30

695 65 0
                                    

Langsung baca ya....

Ujian semester menyita perhatian mereka sampai hari dimana Plan bertemu dengan orangtua Mean. Mereka tidak menyukainya orang tunggal bersama putra mereka. Mereka ingin orang yang layak. Tidak perlu diberitahu siapa yang dimaksud. Plan hanya diam masalah tidak pernah behenti datang.

Saat ini yang harus diingatnya adalah ia harus memutuskan hubungan mereka. Mean akan bertunangan. Mereka akan bertunangan. Dirinya tidak boleh menjadi penghalang. Juga ditengah dilemanya Jiray terus menenerus menceritakan betapa bahagia dia yang akan bertunangan dengan pacarnya. Orang yang membuatnya bahagia.

"kau akan benar-benar bahagiakan?" Tanya  Plan

Jiray mengangguk "tentu saja. Bagaimanapun aku bermimpi kami akan hidup bersama" ucap Jiray malu-malu

"berarti kau harus senang sekarang karena kau selangkah lebih maju" mendengar itu Jiray berteriak kegirangan memeluk Plan tanpa henti

"semua berkat kau. Kau yang mempertemukan kami! Terimakasih Plan benar-benar terimakasih" Jiray tulus mengatakan itu jika bukan karena Plan ia tidak akan bertemu Mean, calon tunangannya.

"dengarkan aku. Setelah bertunangan kau harus benar-benar bahagia. Aku tidak ingin melihat kau sakit. Apapun yang terjadi dimasa depan kau tidak akan melihat masalalu lagi. Dan kau harus ingat tante sayang kau. Dia tidak menyukaiku karena kesalahanku sendiri tidak ada sangkut pautnya denganmu" ucap Plan panjang lebar "dan ingat bahwa aku selalu menyayangimu" lanjut Plan memeluknya dalam. Mungkin ini untuk terakhir kalinya

"baiklah baiklah, aku akan mengingat semua yang kau katakan" ucap Jiray mengangkat dua jarinya

"baguslah" ucap Plan. Satu masalah selesai. Ia akan sangat merindukan orang ini.

Plan kaget saat membuka pintu asramanya karena Mean menunggunya didalam menatapnya tajam "kau menghindarikukan? Kenapa..apa salahku?!" Mean berteriak

"tenanglah" ucap Plan

"tenang disaat kau mengabaikanku seperti ini? Aku tahu kau mengabaikanku!"

"apa yang kau bicarakan? Aku dari rumah Jiray dan mematikan ponselku!" jelas Plan

"rumah Jiray apa yang kau lakukan disana?!" Mean berhenti

"aku tidak melakukan apapun kami hanya mengobrol seperti sahabat!" ucap Plan lagi

Mean memeluknya "maafkan aku..aku benar-benar takut" ucap Mean

"apa yang kau takutkan. Sudah aku katakan kau milikku tidak ada yang bisa mengambilmu dariku lagi pula kalian hanya akan bertunangan bukan menikah" Plan tersenyum kemudian mencium bibir Mean. Mean balas memagut bibirnya

Bunyi cacing diperut Mean menghentikan mereka "kita harus mengisi perutmu dulu" ucap Plan

"tapi aku sudah mendapatkan energiku" balas Mean menggoda dengan ciuman mereka barusan

"kau harus menambah energimu yang lain" Plan tidak melayani Mean yang berkata seperti itu menarik tangan Mean untuk pergi kerestoran

"suasana sangat romantis apa kau ingin melamarku?" tanya Mean

Plan tidak bisa menahan tawanya darimana datang kepercayaan diri itu setelah memesan makanan dan mereka makan dengan suasana romantis.

"aku tidak ingin kau mengira aku melamarmu tapi aku ingin memberimu hadiah" Plan dengan malu mengulurkan kotak segi empat kecil pada Mean dihadapannya

Mean membukanya "liontin..ini seperti kisah yang kau ceritakan" ucap Mean melihat bandul dan liontin tersebut adalah kura-kura dan kelinci seperti cerita Plan yang didengarnya

Plan mengangguk "kau tidak menyukainya ya?" ucap Mean lesu. Mungkin kekanak-kanakan Mean tidak memakai barang murah

"aku menyukainya. Sungguh aku akan memakainya" ucap Mean membuat Plan tersenyum mengambil  liontin berbentuk Kura-kura dan menyerahkannya pada Mean

"pakaikan untukku" pinta Mean

"kenapa kau manja sekali!" meski begitu Plan menurutinya juga secara bergantian Mean memakaikan kalung tersebut padanya.

Plan senang Mean menyukainya.



Bersambung....




Jangan lupa follow+vote+komen+share ya...mksh

MEANPLAN || ONE GIFTH✅Where stories live. Discover now