal tampak mulai agak jelas dalam hubungan ini.

Pertama, Donghyuck sangat mengidamkan kendali. Ia mengidamkannya bagai orang tenggelam yang mengidamkan udaraㅡdengan putus asa dan berantakan, serta seluruh tubuh meronta-ronta. Dada membusung sebab kebutuhan mendesak akan oksigen, mata terpejam erat atas rasa sakit; Donghyuck mengidamkan kendali sebab tak seorang pun mau memberikan hal itu padanya. Ia mengidamkannya sebab ia memilikinya, segalanya, dan sekarang ia berada di bawah ampunan sang samudra, sendirian dan terombang-ambing entah di mana, dengan ombak badai serta hiu-hiu yang berenang berputar di sekitarnya, menunggu untuk merobek tubuhnya. Dan semakin ia meronta, memaksa diri untuk terus berada di permukaan, semakin pula ia merasa kelelahan, dan ia mampu merasakan akhir, membuatnya ketakutan. Ia ketakutan.

Kedua, Donghyuck mendambakan tiadanya kendali. Semua omega begitu, ini sesuatu yang telah Mark tahu. Sudah bagian dari mereka, mendarah daging secara biologis, seperti kebutuhan untuk membentuk sarang dan rasa terbakar di perut ketika masa subur, seperti aroma manis dan rasa mereka yang juga tak kalah manis. Donghyuck tidak pernah dibesarkan untuk menjadi omega, namun ia menjadi salah satunya, entah terima atau tidak, mau atau tidak, sehingga kesejahteraan bagi mereka berarti bahwa mereka memercayai seseorang untuk memberi perlindungan. Dan Donghyuck mengidamkan hal tersebut, dalam berbagai tingkatan, ia mengidamkannya namun juga membencinya, dengan cara sukarela namun juga tidak rela. Dan ia marah pada diri sendiri sebab tidak mampu menerima sifat alaminya, menenggelamkan diri dalam rasa sakit sebab menolak tunduk pada Mark sebagaimana seorang omega. (Dan Mark bertanya-tanya bagaimana rasanya bagi Donghyuck, yang selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal, namun gagal ketika harus menerima sifat alamiah diri sendiri. Betapa sakit dan memalukan hal itu untuknya. Betapa melelahkan.)

Ketiga, apa pun yang Mark putuskan untuk lakukan terhadapnya, memberi atau merebut kontrol, Donghyuck akan tetap membencinya. Lelaki itu membencinya sebab ia harus membenci seseorang, dan ia tidak bisa membenci negaranya sebab telah mengirim ia ke Lembah, tidak ketika dengan bodoh ia memilih nasibnya sendiri, atau membenci negara Mark karena membutuhkan Pangeran Permaisuri omega. Ia bisa membenci dirinya sendiriㅡdan mungkin saja ia memang membenci diri sendiri, lebih daripada yang Mark bisa pikirkanㅡdan ia bisa membenci Markㅡitu jelas, Donghyuck tidak pernah malu mengungkapkannya.

"Kami seharusnya membicarakan ini, tentang heat-nya. Bagaimana seharusnya kami menanganinya. Aku bilang aku akan menyetubuhinya dan dia tampak lega, tapi itu hanya karena dia takut aku akan menghukumnya dan membiarkannya melewati masa heat sendirian."

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang