SG 50= THEY MEET?

4.5K 167 4
                                    

Bahagia.
Tentu itu mungkin yang di rasakan Virgo dan Clara. Tapi apakah Clara benar-benar bahagia? Dua minggu sudah di lewati. Waktunya mereka mempersiapkan pernikahannya mereka 2 minggu kedepan. Undangan juga sudah siap tinggal di jalankan.

"Ra, kita makan dulu ya. Pasto capek kan abis fitting gaun"Ujar Virgo mengusap rambut Clara.

Mereka memang habis fitting gaun di Butik ternama Jakarta.
"Iya go. Makan dulu. Makan di Pizza hut ya? Lagi pengen makan pizza nih" Clara berujar manja.

Virgp tertawa gemas, ia mencium pipi gadisnya itu, "Iyaa, iyaa. Buat calon istriku apa sih yang engga"

Clara menyembunyikan rona pipinya, "Jangan cium-cium. Kita belum sah"

"Kalo udah sah boleh?" Goda Virgo

"Tetap ga boleh" Telak Clara.

"Kok gitu?" Virgo menatapnya sedih.

"SSA dong"

"Apaan tuh?"

"Suka Senang Aku dong".

***
Restaurant Axylan merupakan Restaurant khas Eropa. Dengan tata letak yang seperti pada masa Aufklarung.

"Bahkan hal seperti ini harus banget di perdebatkan oleh kita?" Tanya Enrico pada gadisnya itu.

"Ini bukan hal sepeleh Rico." Kata Kayla tak mau kalah.

"Apa salahnya kalo aku hanya menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang?" Tanya Enrico gusar.

Kayla menatapnya kesal, "Sangat salah. Kamu bilang aku ini prioritas kamu. Bahkan kamu dengan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa".

"Ya kamu emang prioritas aku. Tapi kalo mau nolong orang harus punya hubungan spesial dulu? Yang penting kewajiban aku ngantarin kamu sudah aku selesaikan. Jangan egois." Ia menghela nafas berat, "Sudahlah kayla. Aku tidak ingin berdebat lebih lanjut dengan kamu. Jangan seperti  anak kecil" Kemudian Enrico meninggalkan Kayla sendiri, ia harus menghindar dulu sekarang. Sampai situasi membaik dan agar amarahnya tidak meledak tepat dihadapan gadis itu.

"Astaga. Dia mengatakan aku egois? yang benar saja?" Gumam Kayla kesal sambil beranjak meninggalkan Restaurant itu.

***
"Kamu ga mau mampir dulu? ada tante risa di dalam kok, ini juga bsru jam 8 malam" Ujar Clara memperhatikan pergelangan tangannya.

Virgo menggeleng, "Gak deh. Lain kali aja, kamu harus banyak istirahat ya"

Clara mengangguk dan masuk kedalam rumah. Mobil Virgo melesat meninggalkan pekarangan rumah Clara.

Virgo singgah sejenak di Indomaret untuk memberi sebungkus rokok. Hingga saat ini Virgo masih suka merokok, walaupun tak sering.

Setelah ia membayar dan keluar. Ia melihat dijalan yang cukup sepi bersebrahan dengan indomret tersebut. Seorang wanita berjalan dengan penampilan lesu.

Tak sadar ada mobil yang datang dari arah berlawanan. Virgo yang melihat itu benar-benar panik. Cewek itu tal sadar mungkin dengan kedatangan mobil tersebut. "Mbak awass!!!"Pekik Virgo menarik Gadis itu ke tepi jalan.

Wajahnya masih cengo, "Ah aduh. M-makasi mas" Katanya tersenyum canggung. Virgo mengangguk di telitilah wajah gadis itu.

"Makanya mbak, lain kali kalo jalan jangan suka jalan di tengah terus ga fokus. Untung ini ga kecelakaan, kalo sampe kecelakaan gimana mbak?"

"Iya mas. Makasi, nama mas siapa?" Tanya gadis itu.

"Nama saya Virgo, mbak siapa?"

