Bab 19: Engagement Day | 2

4.5K 414 44
                                    

Rooftop lantai delapan belas Merlion Hotel and Restaurant disulap menjadi sangat memukau. Tiang-tiang besi bercat putih di setiap sisinya dirambati sulur-sulur bunga. Kursi-kursi terbungkus kain satin berpita dengan warna baby pink tertata rapi untuk tamu undangan. Tambahkan lampu-lampu tumblr yang tergantung dan memancarkan cahaya berpendar-pendar, tempat itu sungguh sangat romantis.

Di tengah-tengah terdapat spot utama menyerupai pelaminan minimalis yang elegan. Ejaan yang berbunyi Happy Engagement Evans & Shalu tertata apik di antara bunga-bunga dekorasi utama itu. Tante Mira sengaja tidak memasang tenda untuk berjaga-jaga kalau hujan datang, karena rooftop hanya digunakan untuk acara inti saja. Untuk ramah tamahnya, semua tamu akan dibawa ke restoran hotel yang memang berada di lantai yang sama.

Shalu sedang sibuk dirias oleh MUA terkenal ibu kota di salah satu kamar hotel. Gadis itu berulang kali meneteskan airmata sehingga sang MUA terlihat sebal sekali karena ulahnya. Eyeliner yang belum kering sempurna luntur lagi-luntur lagi karena dia keseringan menangis. Entah, hari ini perasaan Shalu benar-benar tidak bisa dideskripsikan.

Beberapa jam lagi pertunangannya dengan Evans akan diselenggarakan di hotel milik sang calon mertua. Shalu begitu terpesona melihat tatanan rooftop itu, terpukau pada gaun baby pink-nya yang sangat cantik, tapi batinnya sedih tak terkira saat menyadari ketiadaan Papa dalam hari bersejarah ini. Wajahnya semakin muram saat mengetahui Brahma lah yang Tante Mira minta untuk memasak menu di momen bahagianya.

Apa gue bener-bener bahagia? Pertanyaan itu tak henti berdengung di tempurung kepala Shalu satu minggu terakhir.

"Ya ampun, kamu cantik banget, Dek!" Mama tergopoh masuk ke dalam kamarnya saat sang MUA memberitahu sesi make up sudah selesai. Shalu memaksakan senyum pada Mama yang kini mulai berkaca-kaca saking terharunya.

"Mama juga cantik." Ucapan itu membuat airmata Mama semakin merebak. Diremasnya tangan putrinya semata wayang, lantas dibawanya Shalu ke dalam pelukan. "Papa pasti bahagia sekali andai bisa melihat ini. Terima kasih ya, Dek, kamu sudah mau nurut sama Mama. Semoga selalu bahagia," bisik sang mama, tercekat saat mengucap doa.

*

Pukul tujuh malam semua tamu undangan telah hadir. Tamu dari keluarga Shalu dan Evans saling duduk berhadapan, terpisah spot utama di tengah. Sementara kedua pasangan itu juga masih duduk terpisah, berhadapan, diapit orangtua masing-masing.
Acara sambutan dari perwakilan wali keluarga telah terlewati, dan kini memasuki acara inti.

Jantung Shalu berpacu tak terkendali saat wireless mic diserahkan kepada Evans. Dalam balutan tuksedo hitam, cowok itu benar-benar bak pangeran malam ini. Perpaduan antara kerupawanan dan kemapanan sungguh terpancar dalam diri seorang Evans. Pandangan setiap kaum hawa tak pernah mau lepas darinya.

"Shalu Yoris Bijani. Kamu cantik sekali malam ini." Kalimat pembuka sambutan Evans ditanggapi dengan tawa ringan dari para tetua. Pipi Shalu yang sudah merona tampak semakin merona, membuatnya tertunduk malu-malu.

"Shalu, banyak pujangga yang mengartikan cinta dengan diksi-diksi panjang mereka yang indah dan berbelit-belit. Tapi, Shalu, sejak bertemu kamu, aku tidak lagi membutuhkan semua diksi-diksi murahan itu. Aku telah menemukan diksiku sendiri tentang cinta. Diksi yang sederhana namun sama indahnya. Diksi itu tertuang dalam empat huruf, Shalu. Tahukah kamu?" Sorot mata Evans menatap tajam pada Shalu yang tak bisa tenang dalam duduknya.

"Empat huruf itu adalah kamu. K-A-M-U." Rooftop kembali riuh dengan tawa menggoda para tamu.

"Karena itu, Shalu, perkenankanlah malam ini aku memintamu untuk menjadi pendamping hidup, agar setiap saat aku bisa merasakan cinta. Bersediakah kamu, Shalu Yoris Bijani, menerimaku menjadi bagian dari dirimu?"

The Last Recipe (Tamat)Where stories live. Discover now