6 November, 2011
----------------------------Alisha menyandarkan easelnya pada sebatang pohon akasia di hutan kota. Di belakangnya, Devan berjalan santai, memperhatikan barisan pepohonan dengan bunga kuning di ujung sana.
"Kamu akan melukis di sini?"
"Kenapa?"
"Nggak kenapa-kenapa. Tempatnya bagus, wajar saja kita ke sini."
Alisha tersenyum bangga. "Tentu. Lihat ya, saat angin berembus, bunga kuning di pohon-entah-apa-itu, akan berguguran. Mirip musim gugur di Kanada, tapi kuning."
"Kamu pasti ingin warnanya oranye."
"Ya! Itulah kenapa, kita ke sini sore hari. Cahaya matahari yang akan terbenam membuatnya jadi oranye."
Sore itu, mereka menghabiskan waktu dengan memandangi guguran bunga pohon terompet.
YOU ARE READING
Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu - RAWS Festival 2019
Short StoryWaktu itu relatif. Kadang, di sore hari, kamu menemaniku untuk melukis, mengangkat kuas sebentar, dan tiba-tiba sudah malam. Di lain waktu, aku berdiam di halte bus itu, menunggumu, tapi lembayung senja seakan menetap dan matahari lama sekali terben...