"Saya kayla. Ehm saya rasa umur kita tidak selisih jauh. or maybe anda lebih tua dari saya. Bisa kita memanggil lebih santai?" Tanya Kayla.

Virgo mengangguk, "Tentu saja. Lo asli Indonesia?"

"Ya, kenapa? "

"Lo berbahasa indonesia fasih, tapi wajah lo bukan kelihatan wajah indonesia" Virgo terkekeh pelan.

Gadis itu menaikan sebelah alisnya, "Are you seriously? Tapi ya memang, Kakek gue asli amerika. Dan gue kuliah di Australia 4 tahun. Makanya wajah bule kayanya lebih mendominasi deh" Kayla tertawa sebentar.

"Tapi kenapa tadi lo bisa jalan ditengah jalan dan ga sadar ada mobil yang datang?"

"I just too much think haha. But thankyou because you help me"  Kayla tersenyum canggung.

"Oh gitu. Yasudah ayo gue antar pulang" Tawar Virgo.

Kayla memperhatikan jamnya, "Ehm bisa kita makan dulu? gue rasanya begitu lapar"

"Ya baiklah. Kalo hanya untuk mentraktir satu orang gue rasa gue sanggup" Kayla tertawa mendengar penuturan Virgo. Entahlah mereka merasa banyak kesamaan antara mereka berdua.

"Tenang ya. Gue makannya ga sampe selusin, paling 2-3 porsi aja ya"

"Terserah mau makan berapa banyak".

Tiba di sebuah warung makan pinggir jalan. "Lo biasa makan di tempat ginian ga? kelihatan dari muka lo ga biasa" Ujar Virgo memperhatikan Kayla.

Kayla menatapnya sengit, "Enak aja lo. Biar gini-gini gue sering makan di pinggir jalan"

Mereka kemudian mencari tempat duduk. "Mas, pesan Seblaknya 2 ya. Yang satu pedes" Ia menatap Virgo,Virgo mengangguk. "Oh, keduanya pedes ya. Sama es teh 2." Ujar Kayla.

"Oke teh mbak. Ditunggu dulu atuh" Jawab masnya.

"Jam segini lo ga bakal di cariin?" Tanya Virgo.

Sekilas Kayla mengalihkan perhatiannya pada Virgo, lalu fokus kembali dengan hapenya. " Di cari sama siapa? ortu? ah mereka hari ini katanya lembur, pacar? gue sama dia lagi berantem hal ga jelas"

"Ternyata lo udah punya pacar ya?" Tanya Virgo.

Kayla mengangguk, "Ya. Emang lo belum?"

"Gue 2 minggu lagi melangsungkan pernikahan"Ujar Virgo santai. Bertepatan dengan seblak mereka yang datang. "Makasi mas" Ujar mereka bersama.

"Wah, udah mau merried dong ya. Selamat yaa" Ujar Kayla.

"Thanks, kalo ada waktu datang ya" Kata Virgo. Kayla mengangguk menyetujui.

"Semoga juga lo cepat nyusul sih" Kata Virgo terkekeh.

Kayla menatapnya, "Gue harap juga si gitu. but i am not really sure to finnaly get married with him." Ia terkekeh pelan.

"Kenapa ga yakin?"

"Dia sepertinya ditarik kemasa lalunya kembali. Semesta suka sekali bermain takdir ya." Kata Kayla.

Mereka makan dengan penuh canda tawa setelah itu. Dan Virgo mengantarkan gadis itu untuk pulang kerumahnya.

"Take Care and thanks ya" Kata Kayla pada Virgo.Virgo mengganguk dan langsung meninggalkan pekarangan rumah Kayla, setelah itu ia masuk kedalam rumahnya. Kelihatan rumahnya kosong, ya sudah biasa.

***
tbc


Masih tim mana ni?
#KOKORARA
#RARAIGO
#KOKOKAY







ga kerasa udah part 50 aja. gimana kesan kalian setelah baca ini?

Strong Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang