7. Waktu yang Kuhabiskan untuk Memahamimu

37 9 12
                                    

7 November 2010
---------------------------

Alisha masih duduk diam di kursinya saat bel pulang berbunyi. Esta mencolek bahunya, mengajak Alisha pulang.

"Kamu nggak jadi ke sanggar, Sha?"bisik Esta pada teman sebangkunya itu.

"Um... Aku kayaknya... dapet."

"Wah, baru pertama, ya?"

Alisha menunduk, menyembunyikan wajah. Ia mengangguk pelan.

"Tembus?"tanya Esta, hati-hati.

Alisha kembali mengangguk. Malu. Banget.

"Udah pada pulang, tuh. Coba, berdiri dulu. Tas kamu turunin lagi talinya sampai nutupin belakang,"saran Esta.

Alisha mencoba cara itu. Esta lalu menggeleng saat melihat belakang rok biru Alisha.

Masih kelihatan.

"Coba roknya naikin?"

"Ih, jangan. Nanti jadi di atas lutut."

"Hmm..."

Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Mencari ide untuk menutupi bercak noda di belakang rok Alisha.

Sesaat kemudian, seorang cowok berjaket abu-abu masuk ke kelas.

"Sha, pulang bareng, yuk!"

Devan!

Alisha buru-buru sembunyi di belakang Esta.

"Kenapa?"tanya Devan, bingung.

"Alisha tem- aw!"

Belum selesai Esta bicara, Alisha mencubit pinggangnya.

"Jangan bilang ke Devan ih! Kan aku jadi malu!"

Tapi Devan sudah tahu. Ia melepas jaketnya, lalu memberikannya pada Alisha.

"Nih, pakai aja jaketku buat nutupin."

Alisha menerima jaket itu dan melilitkannya di pinggang. Setelah selesai, Esta mengecek penampilannya. Aman.

Ah, Alisha nggak nyangka kalau momen kedewasaan ini datang saat dia sedang di sekolah. Ia nggak punya persiapan.

Harusnya, ia ke sanggar seni bersama Esta. Tapi, dengan situasinya sekarang, lebih baik pulang.

Tapi pulang bersama Devan di saat seperti ini ... membuatnya malu.

Selama berjalan pulang, keduanya tetap diam. Alisha terlalu canggung untuk membicarakan apapun, sementara Devan paham kalau Alisha nggak mood ngobrol.

Tapi, ia ingin membantu Alisha.

Jadi, ia menawarkan saran.

"Sha, ibuku belum berangkat ke rumah sakit. Kalau kamu mau ngobrol sama ibuku, boleh. Bundamu masih di luar kota, kan?"

Devan selalu cepat mengerti. Di saat seperti ini, Alisha pasti membutuhkan sosok dewasa yang bisa mengarahkannya.

"Makasih, Van."

Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu - RAWS Festival 2019Where stories live. Discover now