3

1.5K 135 1
                                    

Bagaimana Plan menjelaskan pada Jiray jika Mean selama ini salah paham pada hadiah-hadiah yang ia kirimkan dan itu jugalah yang menjadi penyebab kenapa selama ini Mean mengusili dirinya. Jiray begitu senang saat ini tidak sanggup melihatnya terluka.

"kenapa tidak mengatakan jika kau mengirimnya hadiah?" tanya Plan

"kenapa harus melapor padamu"

"setidaknya ceritakan padaku! Dan semua ini tidak akan terjadi!" lanjut Plan dalam hatinya. Plan masih memikirkan apa harus mengatakannya atau tidak jika tidak mungkin temannya akan sangat sedih jika mengatakan juga pasti akan membuatnya sedih. Keputusan apa yang diambil Plan?

"aku tidak ingin ikut campur urusan cintamu tapi apa tidak sebaiknya kau lupakan dia?" tanya Plan sepelan mungkin takut jika Jiray tersinggung

"kita tidak akan membahasnya lagi. Keputusanku sudah bulat" putus Jiray

"bagaimana hanya kau yang mencintainya?"

"dan dia harus mencintaiku" jawab Jiray cepat

Sial! Tidak akan berhasil. Jika sudah seperti ini Jiray akan tetap pada pendiriannya.

Sudah seminggu Mean tidak bersekolah juga tidak melakukan apapun hanya berdiam diri dirumahnya dengan tubuh rapuh Mean menuju pintu setidaknya ia tau siap yang tidak menghentikan menekan bel dan benar orang itu berdiri tegap. Orang yang telah kehilang gairah.

"kenapa rumahmu gelap sekali?" Plan mengelilingi sudut ruangan mencari saklar dan menekan betapa terkejut melihat rumah yang berantakan menghampiri sang pemilik rumah menyadari jika wajah itu pucat suhu tubuhnya tinggi

"kau harus kerumah sakit" lanjut Plan namun Mean menolak jadilah saat ini ia yang mengurus bayi besar tersebut. Setelah dirasa cukup Plan membersihkan ruangan yang berantakan oleh sampah makanan dan minuman cepat saji Plan tidak mengerti dan tidak tahu apa Mean tinggal sendiri dirumah sebesar ini atau ada orangtuanya.

Sambil menunggu Mean bangun Plan menuju dapur tidak ada bahan yang bisa ia masak kulkas juga kosong mengambil ponselnya dan memesan bahan via online karena tidak mungkin meninggalkan Mean sewaktu-waktu bangun dan membutuhkan sesuatu. Setelah pesanannya tiba Plan langsung sibuk dengan dapur memasak apa yang bisa ditelan oleh Mean yang sedang sakit.

"kau sudah bangun? Tunggu" Plan menghampiri Mean yang sudah bangun dan mengecek suhu tubuh bayi besar tersebut "kau sudah baikan. Bagaimana kau seceroboh ini?" omel Plan namun yang omeli hanya cemberut

Selama beberapa hari setiap pulang sekolah Plan menghampiri Mean kerumah untuk melihat kondisi laki-laki itu dan hari ini Plan sengaja mampir ke mini market terlebih dahulu untuk berbelanja kebutuhan kultas dirumah Mean karena selama ia berkunjung tidak melihat penghuni lain

"apa yang kau lakukan dirumahku?" Plan kaget sampai menjatuhkan beberapa bahan kelantai kemudian tersenyum kecil menyadari jika Mean sudah lebih sehat

"kau kekurangan mata untuk melihat apa yang sedang aku kerjakan?" Plan bukannya menjawab dengan jawaban tapi malah bertanya sinis mengambil bahannya yang jatuh dan menyusunnya kembali dikulkas

"pergi dari rumahku. Sekarang!" teriak Mean

Plan menutup pintu kulkas sedikit kasar "apa yang kau bisa hanya mengusir orang dan suaramu itu apa tidak dikecilkan? Kenapa tidak mengucapkan terimakasih saja?!"

"aku tidak akan berterimakasih pada orang seperti kamu?"

"seperti aku, apa maksudmu?"

"bahkan kau tidak mengenal dirimu sendiri. Tidak tahu malu!"

"aku kesini dengan tujuan baik. Ada sesuatu yang hendak aku katakan padamu tapi melihat kau tidak berdaya dan keadaan rumahmu yang berantakan hati nuraniku terpanggil. Seharusnya aku tidak punya hati nuranikan?" tanya Plan langsung meninggalkan Mean



Bersambung...

MEANPLAN || ONE GIFTH✅Where stories live. Discover now