SG 24=CRYING?

5.6K 218 10
                                    

"Bang makan dulu kali!"Ujar Manda kesal, karena dari tadi abangnya tidak mau makan.

"Gak ah, gue kenyang"tolaknya

"Gue gak mau tau, lo harus makan! apa mau gue bilang sama Clara ?!"

"Eh, eh jangan.Yaudah gue mau makan!"Balas Enrico, setelah di ancam oleh Amanda.Amanda juga hanya tersenyum penuh kemenangan.Tapi ia juga heran,ada apakah antara Enrico dan Clara.

Yang Amanda tau,pacarnya Enrico adalah Clara tapi,mengapa yang sering datang adalah Elisabeth?

ceklek

"Siang, eh ada Manda"Ujar Elisabeth ramah sambil menampilkan senyum manisnya.
Manda hanya tersenyum tipis menanggapi, karena entah mengapa ia tidak terlalu menyukai sosok elisabeth.

"Eh, hai El, sendiri aja?"Tanya Manda basa-basi, membuat El hanya mengangguk.

"Man? gue yang nyuapin Rico aja boleh gak?"Tanya El.

Manda menatap El dan Enrico secara bergantian.Kemudian mengangguk,dan memberikan mangkuk bubur tersebut kepada El dan diterima dengan penuh senyuman.

"Yaudah, gue keluar dulu"

Mereka mengangguk, kemudian El duduk ditempat semula yang diduduki Manda.
"Gimana kabar lo ko?"Tanya El memulai percakapan.

"Gue baik"sahutnya seadanya, "Eh kok lo bisa tau gue masuk rs? lo sering banget ngejengukin gue si?"Tanya Enrico binggung

El tersenyum penuh arti, "Karena gue sayang sama lo, gue bakal ada selalu buat lo"Jelasnya, tetapi tentu saja hatinya tidak menghangat, malah membuatnya risih.

"Lo sama Clara masih pacaran?"Tanya El, karena ia melihat tidak ada tanda-tanda Rico akan membalas ucapannya.

"Kenapa?"

"Gue harap lo segera putusin dia, dan terima perasaan gue"

"Gak semuda yang lo katakan.Gue gak bisa maksa hati gue buat nerima perasaan lo, sama aja gue bohongin diri gue sendiri"Ujar Enrico

El menatap Rico penuh harap, "Setidaknya, buat gue bahagia walau sesaat gak bisa?gue tu pengennya kalo bisa, gue gak bakal suka sama lo.Tapi perasaan gue yang memilih lo"Lirihnya

Enrico membuang pandangannya kearah jendela rumah sakit, yang terdapat taman, "Lo harus tau, didunia ini ada hal yang gak bisa dipaksakan, karena apapun yang awalnya dipaksakan akan buruk hasilnya."Ia kembali menatap El yang sudah mulai menitikan air mata, "Lo juga harus tau, cinta dan obsesi beda tipis.Gue rasa lo itu obsesi bukan cinta!"Sambungnya.

El menghela nafas gusar, "Why all people should said if me obsession not loving? gue capek terus-terusan sayang sama orang yang gak bisa sayang sama gue.Gue juga manusia, wajar kan kalo gue mencintai orang?!"

Ucapan El begitu, membuat Enrico teringat akan sosok Clara baginya, ia begitu kangen dengan gadisnya itu. "Udah ah, mending lo lanjut makan, biar nanti lo udah bisa pulang!"Lanjut El.

***
Setelah 2 hari Enrico tidak sekolah karena sakit, ia kemudian sudah di perbolekan pulang.
"Bang, kamu yakin mau sekolah?"Tanya Mika ragu, melihat kondisi Enrico.

Enrico mengangguk, "Iya Mah.Nathan udah mau kelas 12, bentar lagi penaikan kelas"

Mika menghela nafas gusar, "Tapi kmu gak boleh bawah motor, kamu diantar supir aja ya?"Tawar Mika

Enrico mengangguk patuh, "Iya mah,Nathan berangkat ya, Syalom!"

15 menit ia menempuh perjalanan untuk tiba disekolahnya, Saat di parkiran El sudah menunggu cowok itu. "Selamat Pagi Ric"Katanya tak lupa senyum manisnya.Rico hanya bergumam membalas sapaannya.

El membantu memapah Rico karena dirinya belum sepenuhnya pulih, "Udah ah , gue gakpapa"Kata Rico, tapi El tak menghiraukannya.

Tak sadar mereka berpapasan dengan Clara, Clara yang sedang menunduk mendongakan kepalanya menatap 2 insan di depannya. "K-koko?"Sapanya ragu

Enrico menatapnya tajam, dan menaikan sebelah alisnya,"kenapa?"jawabnya.

Clara kembali mendunduk, saat melihat tangan Enrico melingkari pinggang El posesif, "K-kamu dd-dua hari ini kemana?"

"Lo kan pacarnya, tapi gatau dia kemana, pacarnya sakit malah dibiarin.Untung ada gue yang selalu ada buat Rico"Ujar Elisabeth

Clara memberanikan diri menatap Enrico,"K-kamu s,sakit ko?"

"Gak usah sok peduli!"Ujar Enrico datar dan dingin, kemudian menarik tangan El untuk menjauh dari Clara.

Dada Clara bergemuruh hebat, rasanya ia ingin menangis.Tapi ia wanita yang tegar.
"Nangis wajar kali,kalo mau nangis silakan.Tapi liat tempat"Ujar seseorang dari belakngnya.Membuatnya menoleh dan mendapati Afriel.

Clara langsung dibawah pergi Afriel ke rooftop, dan membiarkan Clara menangis di dadanya.Afriel tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia hanya mengusap rambut Clara, tetapi hal tersebut makin membuat Clara terisak.
"Ne-zyaa kangen mamah papah bang!"Lirih Clara

Afriel menegakan badan Clara, dan mengusap airmata Clara, "Gimana, setelah pulang kita kemakam orangtua kamu?"

Mata Clara langsung berbinar, ia pun langsung mengangguk senang.
Afriel hanya tersenyum dan mengusap rambut Clara pelan, tanpa disadari ada seseorang yang menatap mereka dalam diam.

***
"Ra, ayo pulang.Udah sejam disini lho, dikit lagi kaya mau hujan udah mendung"Ajak Afriel

Tetapi sepertinya Clara lagi dan lagi enggan mengindahkan ajakan Afriel, ia malah menatap 2 makam berjejeran yang bertuliskan Diany Aldreyiana dan Ravindra Egipta.

Afriel hanya menghembuskan nafas kasar saat melihat Clara tak menghiraukan ucapannya, ia hanya takut Clara sakit karena Mama Afriel menyuruh Afriel menjaga Clara.

tes
Air hujan jatuh bersamaan dengan air mata Clara yang menangis terisak, "Mah!Pah! apa kalian gak mungkin bangun lagi?Rara kangen, kangen banget, Rara pengen nyusul kalian, Rara pengen bahagia sama ka--"

Sret

"Turunin Rara, turunin bang!"Pekik Clara sambil memukul Dada bidang Afriel karena Afriel dengan tiba-tiba mengangkat tubuhnya ala bridle style.

Afriel Berdecak, "Lo diem, udah gue ajakin pulang juga sebelom hujan, nah kan bener hujan.Kalo lo sakit gimana?! lo pikir orangtua lo bakal seneng liat lo gitu?! lo buktiin dong sama mereka kalo lo itu cewe kuat bukan cewe lemah!"Omel Afriel membuat Clara diam.

Afriel memasukan Clara di mobil samping kemudi, kemudian ia mengambil jaket yang ada di Jok belakang dan ia berikan kepada Clara, "Pake"

Clara menatap jaket itu, "Gak usah, lo aja bang, Nezya gak papa"

Afriel menaikan sebelah alisnya, "Gakpapa?lo liat deh Zya, wajah lo itu udah pucat banget, liat kuku-kuku lo udh memutih"Cibir Afriel.

Clara lagi dan lagi diam tak berkutik, kemudian mengambil jaket itu dan memakainya.

"Lah bang, ini kan bukan jalan kerumah Nezya"Ujar Nezya binggung.

"Emang bukan, gue mau ajakin lo makan dulu, soalnya kalo langsung pulang gue gak jamin lo bakal langsung makan, karena udah seminggu ini lo jarang makan, badan lo aja udah kurusan!"Celetuk Afriel.

"Nezya masih kenyang bang"Tolaknya, karena ia tak bernapsu makan.

"Makan atau?"

"Iya-iya Nezya mau makan"

Afriel hanya terkekeh geli.Kemudian mereka makan di Cafe bernuasa elegan itu.

Tbc
Vomment guysssss

Strong Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang