Part 5. S2

18.4K 386 49
                                    

Larrisa Merenggut kesal pada allard yang berjalan menghampirinya dengan perlahan, ia baru saja terbangun sehabis menjalani pengangkatan kontrasepsinya beberapa jam yang lalu.

"Jangan cemberut, Harusnya aku yang  marah, bukan kamu."Seru allard duduk di kursi di samping ranjang Larrisa.

"Siapa yang marah.!" Celetuk Larrisa
Jelas terlihat tidak suka.

Allard Menaikan satu alisnya dan menatap Larrisa Dengan melipat kedua tangan nya.

"Terserah kamu, Dan sehabis dari sini kamu akan tinggal bersama ku. Aku Melarangmu untuk tinggal berjauhan denganku, Apalagi keluyuran malam dan pergi ke klub. aku tidak akan pernah mengijinkan nya." Ucap Allard dengan Tegas.

Larrisa Menatap tajam pada allard. "Maksud kamu!" seru larrisa cepat.

"Larrisa, Kamu Pasti belum lupa tentang pembicaraan kita terakhir kali, bahwa aku akan menebus segala sikap buruk ku padamu dulu. Dan aku akan menebusnya sekarang"

"Tapi tidak perlu Melarang aku untuk melakukan apa yang aku suka allard."Tungkas Larrisa menyipitkan matanya menatap allard.

"Hal yang kamu suka malah akan membuat aku mati muda larrisa. Aku tidak akan melarangmu untuk pergi ke klub jika kamu pergi bersamaku. aku bukan nya tidak percaya padamu, aku akan percaya padamu seutuhnya. tapi aku tidak percaya pada laki-laki di luaran sana yang mengincar kamu" Ucap allard Dengan intonasi yang cukup dingin.

"Sejak kapan kamu jadi laki-laki cemburuan Al,? Apa kamu baru saja di operasi karna geger otak atau kamu baru saja mengalami amnesia karna kecelakaan. sehingga sikap dan sifat kamu berubah drastis seperti saat ini.!!" Sindir Larrisa Dramatis.

Allard Menjitak Kening Larrisa kencang.

"Akhh...Yaa..." Seru Larrisa mengusap keningnya.

"Kalo ngomong itu di saring, Kamu mau aku kecelakaan terus mati meninggalkan kamu sendiri di sini. "Ucap Allard

"Tidak Mau." Jawab Larrisa dengan spontan tanpa sadar. Ia langsung menutup mulutnya menggunakan tangan dengan mata berkedip-kedip.

Allard terkekeh dan Menggelengkan kepala. "Kamu sudah Tua larrisa, jangan bersikap seperti anak muda lagi. Tapi kalo dengan aku, Tidak masalah. aku malah suka.." Goda allard Membuat larrisa memiringkan tubuhnya dan memunggungi allard.

"Serah Kamu." Balas Larrisa seadanya.  Al tersenyum dan mengelus lembut punggung larrisa.

"Kamu masih mau disini?" Tanya allard.

Larrisa membalikan lagi tubuhnya."Emang sudah boleh pulang!!" Larrisa balik bertanya.

"Sudah. Dari tadi aku Mau bilang, tapi kamu malah mengajak berdebat." Jawab allard santai.

Larrisa Berdecak ckckck pada allard.
"Kenapa bukan dari tadi sih, Aku mau pulang saja. disini tidak enak." Allard tersenyum dan mengangguk.

"Ya sudah, Aku akan meminta suster melepas infus kamu dulu. "Ucap allard bangun dari kursinya dan berjalan keluar kamar larrisa.

"Untuk apa keluar mencari suster. Dia kan tinggal memencet tombol ini. " Seru Larrisa pada dirinya sendiri menatap tombol di sisi ranjangnya.

Ia menggelengkan kepala dan membiarkan allard saja yang memanggilkan suster.

-------------------------

"Ini rumah siapa Al?" Tanya larrisa antusias saat ia memasuki sebuah rumah yang cukup besar. Bangunan rumah baru itu seperti rumah yang dulu ia impikan jika ia sudah menikah nanti.

"Menurutmu aku membawamu kemana! Apa mungkin kamu malah mau aku ajak ke rumah orang tuaku?"

Larrisa mendelik tajam pada allard. andai saja jika dulu allard bersikap seperti ini, mungkin mereka tidak akan break selama empat tahun ini. ahh.. lupakan saja. itu masa lalu.

"Ok, ini rumah aku. Benarkan!" Jawab  larrisa asal.

"Benar. " seru Allard langsung.

Tubuh Larrisa menegang. Ia menatap allard tidak percaya. Allard tersenyum Dan mencium kening larrisa. "Kamu suka?" Tanya allard.

Larrisa tidak menjawab, Ia Mengalihkan pandangan nya dan menatap kesekeliling rumah.

"Untuk apa kamu membuat rumah ini untukku Al.!"

"Karna Kamu Ibu dari anakku. Dan kamu juga perempuan yang aku cintai dari dulu hingga sekarang. bahkan sampai kita tua nanti. "Jawaban allard sebenarnya membuat  larrisa bahagia. tapi ia masih memiliki rasa bersalah di dalam hatinya.

Larrisa mengangguk dan Berjalan memasuki rumah itu. "Dimana kamarku Al..?".

"Kamar Kita .." Koreksi Al, ia Menuntun larrisa menaiki lift dan menekan angka tiga.

Larrisa Menggeleng dan mengikuti al keluar dari lift kemudian berjalan menuju sebuah lorong. setelah berjalan dua menitan larrisa baru bisa menemukan pintu kayu cukup besar di sana dan al membukanya langsung.

"Kamu Suka?" Tanya al lagi padanya.

Larrisa Menutup Bibirnya rapat-rapat. Kamar ini sama persis seperti kamar yang ia inginkan dulu. Ia tidak percaya allard akan sampai sedetail ini mengetahui keinginan nya. padahal larrisa tidak pernah mengatakan pada siapapun kecuali ayahnya.

Tunggu. Ayahnya.

Larrisa Langsung berbalik menatap allard. "Kamu tau dari mana aku menginginkan rumah dan kamar ini?" Tanya nya langsung.

"Ayahmu. Siapa lagi!" Jawab Al jujur.

Larrisa membulatkan kedua matanya.
"Kamu. Kamu Sekongkol dengan Ayahku. "Sentak larrisa tidak percaya.

Allard menggeleng. "Tidak sayang. aku tidak sekongkol apapun dengan ayahmu. aku hanya mengatakan apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu harapkan untuk masa depan kamu. jika aku bersekongkol dengan ayahmu bagaimana mungkin aku tidak langsung menjemputmu saja saat kamu pergi!. buktinya, ayahmu hanya mengatakan keinginan kamu saja tanpa memberitahukan keberdaan kamu padaku, jika bukan karna sahabatku yang memberitahukan kamu berada di bar waktu itu, mungkin aku masih belum menemukanmu hingga saat ini." Jelas allard panjang lebar.

Larrisa terdiam tertegun. baru kali ini al menjelas kan sesuatu dengan panjang lebar. menjabar kan nya dengan sangat rinci. ia diam-diam Tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah, aku percaya." ucap larrisa pelan. al menyeringai dan memeluk tubuh larrisa erat.

"Harus, Mulai saat ini kamu harus selalu percaya padaku. " Larrisa mengangguk dan membalas pelukan allard.


*******************



enibahri
31-10-19


BAD GIRLS (LARRISA) Where stories live. Discover now