34:Happy ending.

2.5K 110 22
                                    

Disclaimair:
Naruto©Masashi kishimoto.

Setelah mendengar keputusan Temari,Kankuro benar-benar tersenyum senang dan bahagia lalu mengajak adiknya untuk pulang.

"Nii chan akan melindungimu jika tou chan menyakitimu lagi nii chan janji."

Setelah mengatakan hal itu mereka berdua pergi menemui ayah mereka yang telah menunggu dan menanti kehadiran mereka.

Beberapa menit melakukan perjalanan tak lama mereka sampai disebuah rumah besar yang bangunannya masih terlihat sama saat Temari dulu meninggalkannya sama sekali tidak ada perubahan.

"Ayo....."ucap Kankuro lembut dan menggenggam tangan Temari untuk masuk kedalam.

Temari benar-benar terlihat sangat gugup dan ketakutan karena jujur amarah dan kebencian ayahnya masih teringat jelas akan memorinya.

"Tenanglah tidak apa."ucap Kankuro saat merasakan tangan Temari begitu berkeringat dingin.

Pintu dibuka dan semua interior masih benar-benar terlihat sama Kankuro mengajaknya untuk  masuk kedalam dari arah tangga muncullah wajah Garaa yang terlihat senang akan kedatangan saudari kembarnya.

"Selamat datang,Temari nee."sambut Garaa dengan tersenyum senang dan memeluk Temari hangat.

"Dimana ayah?."tanya Kankuro dan masih menggenggam tangan adiknya.

"Aku tidak menyangkah nii chan dapat membawa Temari nee pulang padahal aku sudah membujukkanya setengah mati tapi ia tetap tidak mau pulang."kagum Garaa.

"Aku kan lebih pintar darimu."ucap Kankuro membanggakan dirinya sedangkan Garaa terlihat memutar bola matanya malas saat kakak sulungnya itu terlalu percaya diri dan itu berhasil membuat Temari tersenyum.

Jujur saja ia merindukan suasana pertengkaran kedua saudaranya dan merindukan suasana rumahnya.

"Baiklah ayo kita temui Tou chan agar keluarga kita lengkap seperti dulu lagi dan tou chan telah menunggu kita sedari tadi." ucap Garaa dengan terdenyum senang dan bahagia lalu mengajak kedua kakaknya kearah taman belakang.

Sampai ditaman belakang Temari melihat sosok ayahnya yang terlihat tidak mudah lagi namun baginya ayahnya masih terlihat sama menatap kearah langit dalam diamnya.

Temari menatap kedua saudaranya lalu mereka menganggukan kepalanya dan menyuruh Temari untuk menyapa ayahnya.

"Tou chan."panggil Temari pelan dan membuat punggung tegap itu menoleh kebelakang dengan tatapan terkejut dan mata yang memancarkan kerinduan.

"Temari chan,anakku."ayahnya terlihat menangis pelan dan dengan cepat menghampiri anaknya yang telah tumbuh dewasa dan cantik.

Ia mengusap lembut pipi Temari."Maafkan tou chan,maaf jangan pergi lagi,tou chan mencintaimu."

Temari juga menangis saat mendengar permintaan maaf ayahnya dan ia tidak sanggup melihat mata yang memancarkan kerinduan yang begitu dalam padanya."Maafkan Temari juga tou chan."

Dengan cepat ayahnya memeluknya begitu erat."Kau tidak salah,tou chan yang salah dan terlalu tenggelam dalam kesedihan padahal tou chan tahu itu bukanlah sebuah kesalahanmu maafkan tou chan."

Ayah Temari memeluk begitu erat dan terus menerus meminta maaf."Jangan pergi lagi tetap tinggal disini,tou chan mencintaimu mau kah kau memaafkan tou chan?."

Sabaku melepaskan pelukannya dan menatap wajah anaknya yang telah berlinang penuh airmata dan Temari mengangguk pelan."Tentu saja tou chan aku sudah memaafkanmu kau ayahku tidak mungkin aku dapat selalu marah untuk selamanya denganmu."

Jatuh Cinta Ke NerdWhere stories live. Discover now