15

830 86 1
                                    

Plan mengatasi luka dilehernya dengan memakai sweeter berkerah tinggi mengambil cuti kelas karena matanya bengkak untuk mengikuti kelas juga pikirannya masih kacau dan hanya ingin berkunjung ke keluarganya.

Hanya bicara pada gundukan tanah itu membuatnya lebih baik dari sebelumnya

"pa ma... Aku sendiri. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku tidak ingin hidup lagi. Hanya papa dan mama yang tau aku benar-benar melindungi Jiray. Aku tidak menghianatinya. Katakan itu pada tante untuk tidak perlu khawatir" Plan menangis lagi sakit yang selama ia tahan ditumpahkan hari ini didepan ayah dan ibunya.

Plan benar-benar menyayangi Jiray. Saudaranya. Plan juga sangat menghargai kasih sayang Jiray padanya terlepas jika Jiray tahu mereka ternyata bersaudara. Plan sangat menjaga Jiray terutama sejak janji yang ia ucapkan. Tidak ada waktu tanpa memikirkan Jiray. Orang yang akan ia lindungi segenap jiwa dan raganya.

Bahkan Plan rela melepaskan cintanya untuk Jiray. Jika Jiray bahagia ia akan bahagia itulah mantra yang selama ini Plan tanamkan dalam dirinya.

Namun tetap saja apa yang dilakukan salah dimata orang lain. Harus seperti apalagi yang ia lepaskan agar semuanya kembali.

"kakak melihat Plan?" tanya Jiray pada Mean diklub renang

"tidak biasanya ia menghilang begini. Diasrama tidak ada begitu juga ponselnya tidak aktif" keluh Jiray

"hmm mungkin ia pergi kesuatu tempat" ucap Mean

"dia tidak pernah pergi sendiri kak. Dia akan memberitahuku atau bahkan mengajakku" Jiray mengatakan itu masih dengan sibuk menghubungi ponsel Plan namun tidak juga terhubung.

"begini saja.. Kau ke klub dulu sebentar lagi akan dimulai aku akan melihat Plan ke asrama" Mean menyakin Jiray karena sebenarnya ia lebih khawatir. Jiray mengangguk.

Sudah jelas ponsel Plan tidak bisa dihubungi karena kemaren ponsel Plan hancur. Mean ragu, ia setuju untuk menjauhi Plan. Bagaimana jika Plan menyakiti dirinya sendiri lagi?

Jujur selama ini Mean memang sangat menyukai Plan anak yang manis ceria dan mudah bergaul baru mengetahui Plan juga bisa menjadi anak yang serius satu hal yang tidak terpikirkan oleh Mean.

Ternyata anak itu sangat peduli pada orang lain terutama pada sahabatnya.

Mean membuka pintu asrama tapi dikunci bertanya pada penjaga yang ternyata Plan sudah meninggalkan asrama sejak pagi dan dikelas anak itu juga tidak ada! Lalu dimana Plan? Pikir Mean.

Khawatir itu muncul dan bergegas ke klub untuk bertanya pada Jiray dimana tempat yang kiranya Plan bisa pergi dan Mean bersyukur dari kejauhan melihat Plan ada diruang klub ia tersenyum. Senang.

"kak... Plan sudah disini. Maaf merepotkan kakak" ucap Jiray setelah Mean dihadapannya

"aku akan menjadi yang terbaik hari ini" lanjut Jiray Merangkul Plan sedangkan Plan hanya diam begitu juga Mean.

Setelah Jiray bersiap mereka tidak bicara bahkan menatap seolah mereka adalah orang asing.

"kau harus menjaga pacarmu" ucap Plan kemudian matanya terus menatap Jiray saat Jiray akan bersiap untuk melompat dihitungan terakhir Plan menutup matanya dan juga kedua telinganya meringkuk dikursi.

Mean yang melihat itu bingung dan menatap Jiray yang hampir mencapai putaran kedua pada garis finis.

Semua orang berteriak Plan mengangkat wajahnya menatap ke kolam disana Jiray ditengah tidak bergerak. Pandangan itu sulit untuk diartikan. Mean yang mengerti situasi langsung berlari melompat menyelamatkan Jiray yang tenggelam menatap Plan tidak ada lagi dideretan penonton.

Jiray langsung dilarikan kerumah sakit. Setelah diperiksa satu kenyataan yang diketahui Oleh Mean penyakit Jiray dan juga pobianya pada air serta dokter yang menangani Jiray saat ini adalah dokter keluarga atapun dokter ahli penyakit yang diderita Jiray.

Ditengah kebingungan itu Mean mengumpulkan benang merah alasan kenapa Plan sangat mengkhawatirkan Jiray setiap latihan. Mean hendak masuk keruang Jiray namun terhenti mendengar percakapan orangtua Jiray.

"gara-gara Plan anak kita hampir kehilangan nyawa! Bagaimana aku bisa tenang pa!" teriak ibu Jiray "Plan sudah berjanji akan menjaga anak kita. Apa ini yang dinamakan menjaga!" lanjut Ibu Jiray

"tante" Mean masuk seolah tidak mendengarkan apapun dan terpaksa tersenyum "dokter ingin bicara. Aku akan menjaga Jiray" ucap Mean yang diangguki oleh keduanya

Mean mendekat keranjang dan menggenggam tangan Jiray "apa yang terjadi selama ini? Selain penyakit aku yakin ada hal lain yang membuat Plan merawatmu dengan baik. Katakan padaku" Mean terus bicara pada Jiray yang dipasang oksigen

Perlahan Jiray membuka matanya berusaha melepas oksigennya "Pp.. Pp.. Plan" ucapnya terbata menggenggam tangan Mean yang hendak memanggil dokter

"dimana Plan?" tanyanya pelan

"dia tidak disini" jawab Mean membantu Jiray yang berusaha untuk duduk

"Cari Plan untukku. Aku mohon. Selamatkan Plan" pinta Jiray pada Mean lalu kesadarannya hilang.

Setelah itu orangtua Jiray datang Mean pamit untuk pulang dengan alasan mengganti pakaian.

Mean bergegas ke asrama namun pintunya masih dikunci. Hari sudah gelap kemana Plan bisa pergi? Akhirnya Mean pergi kepusat keamanan melihat cctv dan tahu Plan belum meninggalkan klub renang.

Bersambung...

MEANPLAN || ONE GIFTH✅Where stories live. Discover now