10

1K 94 1
                                    

Plan sedang fokus didapur memasak sayuran Mean memperhatikan itu persis saat Plan memasak untuknya waktu dirumah sangat imut.

"ada yang merasuki otakmu?" tanya Plan yang sudah didepannya jarak yang sangat dekat jantungnya masih berfungsi tiba-tiba Mean mengambil inisiatif mengangkat tangannya dan memeluk Plan. Erat sampai Plan sulit bernafas

"seperti ini apa kau juga tidak merasakan apapun?"

"otakmu benar-benar tidak befungsi?" tanya Plan.
Mean melepaskan pelukan mereka dengan sigap memagut bibir tipis Plan mencecapnya dalam.

"ouchh" Mean mengaduh spontan mengurai pelukan mereka karena Plan menggigit sudut bibirnya dan berdarah sedangkan bibir Plan tampak membengkak.

"kita tidak akan membahas ini. Duduklah" Plan tidak ingin terlibat percakapan ini lagi jika bukan pacar temannya dirinya sudah benar-benar membuat perhitungan

"kau tidak marah padaku?"

"bahkan aku ingin membunuhmu" jawab Plan cepat

"tapi sebelum itu terjadi pacarmu yang akan membunuhku terlebih dahulu" lanjut Plan

"kenapa pacarku ingin membunuhmu?"

"apalagi kalau bukan karenamu!" telpon berdering "oo..dia..dia ada diasrama bersamaku... Ia aku akan menyuruhnya melihat ponsel. Kau bisa tenang sekarang" Plan menutup telpon dan menatap Mean

"kau harus melihat ponselmu" pinta Plan

Mean menurut dan melihat terkejut puluhan panggilan dan juga pesan itu dari satu nomer yaitu pacarnya. Jiray

"kau harus menghubunginnya"

Mean menggeleng

"itu akan baik untuk hubungan kalian dan aku tidak mau dia berfikir buruk tentang kita berdua disini" jelas Plan

"menurutmu hal buruk apa yang bisa ia fikirkan dengan kita yang tinggal diruangan berdua?" tanya Mean menatap Plan

"aku tidak ingin membahasnya" Plan meninggalkan dapur menuju tempat tidur mean mengejar dan mereka jatuh ketempat tidur posisi Mean yang menindih Plan

"apa yang kau lakukan?" Plan meronta nafasnya memburu

"menurutmu apa yang bisa aku lakukan? Mencium bibirmu lagi atau yang lainnya?" jelas itu menggoda dengan posisi mereka saat ini

Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi Plan memukul kening Mean dengannya tidak peduli betapa sakit buktinya Mean sudah mengaduh dan melepaskan dirinya

"kau tahu apa yang kami bicarakan hari ini?" tanya Plan.

Saat ini tengah mengobati kening Mean yang bengkak juga bibir Mean yang berdarah

"Jiray bertanya kenapa kita tidak bertengkar akhir-akhir ini aku menjawab apa dia ingin aku membunuhmu kau tahu respon yang dia berikan dia memarahiku dan akan membunuhku terlebih dahulu. Bagian lucunya dia mengancamku dikelas saat guru sedang mengajar dengan suara lantang saat guru bertanya dia beralasan semut sedang memasuki bajunya. Haha lucu bukan?" kenang Plan

"dia benar-benar mencintaiku?" tanya Mean "ouchhh" kembali mengaduh karena Plan menekan bagian keningnya yang bengkak

"ia dia benar-benar mencintaimu kenapa kau tidak mengerti juga"

"karena itu kau tidak ingin menyakitinya berkorban untuknya?"

"otakmu geser?" Tanya Plan menghentikan pengobatannya

"kau bisa menjelaskan hubungan apa yang kalian miliki. Kenapa kau begitu melindunginya?" tanya Mean dia tidak mengerti kenapa Plan seolah-olah Plan rela melalukan apa saja untuk Jiray

"dia temanku tentu saja aku melindunginnya"

"atau jangan-jangan  cintamu ditolak karena dia lebih memilih pria tampan ini?" tunjuk Mean pada dirinya dengan percaya diri

"kau bisa memikirkan apapun"

Putus Plan tidak ingin membicarakan lebih jauh

Bersambung...

MEANPLAN || ONE GIFTH✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu