'Changmin' Part 3

Start from the beginning
                                        

.

.

Jam sudah menunjukkan makan siang. Changmin pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah cafe yang cukup sepi di pinggir jalan.

Ia mulai mengeluarkan ponselnya dan menelpon satu persatu daftar nama yang ia miliki.

Ia tidak percaya. Dari ke 20 nama tidak ada satu pun dari mereka orang yang ia cari.

Saat ia bertanya apakah mereka mengenal seseorang atau siapapun yang bernama Jung Changmin tidak ada yang menjawab tahu.

Sekarang ia harus kemana lagi? Kepalanya menjadi pusing dan kaku. Ia terlalu lelah mungkin.

Drrreett Drreettt Ponsel Changmin bergetar. Menunjukkan bahwa sang penelpon adalah sahabatnya-Cho Kyuhyun.

Tak ingin mengabaikan ia pun mengangkat panggilan itu.

"YaAKKK!!!! Neo Micheseo!! Pabboya. Aishh. Jika ingin pergi setidaknya beritahu kemana kau pergi eoh!!!" Maki Kyuhyun dari telepon.

"Mian." Ucap Changmin singkat. Tidak ingin menambah pening di kepalanya dengan keributan lain.

"Cepat Pulang!! Kami menantimu." Lanjut Kyuhyun dengan nada normal sudah tidak memaki.

"Arraseo." Ucap Changmin lirih, mematikan ponselnya dan segera pergi dari cafe itu.

Sebelum pergi Changmin pun membayar pesanannya di meja kasir.

"Tolong meja nomer 2." Ucap Changmin pada seorang ahjumma penjaga kasir.

"Totalnya 10.000 Won." Ucap sang ahjumma.

Changmin pun menyodorkan uang nya. Dan segera berlalu pergi meninggalkan cafe.

Diam-diam sang kasir memandangi kepergian Changmin. Hingga seorang pelayan menepuk pundak nya dan menyadarkan sang kasir dari lamunannya.

"Waeyo ahjumma? Apa yang kau pikirkan?" tanya si pelayan wanita muda.

"Anak itu terasa tidak asing?" jawab si ahjumma.

"Eoh? Mungkin ia mirip artis. Ku akui ia memang tampan." Si pelayan mulai ngelantur tersenyum sendiri.

"Mungkin saja." Ucap si Ahjumma masih berpikir keras.

.

.

Saat Sore Hari Changmin baru tiba di rumah.

Saat ia membuka pintu rumah. Yang ia dapati adalah pemandangan dua orang yang tengah berdiri di depan pintu, menantinya.

Sang eomma langsung menghambur memeluknya dan mulai menangis.

"Gomapta. Terimakasih karena eomma masih bisa melihatmu lagi. Hikss....hiks... jangan tinggalkan eomma sendiri. Jebal...hiks..Minie-ah." Ucap Ahra tak mampu memendam rasa haru dan sedih yang melingkupinya.

Kyuhyun hanya berdiri menatap pemandangan ibu dan anak yang sangat mengharukan menurutnya. Sesekali tatapan Kyuhyun dan Changmin saling bertemu. Kyuhyun menggelengkan kepalanya sedikit seolah berkata dalam diam, bahwa ia marah dan mengkhawatirkan Changmin. Matanya berair ingin menangis namun tertahan oleh egonya sebagai namja.

Tak berselang lama tiba-tiba tubuh Ahra mulai melemas dan pingsan dalam pelukan Changmin-anaknya.

"Eomma/Eomonim?" ucap Changmin dan Kyuhyun bersamaan.

Dengan sigap keduanya langsung membawa Ahra kedalam kamar dan membaringkannya di kasur untuk beristirahat.

"Eomonim sangat mengkhawatirkanmu. Jangan pernah melakukan hal ini lagi pada eomma mu sendiri." Ucap Kyuhyun pada Changmin yang masih duduk diam di tepi ranjang memandangi wajah bengkak dan mata sembab sang eomma.

Tanpa Changmin sadari tangannya mengelus pelan wajah sang eomma. Sudah lama ia tidak memandangi wajah sang eomma seperti ini. Dilihatnya keriput yang semakin nampak jelas di wajah cantik sang eomma. Ia merasa bersalah.

"Apapun yang terjadi diantara kalian. Bisakah kau membagi kesulitanmu padaku? Aku tidak ingin melihat siapapun terluka lebih dari ini lagi." Ucap Kyuhyun menatap Changmin serius.

Changmin pun berbalik dan memandang singkat Kyuhyun sebelum keluar dari kamar, dan meninggalkan sang eomma untuk beristirahat.


#Diluar rumah, di taman samping rumah.

"Jadi? Apa kau sudah siap bercerita?" tanya Kyuhyun pada Changmin yang berdiri tepat disampingnya. Mereka diam memandang langit yang mulai gelap.

"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kurasakan. Kau tahu appa ku sudah meninggal sejak aku masih kecil. Aku hanya memiliki eommaku seorang. Namun beberapa bulan lalu aku menemukan foto ini." Ucap Changmin menyodorkan foto yang ia miliki pada Kyuhyun. Kyuhyun yang melihat foto seorang laki-laki tengah menggendong sayang seorang bayi hanya bisa mengernyit bingung. Apa maksudnya ini? Ia tidak mengerti.

"Bayi di dalam foto itu adalah aku. Aku tidak mengenal orang itu. eomma juga tidak pernah menceritakan apapun tentangnya." lanjut Changmin.

"Mungkin ia pamanmu atau teman orang tua mu." Ucap Kyuhyun menebak.

"Aku tidak yakin, Kyu. Aku selalu merasa resah seolah ada sesuatu yang mengganjal dihatiku saat menatap foto itu." Cerita Changmin hampir tak kuasa mengungkap perasaanya.

"Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengabaikan eommamu sendiri untuk mencari tahu seseorang yang bahkan tidak kau kenal, hanya karena foto ini." Marah Kyuhyun tidak mampu memahami alasan Changmin.

"Mungkin saja eomma ku bukanlah eommaku yang sebenarnya." Ucap Changmin tanpa sadar.

"Yahh. Seharusnya kau menyayangi eommamu saat ini. Hanya karena sebuah foto dan tulisan di baliknya bukan berarti mengakhiri hubunganmu dengan eommamu. Berhentilah merajuk dan perhatikan eommamu. Jangan mengacuhkannya. Jadilah logis dan realistis Min!" ucap Kyuhyun panjang lebar, merasa semua ini tidak masuk akal. Hubungan orang tua dan anak tidak sesederhana itu untuk putus.

Tanpa mereka berdua sadari. Sedari tadi Ahra mendengar pembicaraan keduanya.

'Bagaimana ini? Ia tidak mampu menceritakan kebenarannya pada Changmin.' 'Yunho? Kumohon tolong aku.' Batin Ahra sedih.

.

.

To Be Continued

Aciat ciat ciat. Eeee keburu TBC aja.

Gimana nih Chapter ini? Ribet? Bingung? Bosenin? atau malah bikin penasaran dan seru?

Semoga Chapter depan Hime bisa buat cerita yang lebih seru nne.

Target Hime Chap depan bisa Klimaks #tapi mustahil karena masih bnyk hal-hal yg belum Hime ungkapin.

Chapter ini ada bau-bau spoiler lho..... Yoookkkk bagi yang bisa tebak silahkan tinggalkan jejak di Koment nne.

Don't Forget To Vote, Comment and Share This Story if U Enjoy it

See Ya Next Week

I'm Not The Only OneWhere stories live. Discover now